Mohon tunggu...
dr. Ayu Deni Pramita
dr. Ayu Deni Pramita Mohon Tunggu... Dokter - Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Seorang dokter sederhana berasal dari Bali yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nuansa New Normal, Sektor Industri dan Investasi Berpeluang dalam Stabilitas Ekonomi

10 Juni 2020   09:54 Diperbarui: 10 Juni 2020   09:51 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Corona yang belum mereda, sangat berdampak terhadap perekonomian di Indonesia. Sejak akhir Maret 2020, pemerintah membatasi pergerakan masyarakat melalui aturan social distancing, mewajibkan stay and work from home, sehingga berbagai sektor ekonomi mengalami kontraksi. 

Seperti, menurunnya investasi, melemahnya industri pariwisata, penurunan angka perdagangan /ekspor-impor, lesunya daya beli masyarakat, ribuan perusahaan tumbang, dan jutaan orang di-PHK. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tertekan diangka 2,97 % di kuartal I tahun 2020, angka ini jauh lebih kecil dibandingkan kuartal IV sebelumnya yang mencapai 4,97%.

Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19, namun angka pasien positif Covid-19 semakin meningkat per tanggal 10 Juni 2020 mencapai 33.076 kasus. Pemerintah tidak bisa hanya fokus untuk memutuskan rantai Covid-19 sebab akan menurunkan aktifitas produksi dan ekonomi. 

Sehingga pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan otoritas keuangan dalam rangka memperkuat stabilitas sistem keuangan (SKK) melalui relaksasi kebijakan makroprudensial. Kebijakan makroprudensial yang dimaksud adalah kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mencegah dan mengurangi risiko sistemik.

Konsep new normal yang ditekankan World Health Organization (WHO) akan diterapkan di Indonesia. Presiden Joko Widodo menegaskan agar kita berdamai dan hidup berdampingan dengan Corona selama belum ditemukan vaksinnya. Saat ini pemerintah mulai bertahap untuk mengembalikan aktifitas kerja dengan standar kenormalan yang baru.

“Adanya new normal ini membuka peluang lebih besar meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar di Indonesia. Yang memungkinkan adalah intervensi pemerintah melalui Bank Indonesia”, kata peniliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan di Jakarta, Kamis (4/6/20)

Memasuki nuansa new normal, ada peluang bagi sektor industri dan investasi dalam memperkuat ekonomi dalam negeri. Kawasan industri adalah sektor yang dibuka sejak awal dalam Permenkes semenjak new normal diperbincangkan. Dimulai dari industri manufaktur, pertambangan, perminyakan, farmasi, logistik, dan transportasi barang. 

Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa sektor industri menjadi penyumbang paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional hingga 19,98% pada kuartal I/2020. Aktifitas industri memberikan multiplier efek yang luas bagi perekonomian, antara lain peningkatan nilai tambah baku, penerimaan devisa dari hasil ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Kemenperin akan mempersiapkan protokol baru bagi pekerja seperti physical distancing dan melakukan penyesuaian karyawan hingga 50%.

Kondisi pandemi Corona ini malah mulai berdamai dengan nilai rupiah.  Nilai tukar rupiah semakin menguat yang semula hampir Rp 17.000 sampai dibawah Rp 14.000 per dollar AS. Rupiah yang menguat cenderung akan mendorong masuknya invetasi ke Indonesia. Tidak hanya investasi portofolio namun juga investasi asing. 

Bank Indonesia terus memperluas instrumen dan transaksi pasar uang dan pasar valas. Rupiah yang stabil dalam jangka panjang, tentunya memberi keuntungan pada pembangunan industri dalam negeri serta akan menarik para investor asing ke Indonesia. Namun, untuk menjaga stabilitas rupiah tidaklah mudah dan tidak bisa berharap hanya pada investor atau modal asing. Untuk itu perlu kerjasama masyarakat Indonesia menjadi masyarakat cerdas dalam mendukung stabilitas rupiah.

Langkah cerdas yang perlu kamu lakukan dalam mendukung stabilitas rupiah:

1. Cintailah produk Indonesia

Konsumsi masyarakat yang lebih menyukai produk luar negeri daripada produk lokal, berpengaruh terhadap nilai impor yang meningkat dibanding nilai ekspor. Apabila tingkat ekspor mengalami penurunan, maka cadangan devisa yang dimiliki juga menurun. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator penting untuk melihat seberapa jauh Indonesia melakukan perdagangan internasional dan menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian suatu negara.

2. Gunakan rupiahmu, jangan timbun dollarmu

Tidak sedikit orang masih menyimpan dollar dan menukarkannya jika harga dollar naik. Kebiasaan ini malah merugikan negara, membuat lemah nilai tukar rupiah. Perlu sekali tingkatkan rasa nasionalisme untuk tidak mencari keuntungan pribadi disaat nilai rupiah melemah. Cintailah uang rupiahmu untuk bertransaksi, belilah produk lokal, sehingga bisa mengurangi pembayaran mata uang asing.

3. Membangun bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pandemi Corona memberi peluang besar untuk memulai bisnis kecil-kecilan. Selama karantina, kita dipacu untuk lebih kreatif dan berinovatif dalam berbisnis. Bisa dikatakan UMKM ini sebagai penyangga ekonomi dimasa krisis pandemi. Era digital sangat membantu kemajuan UMKM dikalangan masyarakat, melalui penjualan online media social atau e-commerce. Produk jualan tren nuansa new normal misalnya, makanan siap saji, makanan beku rumahan, jamu sari rempahan (kunyit, jahe, temulawak) dan produk kesehatan pencegahan virus Covid-19.

4. Seringlah menggunakan transportasi publik

Apa ada hubungannya penggunaan transportasi publik terhadap nilai rupiah? Dengan sering menggunakan transportasi publik, kamu bisa menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Jika kita semakin boros BBM, maka negara kita akan semakin banyak mengimpor BBM dan akan berpengaruh terhadap cadangan devisa kita. Jadi jika kita bisa menghemat BBM, maka yang seharusnya BBM diimpor oleh pemerintah bisa dialihkan cadangan devisa untuk kebijakan lainnya

5. Berinvestasi dalam negeri

Seandainya nilai rupiah melemah, investasi tetap bisa kamu lakukan dan masih menguntungkan. Misalnya investasi melalui pembelian Surat Utang Negara (SUN), instrumen ini tidak berpengaruh pada nilai kurs dollar. Selain kamu bisa berinvestasi, kamu juga sudah membantu keuangan negara lho.

Ayo jadilah masyarakat cerdas mendukung kebijakan stabilitas pemerintah, tingkatkan rasa nasionalisme dan mencintai rupiah dan produk lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun