Salah satu dialog yang paling nyess alias yang bikin terenyuh adalah ketika Nani bilang ke Mas Adji "Aku ga tahu apa yang aku harus siapkan buat kamu itu selimut atau kain kafan". Serta teriakan pesan Mas Adji ke Ruslan alias Arrio Wahab "Bilang ke Nani jangan tunggu saya mas"
Begitu juga dengan Leong yang mampu memerankan tokoh terorisme jahat yang membuat kesal penonton dengan rayuan-rayuan sesat dalam menggaet anggota baru teroris.Â
Film Sayap-Sayap patah ini berusaha menampilkan banyak scene. Mulai dari scene romantisme sepasang suami-istri yang menantikan buah hatinya. Ditambah dengan detail hangat saat Mas Adji bercerita dengan boneka tangan kepada anaknya yang masih diperut Nani.Â
Selanjutnya juga terdapat beberapa scene mencekam saat aksi penyergapan terorisme dan saat interogasi yang dilakukan polisi kepada para teroris. Hingga scene harmonis persahabatan yang menggambarkan kesolidan di sesama anggota polisi.
Hal yang paling disayangkan dalam film Sayap-Sayap patah ini adalah alur ceritanya yang belum terlalu intens. Apakah film ini bergenre romance atau action? Masih banyak adegan-adegan yang seolah hanya lewat saja dan tidak diceritakan lebih dalam lagi. Penggambaran anggota polisi pun saat kericuhan terjadi juga tidak memberikan kesan waw bagi penonton.Â
Setidaknya dalam film bisa ditambahkan adegan action yang lebih memuaskan seperti adanya perlawanan oleh anggota polisi saat mulainya kericuhan dalam berhadapan dengan terorisme.Â
Adegan di ruang interogasi juga masih dirasa perlu dibuat lebih mencekam lagi. Apalagi saat interogasi Leong yang padahal sudah mulai memanas.
Alur cerita awalnya pun juga lambat sehingga klimaks di bagian kericuhan dan penyanderaan anggota polis di Mako Brimob terasa kurang panjang. Tokoh Rosyid yang diperankan oleh Aden Bajaj berhasil digambarkan sebagai teroris yang masih abu-abu.Â
Namun sayangnya juga tidak diceritakan lebih intens kelanjutan tindakan yang akan terjadi pada Rosyid. Padahal sepanjang cerita Rosyid seringkali disoroti seakan-akan ada kejutan yang dibuatnya di akhir cerita.Â
Peran penting lainnya seperti polisi lain yang diperankan oleh Gendis alias Poppy Sovia dan Ruslan alias Ario Wahab, Â juga tidak digambarkan secara detail. Jadi memang terlihat hanya fokus pada pemeran utamanya Nicholas Saputra dan Ariel Tatum. Hal ini membuat penonton masih terasa kurang dekat dengan tokoh-tokoh yang lain.
Tapi terlepas dari itu semua, film ini sangat layak untuk ditonton karena dedikasi yang diberikan anggota polisi dalam menjaga markas Brimob dari kericuhan Narapidana perlu untuk dihormati.Â