Mohon tunggu...
Rizwari Yudha Bathila
Rizwari Yudha Bathila Mohon Tunggu... Administrasi - Staff Media Sosial

Saya sangat suka menulis dan membuat sebuah berita berkaitan dengan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Program MBG: Cerita Pemberdayaan Masyarakat dan Harapan Baru yang Menyentuh Hati

10 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 10 Januari 2025   12:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sore hari yang cukup hangat, tepatnya Rabu, 07 Januari 2025, pukul 16.30 WIB, suasana di kantor terasa sejuk dan ramai. Aktivitas para karyawan masih terlihat di berbagai sudut ruangan, dengan suara ketikan keyboard, dering telepon, dan obrolan ringan yang mengisi udara. Pendingin ruangan bekerja dengan optimal, menciptakan suasana nyaman di tengah kesibukan akhir hari kerja. Dari jendela besar di dekat meja kerja saya, langit sore mulai berubah warna, dari biru cerah menjadi oranye keemasan. Cahaya matahari yang perlahan memudar menciptakan bayangan panjang di lantai ruangan, memberikan kesan damai yang jarang saya rasakan di tengah hiruk-pikuk pekerjaan.

Sore itu terasa berbeda. Ada suasana tenang yang menyelusup di antara kesibukan kami, seolah memberikan ruang bagi pikiran untuk sejenak berhenti dari tekanan pekerjaan. Setelah menyelesaikan sejumlah tugas yang cukup menantang sepanjang hari, saya memutuskan untuk melaksanakan ibadah shalat ashar di mushola kantor. Mushola kecil itu terletak di sudut gedung, dengan suasana yang selalu menenangkan. Udara di dalamnya terasa sejuk, diiringi lantunan dzikir dari beberapa rekan yang lebih dulu datang. Saat saya sujud dalam shalat, saya merasa seperti menemukan kedamaian yang membebaskan pikiran dari beban pekerjaan.

Setelah selesai melaksanakan shalat, saya kembali ke meja kerja saya. Dalam perjalanan, saya sempat berhenti sejenak di depan jendela besar, menikmati pemandangan sore yang semakin indah. Langit oranye dihiasi awan tipis yang perlahan memudar. Pemandangan itu membuat saya merasa bersyukur, karena di tengah rutinitas yang padat, ada momen seperti ini yang bisa dinikmati.

Ketika saya sampai di meja kerja, gadget pribadi saya bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Saya segera mengambilnya dan melihat nama ibu saya muncul di layar. Dengan segera, saya mengangkat panggilan itu. Suara ibu terdengar hangat di ujung telepon, menanyakan kabar saya dan berbagi cerita tentang aktivitasnya di rumah. Percakapan kami tidak berlangsung lama, tetapi cukup untuk memberikan saya energi tambahan. Setelah mengakhiri panggilan dengan ucapan salam, saya duduk kembali dan memeriksa notifikasi di gadget saya.

Setelah memastikan tidak ada hal mendesak, saya membuka portal berita untuk membaca artikel-artikel terbaru. Aktivitas ini menjadi kebiasaan kecil saya setiap ada waktu senggang di sela pekerjaan. Saat menggulir layar, mata saya tertuju pada sebuah judul yang menarik: "Warga Semarang Senang Terlibat di Dapur Makan Bergizi Gratis: Ini Membuka Lapangan Pekerjaan."

Artikel itu membahas program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Program ini tidak hanya menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak dan masyarakat kurang mampu, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal. Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Semarang, Amelia Widya Putri, berbagi cerita tentang pengalamannya terlibat dalam program ini.

"Ini membuka lapangan pekerjaan, karena merekrut tetangga-tetangga di sekitar yang ada dekat unit pelayanan, untuk dipekerjakan di sini," ujar Amelia kepada wartawan. Pernyataannya mencerminkan betapa program ini tidak hanya membantu penerima manfaat secara langsung, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjadi bagian dari perubahan positif.

Amelia menjelaskan bahwa manfaat program ini sangat besar. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia, program ini menjadi sumber pendapatan baru bagi banyak keluarga. "Nilai manfaatnya sangat besar. Mereka yang awalnya tidak bekerja, jadi tiba-tiba bekerja karena ada program ini. Mereka semua bisa bekerja, menghasilkan uang yang cukup untuk keluarga," tambahnya.

Lebih lanjut, Amelia menjelaskan bahwa program ini juga mendukung pelaku UMKM lokal serta petani dan peternak di sekitar Semarang. Pasokan bahan baku makanan bergizi diambil langsung dari mereka, menciptakan siklus ekonomi lokal yang saling menguntungkan. "Kami bekerja sama dengan UMKM sekitar, petani, dan peternak. Jadi, dari hasil yang mereka produksi, itu juga bakalan punya feedback buat kami. Kami langsung mengambil dari mereka, dan harganya jauh lebih murah," jelasnya.

Di bagian akhir artikel, Amelia menyampaikan harapannya agar program ini bisa terus berkembang dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat. "Harapannya program ini semoga terus berlanjut dan makin meluas, karena saat ini masih terbatas penerimanya. Semoga semua siswa dan anak-anak di Indonesia merasakan manfaat dari program ini. Harapannya, ini bisa membantu kita menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun