Jadi jangan pernah diabaikan penggunaan sendok takar. Sebaiknya disimpan sendok takar yang lebih karena tidak semua obat sirup ada sendok takar, khususnya obat dari fasilitas kesehatan pedesaan.
2. Jangan Abaikan Label "Kocok Dahulu"
Label "kocok dahulu" pada obat sirup biasanya bentuk obat suspensi artinya bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat halus dan tidak larut. Jika Ketika melihat botol sirup akan tampak gumpalan yang mengendap di dasar botol.
Label "kocok dahulu" tak jarang disalahartikan oleh pasien. Sebelum membuka tutup botol sebaiknya dikocok terlebih dahulu kemudian baru diminum sesuai dosis.
Ada beberapa kasus saya jumpai, karena saking lupanya mengocok obat sebelumnya dan obat sudah terlanjur diminum akhirnya pasien tersebut lompat-lompat. Maksud pasien lompat-lompat karena ia ingin mengocok obatnya di dalam perut. Wah, itu tidak ada gunanya. Jadi, baca aturan minum obat dahulu yaa.
3. Jangan Pernah Membuka Kapsul Obat
Tidak hanya anak-anak yang kesulitan minum obat kapsul, orang dewasapun ada walau tidak banyak. Caranya dengan membuka kapsul, kemudian serbuknya (obat dalam kapsul) dilarutkan air lalu meminumnya. Cara ini juga tidak benar dan tentunya berpengaruh efek obat yang tidak bekerja.
Kapsul (capsule) adalan sediaan obat padat atau cair di dalam cangkang baik keras maupun lunak. Obat dalam bentuk kapsul tujuannya agar mudah larut di dalam pencernaan dan diabsorbsi oleh usus. Selain itu keuntungan kapsul yaitu mudah ditelan, menutupi bau dan rasa tidak enak.
4. Jangan Asal Gerus Obat
Karena anak kesulitan menelan obat biasanya para orang tua menggerus pil/tablet obat dengan sendok lalu dilarutkan air. Tapi perlu diketahui tidak semua obat bisa digerus. Yang bisa digerus adalah obat kaplet dan tablet kecuali kaplet salut selaput.