Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberian makanan bergizi dan susu gratis di sekolah dan pesantren. Program ambisius ini dirancang untuk mengatasi tantangan besar seperti stunting, meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, dan mengoptimalkan hasil pembelajaran mereka, demi menciptakan generasi muda yang sehat dan produktif.
Pelaksanaan program ini dijadwalkan mulai tahun 2025, dengan alokasi anggaran tahap pertama sebesar 71 triliun rupiah. Skala program yang besar ini mencakup 70,5 juta penerima manfaat dari berbagai kelompok usia, mulai dari 22,3 juta balita, 7,7 juta anak Taman Kanak-Kanak (TK), 28 juta siswa Sekolah Dasar (SD), hingga 12,5 juta siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Fokus Utama: Mengatasi Stunting
Masalah stunting, atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, menjadi salah satu perhatian utama program ini. Stunting tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif yang dapat menghambat potensi masa depan mereka. Indonesia masih menghadapi tingkat stunting yang cukup signifikan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Melalui pemberian makanan bergizi dan susu gratis, pemerintah berupaya memberikan solusi komprehensif yang tidak hanya mencakup distribusi pangan, tetapi juga pendidikan masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, kebersihan, dan perilaku hidup sehat. Dengan langkah ini, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan.
Dampak Positif pada Pendidikan
Selain aspek kesehatan, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan asupan gizi cukup memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, lebih aktif secara fisik, dan mampu menyerap pelajaran dengan lebih optimal. Dengan memberikan akses makanan bergizi, pemerintah ingin memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan prestasi akademik siswa, tetapi juga mengurangi angka putus sekolah akibat masalah kesehatan atau kekurangan gizi. Dengan demikian, program ini menjadi bagian penting dalam menciptakan SDM berkualitas tinggi yang siap bersaing di era global.
Belajar dari Program Sebelumnya
Upaya pemberian makanan bergizi sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, pemerintah telah meluncurkan Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PM-TAS) pada tahun 1996 dan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS) yang berlangsung pada 2016--2019. Kedua program ini berhasil meningkatkan asupan gizi murid dan mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Namun, program terbaru ini mengadopsi pendekatan yang lebih modern dan komprehensif. Pemerintah melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, sekolah, pesantren, dan organisasi masyarakat, untuk memastikan distribusi makanan dan susu tepat sasaran. Selain itu, bahan pangan yang digunakan akan diambil dari petani dan peternak lokal, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat
Kesuksesan program ini juga bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah akan melakukan sosialisasi secara masif, terutama di daerah terpencil, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi dan kebersihan. Anak-anak tidak hanya diberikan makanan bergizi, tetapi juga diajarkan cara memilih makanan sehat dan menjaga kebersihan diri.
Menurut survei yang dilakukan Litbang Kompas pada Januari 2025, tingkat kepuasan masyarakat terhadap program makan bergizi dan susu gratis di sekolah dan pesantren ini mencapai 66,8 persen. Survei ini melibatkan 1.000 responden yang dipilih secara acak dari 38 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3,10 persen. Meski hasil ini menunjukkan dukungan yang cukup tinggi, ada ruang untuk penyempurnaan, terutama dalam distribusi dan pengawasan program.
Membangun Masa Depan Indonesia
Sebagai bagian dari visi besar menciptakan generasi emas Indonesia, program ini menegaskan bahwa investasi dalam kesehatan dan pendidikan adalah langkah strategis untuk membangun masa depan bangsa. Anak-anak yang sehat, cerdas, dan produktif akan menjadi aset terbesar Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Pemerintah mengajak seluruh masyarakat, termasuk pihak swasta, untuk bersama-sama mendukung program ini. Kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak diyakini dapat mempercepat terwujudnya tujuan besar ini: menciptakan Indonesia yang lebih sehat, kuat, dan maju.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementerian Kesehatan RI, serta data Litbang Kompas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H