Mohon tunggu...
Yuda Ady Baskara
Yuda Ady Baskara Mohon Tunggu... Animator - mahasiswa

saya berasal dari kabupaten blorajawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sulap Selokan Penuh Sampah Jadi Kolam Ikan Konsumsi

11 Agustus 2020   22:08 Diperbarui: 11 Agustus 2020   22:11 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aliran irigasi sangat penuh dengan limbah pabrik dan juga sampah dari masyarakat sekitar aliran rigasi tersebut, sehingga mengakibatkan bau yang menyengat dan saluran irigasi menjadi tidak enak untuk di lihat kembali. aliran air iringasi tersebut langsung menuju sawah milik warga yang di tanami oleh padi.

pertanyaannya apakah kita akan memakan padi dari air selokan yang mengalir langsung ke lahan para petani tersebut ? jawabannya adalah tidak gagasannya adalah di lakukan penyaringan pada aliran irigasi tadi  yang di lakukan pada bulan Januari sampai April sehingga dari usaha kami itu perlahan dan pasti aliran irigasi mulai bersih dari sampah. kita anak muda sekitar aliran irigasi anak- anak yang kurang kerjaan, istilahnya kita mengajak orang itu dengan terjun lapangan.

Pada awal pembersihan dengan kerja bakti bersama warga sekitaran desa, waktu awal pembersihan itu kedalaman lumpur tersebut 60 cm dengan senjang 50 meter dan bulan selanjutnya kita tambah 50 meter lagi menjadi 100m lumpur yang sudah di bersihkan dari dalam aliran irigasi tersebut.

Kemudian ada salah satu warga yang meminta bahwa percuma mas kalok cuma di lakukan pembersihan sampah mas, apabila manfaatnya tersebut tidak bisa di nikmati oleh warga. Terus saya dan teman karang taruna berpikir untuk di kasih apa saluran yang bersih tadi supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar?

Akhirnya kami mempunyai ide untuk membeli jaring yang di pasang pada tengah aliran irigasi tersebut. Dan setelah jaring sudah di beli akhirnya kmi dan warga membeli bibit ikan Nila dan ikan Mas yang kami rasa ikan ini dalam perawatannya sangat mudah di lakukan dan juga memerlukan pakan pelet yang tidak terlalu banyak untuk satu kali masa panen ikan tersebut.

Dari 100 meter aliran sungai yang bersih tersebut di bagi menjadi 10 bagian dengan dalam 1 bagiannya memiliki panjang 10 meter dan pada setiap bagian di isi bibit ikan sebanyak 1000 ekor ikan yang di campur jadi 1 kolam jaring.

Proses selanjutnya adalah pemberian pakan kami membagi pakan menjadi 2 bagian yaitu pakan pelet ikan dan juga sayuran bekas memasak yang sudah tidak di pakai, yang di jadikan sbagai pakan alternatif.

Setelah aliran irigasi bersih, sudah di pasang jaring buat beternak ikan. Akhirnya kami memiliki ide lagi dengan membuat lokasi wisata menjadi sebuah objek agrowisata yang ramah buat pendatang, dalam promosinya kami melakukan dengan cara menyebar sebuah brosur, stiker lewat Wa dan masih banyak lagi cara yang kami lakukan, sehingga lama hari berganti agrowisata kami sudah mulai di kenal masyarakat dan mulai rame para pengunjung juga akhirnya kami meyerahkan pengelola agrowisata tersebut ke warga sekitar aliran irigasi tersebut untuk di kelola menjadi lebih baik lagi.

Setelah menunggu ikan tadi selama 3 bulan lamanya dan sekarang sudah waktunya di lakukan pemanenan maka kami pemuda desa dan para masyarakat melakukan pemanenan ikan bersama-sama supaya panen cepat selesai dan ika pun siap di bagiakan ke warga dan di konsumsi oleh warga. 

Dikarenakan panen ikan yang sangat melimpah tersebut akhirnya kami putuskn untuk menjual ikan yang masih banyak tadi ke seorang pedagang ikan yang biasanya berjualan di pasar desa setempat. Dan uang hasil jualan tadi kami masukan ke dalam khas desa yang hasilnya bisa di gunaakan buat modal dalam pembelian bibit ikan dan pakan ikan.

Gimana menurut kalian yang tadinya bau jelek dan sangat kotor bisa di sulap menjadi tempat wisata dan juga sebagai memenuhi kebutuhan protein hewani dari ikan..

intinya dari kesimpulan ini adalah cintailah alam maka alam akan senantiasa memberi manfaat yang baik kepada kita dan jangan sampai alam yang indah ini di rusak lagi oleh tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun