Saya sering menjumpai kelirunya para orang tua dalam hal pemberian dosis obat anak. Baik obat dari resep dokter, bidan maupun beli sendiri di apotek.
Setiap obat memiliki perbedaan bentuk dan mekanisme obat yang dimetabolisme oleh tubuh. Untuk itu perlu adanya edukasi kuat antara pasien dan tenaga medis. Lalu, bagaimana dengan para orang tua yang membeli obat sendiri ke apotek?
Walaupun para orang tua sudah dijelaskan mengenai pemberian obat sirup, namun mereka juga pernah keliru dalam pemberian dosis obat, mungkin karena kelupaan dan kelihatan sepele.
Sebenarnya dosis obat tergantung dari berat badan dan usia pasien. Tidak semua obat cara minumnya sama. Semua sudah di-setting bentuk obatnya agar mudah dimetabolisme oleh tubuh dan bekerja sesuai fungsi obat tersebut.Â
Sebab, ini tak kalah pentingnya: salah cara pemberian obat akan memengaruhi efek obat itu sendiri walaupun tidak membahayakan.
1. Penggunaan Sendok Sirup
Ada beberapa obat sirup tanpa adanya sendok takar dalam kotak. Biasanya oara orang tua akan membaca dosis obat pada label obat sirup, dimana tertera aturan dosis satu sendok takar.
Tidak hanya itu, biasanya obat sirup di puskesmas pedesaan menyediakan sirup tanpa sendok takar, sehingga mereka menggunakan takaran sendok teh atau sendok makan dari dapur.
Satu sendok takar ukurannya 5ml tidak sama dengan ukuran satu sendok teh. Satu cup takaran obat ukurannya 15ml dan tidak sama dengan ukuran satu sendok makan.
Untuk dosis obat sendok, maka tuangkan obat tepat pada garis tengah dan biasanya ada angka 2,5ml. dosis obat yang sendok, tuangkan obat pada garis paling bawah dengan angka 1,25ml.