Mohon tunggu...
Zacky Prayudha
Zacky Prayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Mahasiswa aktif jurusan Komunikasi Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembentukan Karakter Siswa SMA Negeri 108 Jakarta Melalui Pembiasaan Ibadah Pagi

27 Maret 2022   15:38 Diperbarui: 27 Maret 2022   16:02 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMAN 108 Jakarta/dokpri

SMA Negeri 108 Jakarta membentuk karakter siswanya melalui pembiasaan ibadah sebelum pelajaran dimulai. Pembentukan karakter yang ingin dicapai oleh SMA tersebut adalah karakter religius dan patuh pada agama. Kegiatan ini dilakukan setiap hari senin sampai jumat pukul 06.45 hingga pukul 07.00. Siswa beragama Muslim membaca Alquran sedangkan siswa yang beragama Kristen ibadah pagi di perpustakaan.

Selain membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, kegiatan ini juga salah satu upaya untuk memastikan bahwa siswa siap belajar. Sebelum jam pelajaran dimulai, biasanya siswa mengantuk. Namun dengan adanya kegiatan ibadah bersama, siswa diibaratkan pemanasan dan melatih fokus dengan membaca Alquran untuk siswa beragama Muslim dan Alkitab untuk siswa beragama Kristen.

Pada peraturan Kemendikbud, tidak ada di dalam kurikulum untuk kegiatan ibadah "Kegiatan ibadah pagi tidak ada di dalam kurikulum resmi Kemendikbud. Namun, kegiatan ini masih berkaitan dengan pelajaran agama dan pelajaran agama masuk ke dalam kurikulum resmi. Jadi pengamalan pelajaran agama" kata Saefudin Jaza sebagai guru Agama Islam SMAN 108 Jakarta.

Bagi yang beragama muslim, setiap harinya ada perwakilan kelas yang ditunjuk oleh guru agama untuk memimpin ibadah. Jika perwakilan kelas tidak hadir, biasanya langsung dipandu oleh anggota ekstrakurikuler Rohani Islam. Bahkan guru-guru pun juga sering memandu jalannya ibadah.

Sedangkan siswa yang beragama Kristen melakukan ibadah di perpustakaan. Kegiatannya hampir sama dengan siswa beragama muslim, namun dalam hal ini dipandu langsung oleh guru agama Kristen. Biasanya siswa diminta untuk membaca ayat secara bergantian, doa, setelah itu ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kegiatan ibadah pagi ini sudah mulai diterapkan sejak tahun 2005. Pada awalnya, kegiatan ini hanya dilakukan satu minggu sekali saja. Melihat output dan tanggapan positif dari siswa, maka para guru sepakat dalam rapat untuk menjadikan kegiatan ibadah ini menjadi kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari.

"SMAN 108 ini memang belum unggul dalam bidang akademik dari SMA Negeri lainnya. Namun di sisi lain bisa dimaksimalkan seperti kekeluargaan supaya anak-anak memiliki karakter yang baik dan akhlakul kharimah" Tutur Saefudin Jaza.

Program Tahfidz

Saat ini SMAN 108 Jakarta memiliki program tahfidz Alquran untuk siswa beragama muslim. Program ini membimbing siswa untuk menghafal Alquran setidaknya Juz 30. Biasanya program ini dilakukan satu sampai dua kali dalam satu minggu di masjid SMAN 108 Jakarta.

Program ini dibimbing langsung Saefudin Jaza selaku guru agama islam. Hal ini bertujuan agar pelafalan ayat yang dibaca oleh siswa tidak salah dan sesuai dengan kaidah-kaidahnya. Selain itu, siswa dapat lebih mudah untuk menghafal karena diberikan saran langsung oleh beliau.

Khairul Fhadli, Alumni SMAN 108 Jakarta/dokpri
Khairul Fhadli, Alumni SMAN 108 Jakarta/dokpri

Khairul Fhadli sebagai alumni SMAN 108 Jakarta yang mendapatkan banyak manfaat dari program tahfidz, "Saya daftar program tahfidz itu dari kelas dua SMA, setiap hari menghafal dan kadang nyetor hafalan ke guru Agama. Alhamdulillah setelah lulus saya sudah menghafal Juz 30" tutur Fhadli.

Sampai saat ini, Khairul Fhadli masih mengamalkan ilmu dan pelajaran yang ia dapatkan dari program tahfidz. Sebelum ia belajar, ia selalu membaca Alquran untuk membuatnya lebih fokus.

Covid-19 Tidak Menjadi Hambatan

Dokpri
Dokpri

Pandemi covid-19 mengharuskan semuanya serba online, salah satunya pendidikan. Semua siswa maupun guru melakukan proses belajar mengajar dari rumahnya masing-masing. Hal ini membuat sebuah perubahan baru di mana semua harus mampu beradaptasi.

Meskipun online, kegiatan ibadah maupun program tahfidz tetap bisa dilakukan. "Kalo online gini, biasanya bapak membuatkan video lalu di upload ke youtube sehingga siswa bisa menonton dari sana" ucap Saefudin Jaza.

Saefudin Jaza menjelaskan hambatan dari kegiatan ibadah melalui youtube. Ia mendapatkan kritikan dari siswa karena jika melalui youtube akan menguras kuota mereka. Meskipun kelebihannya adalah siswa dapat melihat gerak bibir yang benar dalam membaca Alquran dan siswa tidak perlu menyiapkan Alquran karena sudah ditampilkan di youtube-nya.

Namun metode ini justru memiliki banyak kelemahan. Siswa bisa saja tidak mendengarkan voice note yang diberikan Saefudin Jaza. Siswa juga tidak bisa melihat bagaimana pengucapan sebuah ayat agar benar. Hal ini disampaikan Saefudin Jaza ketika wawancara berlangsung.

Meskipun begitu, kegiatan ibadah di SMAN 108 Jakarta tetap berjalan dengan baik. Output yang diberikan dari pembiasaan ibadah ini sangatlah positif, siswa masih antusias untuk mendapatkan bimbingan menghafal Alquran. Dan dari kegiatan ibadah ini, banyak lulusan SMAN 108 Jakarta yang sudah menghafal juz 30 sesuai harapan sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun