Mohon tunggu...
Rizwari Yudha Bathila
Rizwari Yudha Bathila Mohon Tunggu... Administrasi - Staff Media Sosial

Saya sangat suka menulis dan membuat sebuah berita berkaitan dengan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketahanan Pangan: Investasi untuk Generasi Sehat dan Cerdas di Masa Depan

7 Januari 2025   14:48 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, Selasa, 07 Januari 2025, suasana mendung menyelimuti kota. Sekitar pukul 08.30 WIB, rintik hujan mulai turun, mengawali hari dengan ketenangan dan kesejukan yang khas. Perlahan tapi pasti, rintik-rintik tersebut berubah menjadi hujan deras yang mengguyur lingkungan sekitar rumah saya. Saya memandang ke luar jendela rumah melalui kaca besar di ruang tamu, menyaksikan butiran air hujan yang jatuh dari langit kelabu dan membasahi jalanan, dedaunan, dan atap rumah-rumah di sekitar.

Hujan deras ini mengingatkan saya pada banyak hal serta momen-momen kecil dalam hidup, rutinitas sehari-hari, hingga keindahan alam yang sering kali kita abaikan. Usai melaksanakan ibadah shalat dhuha, saya sempat duduk sejenak di ruang tamu, menikmati suasana pagi yang dingin sambil mempersiapkan mental untuk menghadapi aktivitas hari itu.

Namun, waktu terus berjalan, dan saya segera menyadari bahwa saya harus bergegas. Saya mulai bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dengan cermat, saya memilih pakaian yang sesuai untuk hari yang basah ini, memastikan semuanya rapi, dan tak lupa membawa payung besar yang menjadi pelindung utama saya di tengah hujan deras. Setelah merasa siap, saya melangkah keluar rumah, sambil berpamitan ke ibu saya untuk berangkat kerja, dan setelah itu saya berjalan menuju halte bus pengumpan Transjakarta yang terletak tak jauh dari rumah saya.

Langkah saya terasa ringan meskipun hujan deras masih mengguyur. Payung besar yang saya bawa cukup untuk melindungi saya dari basah kuyup, meskipun angin sesekali membuat percikan air mengenai kaki saya. Sesampainya di halte, saya bergabung dengan beberapa orang lainnya yang juga menunggu bus. Semua orang tampak sibuk dengan pikiran masing-masing, sebagian besar menggunakan ponsel untuk mengisi waktu sambil menunggu bus datang.

Setelah sekitar 15 menit, bus pengumpan Transjakarta akhirnya tiba. Saya melangkah masuk dengan hati-hati, mengetap kartu Tapcash saya pada alat pembayaran Tap On Bus (TOB) yang terpasang di dekat pintu masuk. Setelah menyelesaikan pembayaran, saya berjalan ke tengah bus, mencari tempat duduk yang nyaman untuk perjalanan ke tempat kerja.

Begitu saya duduk, saya membuka resleting jaket untuk mengambil gadget pribadi saya dari saku bagian dalam yang terletak di dada sebelah kiri. Rutinitas pagi saya di dalam bus biasanya dihabiskan dengan membaca berita atau artikel terbaru. Dengan antusias, saya mulai menjelajahi portal berita favorit saya, mencari informasi terkini yang menarik perhatian.

Tidak butuh waktu lama sebelum saya menemukan sebuah artikel yang langsung menarik minat saya. Judulnya adalah "Legislator Gerindra dan Wakil Mentan Bahas Ketahanan Pangan serta Program Makan Bergizi Gratis." Artikel ini membahas kunjungan kerja anggota DPR RI Fraksi Gerindra bersama Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam kunjungannya tersebut, mereka bertemu dengan 100 petani milenial untuk mendiskusikan isu strategis terkait ketahanan pangan nasional dan program makan siang bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. Isu-isu ini memiliki relevansi yang sangat besar bagi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan ketimpangan akses pangan di berbagai wilayah.

