"Gue lagi butuh, pinjam duitmu donk.."
"Eh bayarin dulu donk, ntar gue ganti"
Kedua kata ini sudah lumbrah digunakan pada kondisi yang mendesak atau bisa juga tak mendesak. Masa krisis pandemi ini malah meningkat masalah hutang-piutang.
Ada berbagai penyebab orang akan berhutang ke kita. Dimulai dari masalah tagihan, kesehatan, keluarga, kecelakaan, kebutuhan rumah tangga, atau memang orang tersebut memiliki kepuasan jika untuk memenuhi kebutuhannya dengan "pinjam duit" (menjadi sebuah kebiasaan).
Namanya musibah, namanya kekurangan atau untuk memenuhi kebutuhan akan berakhir dengan pinjam uang. Era digitalisasi, pinjam uangpun bisa dipermudah dengan kredit online, atau menggadaikan barang berhargamu. Namun kebanyakan orang pinjam uang ke orang terdekatnya karena tidak terlalu ribet administrasi dan tidak dikenai bunga pinjaman.
Sebenarnya kita bisa memprediksi apakah orang tersebut bakal bisa kembaliin uang kita atau tidak. Ingat ini prediksi lho, sesuai buku yang saya baca dan beberapa pengalaman dari teman-teman.
Ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan jika kamu mau pinjamkan uang ke kerabatmu, tetangga, keluarga, atau kawan bisnismu:
1. Sadari dulu kondisi finansialmu
Sebelum kamu pinjamkan uangmu ke kerabat atau keluargamu, cek dulu kondisi keuanganmu. Mulai dari uang sakumu sebulan, tabunganmu, dan dana daruratmu. Jika belum mencukupi kebutuhan untuk bulan berikutnya, mungkin kamu pertimbangkan lagi buat pinjamkan uangmu.
2. Kenali dulu karakter, gaya hidup dan kondisi finansialnya
Perlu diketahui ada beberapa orang yang sesungguhnya dari finansial dia mampu, bisa traveling, beli barang branded, namun dia memiliki kebiasaan pinjam uang untuk memenuhinya tanpa melihat kondisi finansialnya.
Lihat gaya hidupnya, kebiasaan dia dalam mengatur keuangannya, dan apakah orang ini bisa dipercaya atau tidak. Tidak hanya itu, kebiasaan dia makan di warung atau caf dan dia selalu bilang "bayarin dulu donk, ntar gue ganti" Hemm, lebih baik jangan keseringan ngajak dia keluar makan atau nge-mall, bakal mengancam dompetmu.
3. Jumlah uang yang mau dipinjam dan jaminannya
emakin besar uang yang kamu pinjamkan semakin besar pula risikonya. Kalau pinjam uang dalam jumlah besar mungkin kamu bisa pertimbangkan untuk meminta jaminan baik bentu emas, sertifikat tanah, BPKB, atau barang berharga lainnya.
Perlu diingat, cek juga keaslian jaminannya dan kepemilikan yang jelas. Ingat jangan tergiur dengan  janji manis atau hubungan yang begitu dekat (hubungan teman baik atau keluarga), jaminan itu penting.
4. Alasan pinjam uang
Jika alasannya hanya untuk membeli kebutuhan gaya hidupnya seperti pakaian, barang branded, traveling, menjelajah kuliner, coba kamu pikir-pikir lagi deh untuk meminjamkan uangmu. Namun, seandainya alasan karena ada musibah atau bencana kamu bisa membantunya sesuai dengan kemampuan keuanganmu.
Aturlah keuanganmu secara bijak. Dan perlu diingat ada kalanya kita membantu teman atau keluarga, bantulah sesuai kemampuanmu. Yang namanya membantu tentu tidak sangat berharap uang akan dikembalikan secara utuh ataupun mengharapkan bunga pinjaman yang besar.
Jika kamu belum mampu meminjamkan uang ke temanmu, kamu bisa bicara dengan baik dan sopan, memberi alasan yang bijak, dan mungkin kamu bisa bantu dia dengan cara lain. Hubunganmu tetap terjaga dan finansialmu juga aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H