Ndari begitu dia akrab disapa duduk di beranda rumahnya di sebuah desa kecil Sabrang, Bantul, Jogjakarta. Langgam Jawa nan merdu dia lantunkan sore itu, Â sementara jemarinya sibuk memilah Mallika, si kedele hitam mungil.
Perempuan bernama lengkap Prastiwi Wulandari itu tak sedikitpun terlihat lelah. Padahal dia baru saja memberi pelatihan penulisan kepada sejumlah perempuan petani kedelai hitam lainnya di wilayah Bantul, yang tergabung dalam kelompok Ibu Sortasi petani kedelai hitam Jogjakarta. Kegiatan terus dilanjutkan  memilah biji kedele hitam Mallika yang jumlahnya bisa puluhan kilo dalam sehari. kegiatan memilah kedelai hitam atau sortasi ini merupakan kegiatan utama ibu-ibu petani kedelai hitam binaan Yayasan Unilever Indonesia (YUI), PT Unilever Indonesia,Tbk yang ikut membantu dalam pemilihan biji kedelai Mallika berkualitas sebagai bahan baku produksi kecap Bango.
Mbak Ndari, begitu dia akrab disapa, merupakan salah satu perempuan binaan di 9 wilayah tanam kedelai hitam di pulau Jawa. Tugasnya adalah menjadi penggerak Ibu-Ibu petani untuk ikut aktif membantu serta berperan penting dalam mendukung para petani utama yang mayoritas kaum pria serta menciptakan kegiatan yang memiiki nilai tambah bagi keluarga.
Kegiatan Ibu sortasi yang dibina dalam program Women Empowerment Yayasan Unilever Indonesia ini tidak hanya sebatas membantu memilah biji kedele Mallika terbaik, tetapi juga ikut dalam berbagai kegiatan seperti capacity building, motivational training, pelatihan kelembagaan, dan kegiatan lainnya seperti berkesenian dan pengenalan teknologi.
Dalam kurun waktu satu dekade  Yayasan Unilever Indonesia telah berhasil membina sebanyak 3000 lebih perempuan petani kedelai hitam di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jogjakarta. Pembinaan petani perempuan ini juga melibatkan NGO lokal seperti Persada di Jogjakarta, Spektra di Jawa Timur, dan ASPPUK sebagai pembina kelembagaan keuangan di wilayah Jawa Timur.
Lewat kolaborasi bersama inilah, Yayasan Unilever Indonesia percaya bahwa peran Ibu-ibu petani kedelai hitam akan menjadi lebih strategis dan memiliki nilai tambah yang lebih baik dari hanya sekedar menjadi seorang  petani. Kendati memiliki tantangan dalam perjalanannya, Yayasan Unilever Indonesia melihat program  pengembangan wanita petani kedelai hitam dan petani komoditas lainnya dapat menciptakan perempuan petani yang mampu berbicara banyak di berbagai aktifitas dan acara baik nasional dan dunia.
Membina perempuan petani kedelai hitam tidak hanya sekedar aktifitas pembinaan yang "hands-on" tetapi pembinaan ini membutuhkan pendekatan holistik serta pemahaman menyeluruh terhadap posisi, peranan serta budaya para ibu-ibu petani. Menyelami karakter mereke yang mayoritas tertutup, tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi serta pemikiran kedaerahan yang terkesan tidak luwes dalam menerima perubahan dan arahan merupakan bagian cerita unik dalam membentuk kelompok Ibu Sortasi ini.
Namun, komitmen tinggi serta dedikasi tiada henti untuk berkontribusi bagi negeri menjadi pegangan Yayasan Unilever dalam bergerak. Motivasi untuk mampu mendidik wanita tangguh yang mampu berperan lebih tidak hanya sebagai pendamping suami di ladang kedelai merupakan tujuan utama dalam program ini.
kini, setelah satu dekade berlalu, program perempuan Ibu Sortasi petani kedelai hitam ini berhasil membina petani perempuan yang lebih terbuka, yang mau berubah dan maju, serta perempuan yang aktif dan kreatif dalam membangun keluarga, lingkungan serta berkontribusi bagi orang lain.
Cerita Ibu Sortasi lewat mbak Ndari merupakan sedikit cerita dari sekian panjangnya perjalanan sebuah komitmen pembinaan yang tiada henti. Mbak ndari kini telah menikmati hasil pembinaan panjang itu. Dirinya menjelma menjadi perempuan tangguh, perempuan luar biasa yang berkemampuan dan perempuan aktif yang terus menjadi perpanjangan tangan Yayasan Unilever dalam membina petani perempuan lainnya yang masih belum "melek".
Dalam corat marit  kehidupan negara kita di era persaingan bebas ini, kita seolah dibawah kedalam oase baru. Oase dimana Indonesia masih memiliki masa depan dan pengharapan khususnya bagi petani perempuan kita. Siapa tahu lewat para perempuan tangguh dan perannya  ketahanan pangan kedelai kita yang masih mati suri kembali bisa di usung.