Artikel berita tersebut mencatat bagaimana Sumail Abdullah, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi utama bagi kesejahteraan masyarakat. "Ketahanan pangan adalah pilar utama ekonomi nasional. Kami mendukung penuh langkah pemerintah untuk memperkuat sektor pertanian demi mewujudkan kedaulatan pangan," ujar Sumail Abdullah dalam pertemuan tersebut.

Wamentan Sudaryono juga berbicara tentang pentingnya kolaborasi lintas sektoral antara kementerian, pemerintah daerah, legislatif, swasta, dan masyarakat untuk mendukung program strategis ini. Ia menyatakan bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan bahan pangan, tetapi juga pada distribusi yang merata dan akses masyarakat terhadap makanan bergizi. 

Topik utama dalam diskusi tersebut adalah program makan siang bergizi gratis bagi anak-anak sekolah. Program ini dirancang untuk memberikan asupan nutrisi yang memadai, khususnya terutama bagi siswa di daerah-daerah yang rawan kekurangan gizi. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan generasi muda Indonesia.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki status gizi anak-anak, tetapi juga untuk mendorong keberlanjutan sektor pertanian melalui kerja sama dengan petani lokal. Makanan yang disajikan dalam program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak, dengan menu yang terdiri dari nasi, protein hewani seperti daging atau ikan, sayuran segar, buah-buahan, dan susu.

Sumail Abdullah menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dalam implementasi program ini. "Kami akan terus mengawal kebijakan ini agar berjalan sesuai harapan masyarakat. Program ini adalah investasi untuk masa depan bangsa, dan kami optimis hasilnya akan terlihat dalam jangka panjang," papar Abdullah.

Wamentan Sudaryono menutup pembahasan dengan mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menyukseskan program ini. "Kita minta semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat, turut mendukung program makan bergizi ini. Ini adalah upaya mulia yang harus kita jaga bersama," tuturnya.

Artikel berita tersebut membuat saya merenung tentang pentingnya ketahanan pangan bagi masa depan bangsa. Program seperti makan siang bergizi gratis bukan hanya sekedar memberikan makanan, tetapi juga memberikan harapan dan kesempatan bagi generasi muda untuk tumbuh sehat dan cerdas.

Setelah membaca artikel tersebut, saya menutup aplikasi berita dan termenung sejenak. Pikiran saya dipenuhi dengan rasa kagum terhadap inisiatif ini. Program makan siang bergizi gratis bukan hanya sekedar memberikan makanan kepada anak-anak, tetapi juga sebuah upaya untuk membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.

Saya memandang keluar jendela bus, melihat hujan yang masih turun dengan derasnya. Di tengah dinginnya pagi itu, saya merasa hangat oleh pemikiran bahwa masih banyak pihak yang peduli terhadap masa depan bangsa ini. Ketahanan pangan dan kualitas gizi adalah isu yang seringkali terabaikan, namun keduanya sangat penting untuk memastikan kemajuan Indonesia di masa depan.

Langit yang mendung pagi itu tidak lagi terasa kelabu di hati saya. Sebaliknya, saya merasa optimis bahwa masa depan Indonesia bisa lebih cerah dengan adanya program-program seperti ini. Saya merenung bahwa setiap individu, termasuk saya, memiliki peran kecil yang dapat dilakukan untuk mendukung upaya besar ini, baik melalui kontribusi langsung maupun melalui tindakan sederhana seperti menyebarkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan.

Pagi itu, perjalanan menuju tempat kerja bukan hanya tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga sebuah perjalanan refleksi. Di tengah rintik hujan dan dinginnya udara, saya merasa terinspirasi oleh upaya pemerintah dan pihak terkait dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Saya merasa terinspirasi untuk mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini, baik melalui tindakan kecil maupun kontribusi nyata di lingkungan sekitar saya.

Pagi itu, di tengah hujan dan perjalanan menuju tempat kerja, saya merasa optimis. Meskipun langit mendung, artikel yang saya baca memberikan secercah harapan bahwa masa depan Indonesia bisa lebih cerah, terutama bagi generasi mudanya. Dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, saya yakin program makan bergizi gratis ini akan membawa perubahan positif yang signifikan bagi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun