"Program MBG adalah wujud investasi pada sumber daya manusia serta generasi masa depan yang kompetitif dan produktif untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Program ini juga memiliki misi pemerataan ekonomi dan sosial," tambahnya.
Dalam artikel tersebut, saya membaca bahwa pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi penggerak utama ini telah mengoperasikan 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi termasuk Aceh, Bali, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku, hingga Papua Selatan.
Setiap dapur ini ditargetkan melayani 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat setiap hari, termasuk anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pemerintah menargetkan 937 dapur akan beroperasi penuh pada akhir Januari 2025, dengan tujuan melayani 3 juta penerima manfaat, dan angka ini akan terus meningkat hingga program mencapai seluruh Indonesia pada 2029.
Budisatrio juga menyoroti pentingnya efek domino yang dihasilkan oleh program ini. Dengan melibatkan pelaku usaha lokal, seperti petani, nelayan, dan pedagang kecil, MBG turut menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. "Program ini tidak hanya membantu mengatasi stunting tetapi juga membuka akses pemerataan ekonomi dan meningkatkan ketahanan pangan. Kami yakin, dengan dukungan seluruh pihak, program ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas," papar Budisatrio.
Ketika pesanan makan siang saya tiba, saya mulai menikmati hidangan dengan pikiran yang masih sibuk merenungkan apa yang saya baca. Program seperti MBG ini benar-benar memberikan harapan bagi masa depan bangsa. Saya teringat masa kecil saya dimana mendapatkan makanan bergizi adalah tantangan bagi banyak keluarga di daerah saya. Sebagai seorang yang bekerja di dunia korporasi, saya menyadari betapa pentingnya gizi yang baik bagi produktivitas seseorang. Apalagi untuk anak-anak, gizi yang baik bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga pondasi untuk kecerdasan dan masa depan mereka.Â
Program ini, menurut saya, adalah sebuah langkah besar untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan agar dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif.
Langit yang cerah setelah hujan terasa seperti metafora sempurna untuk menggambarkan harapan baru yang dibawa oleh program ini. Sama seperti hujan yang menyegarkan bumi dan membuat tanaman tumbuh subur, MBG adalah upaya untuk menyegarkan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan gizi yang mendasar.
Ketika saya menyelesaikan makan siang saya, hati saya terasa hangat dengan optimisme. Program seperti MBG menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang konkret dan nyata. Saya yakin, jika program ini berhasil dijalankan dengan baik, akan memperbaiki kesenjangan dan menciptakan peluang yang lebih baik bagi masyarakat serta dampaknya akan terasa hingga generasi berikutnya.
Saya merasa bersyukur dapat hidup di masa di mana perhatian terhadap kualitas gizi mulai mendapatkan tempat yang serius dalam kebijakan pemerintah. Sebagai warga negara, saya juga merasa terdorong untuk memberikan kontribusi, sekecil apapun itu, demi mendukung program-program seperti ini.
Sambil membayar makanan dan melangkah keluar dari warung, saya memandang langit biru yang cerah. Dalam hati, saya berharap agar program MBG seperti ini terus mendapatkan dukungan dan pengawalan, sehingga benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H