Mohon tunggu...
Yuda Muhamad Hardiansyah
Yuda Muhamad Hardiansyah Mohon Tunggu... Buruh - Penulis ugal-ugalan

Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jagung Pelangi

17 Juli 2019   18:20 Diperbarui: 17 Juli 2019   18:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangan merupakan kebutuhan utama dari pada manusia karena tanpa adanya pangan maka tiada kehidupan, istilah pangan sendiri menurut undang-undang Repubik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 megatakan, pangan berarti segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi komsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan/ minuman. Masyarakat Indonesia mengenal pangan sebagai makanan dan juga minuman, yang pada banyak arti makanan hanya mengarah pada beras atau nasi. Nasi pada masyarakat umumnya telah menjadi makanan pokok atau makanan utama hingga mayoritas orang-orang mengatakan bahwa belum memakan nasi maka bisa dikatakan kita belum makan-makanan berat yang padahal artinya sesungguhnya tidak seperti itu. Anggapan yang sudah menjadi kebiasaan cukup sulit untuk dirubah hingga pada akhirnya dampak dari anggapan tersebut berujung pada tingginya permintaan akan keberadaan beras yang padahal kasusnya di tengah masyarakat cukup sulit untuk didapatkan akhir-akhir ini disebabkan oleh anomali cuaca extreme atau bahkan tidak terpenuhiya suatu kebutuhan karena tingginya permintaan berbanding terbalik dengan produktivitas.

Pola pikir inilah yang seharusnya dirubah, lamanya waktu panen dari pada padi sebagai sumber dari pada beras yang berkisar kurang lebih 4 bulan, belum lagi gangguan tidak diduga seperti anomali cuaca yang berubah-ubah, binatang pengganggu tanaman atau hama dan perubahan fungsi lahan yang setiap tahun semakin berkembang menjadi pemukiman dan industri menjadi serangkaian faktor penyebab penurunan produktivitas pada hasil tanaman padi, fakta ini menunjukan bahwa ketahanan pangan nasional sangat riskan jika hanya mengandalkan satu komoditas saja yaitu beras. Hal ini yang seharusnya menjadi dasar perubahan dari kebiasaan masyarakat mengkomsusmsi nasi sebagai bahan pokok makanan dalam sehari-hari, upaya dari pengembangan pangan alternatif menjadi sangat penting, padahal masih banyak lagi sumber karbohidrat potensial lainnya seperti contohnya jagung dalam konsumsi masyarakat sehari-hari. Komoditas penting lainnya adalah jagung, masih menjadi kebutuhan dari pada pangan utama masyarakat dan nilai permintaannya cukup tinggi, hal ini juga menjadikan salah satu fokus utama pemerintah untuk menggembangkan jagung. Selain konsumsi pada manusia jagung juga sangat dibutuhkan sebagai pakan ternak, di dorongnya produktivitas jagung oleh pemerintah semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja, pada akhirnya apabila tidak terpenuhi maka menjadikan impor sebagai jalan keluar. Peran pemerintah dengan asosiasi petani jagung harus dilakukan dengan sangat baik karena dapat mendorong produktivitas para petani sehingga dapat menekan angka impor dan memenuhi kebutuhan produk jagung lokal. Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri sebenarnya dapat membantu perekonomian masyarakat, meningkatnya produktivitas mengiringi kebutuhan menjadikan perputaran perekonomian menjadi cukup baik.

Jagung adalah salah satu jenis tanaman pangan yang penting didunia sebagai penghasil karbohidrat selain gandum dan beras, bagi penduduk amerika tengah dan selatan, afrika dan beberapa daerah di Indonesia merupakan pangan pokok akan tetapi hal ini belum berlaku secara nasiomal. Selain tingginya karbohidrat pada jagung yang hampir sama dengan beras, berbagai sumber kesehatan juga dimiliki oleh jagung antara lain dari kandungan nutrisinya seperti protein, serat, berbagai vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Vitamin yang terdapat pada jagung yaitu asam folat, vitamin A, C dan B, sedangkan mineral yang terkandung antara lain mangan, kalsium, zat besi, kalium, fosfor, magnesium, seng, dan tembaga, lemak yang terdapat terkandung dalam jumlah sedikit akan tetapi merupakan jenis lemak baik. Sedangkan minyak jagung mengandung sejumlah vitamin E dan fitosterol yang dipercaya memberi pengaruh baik pada kolestrol di dalam tubuh, apapun jenis pengolahan jagung diyakini mengandung sejumlah senyawa bioaktif yang memberi manfaat untuk kesehatan tubuh manusia disbanding dengan asupan biji-bijian lainnya, mengandung karotenoid yang baik untuk kesehatan mata dan lebih banyak antioksidan seperti asam ferulat, asam phytic, zat antosiani yang mempengaruhi warna pada jagung. Manfaat yang didapatkan tubuh antara lain mengatasi konstipasi atau sembelit, menurunkan angka risiko diabetes, mengontrol kadar gula darah, baik untuk kesehatan jantung, mengatasi depresi dan mencegah penyakit divertikulosis. Pada awalnya hasil percobaan dari pada petani amerika yang berasal dari ketidaksengajaan menghasilkan  jagung dengan puluhan warna yang berbeda dan cukup menarik hingga pada akhirnya di Indonesia dikembangkan oleh petani asal kabupaten cianjur sehingga hasil persilangan ini menghasilkan berbagai variasi warna, petani bernama Luki Lukma nulhakim dengan percobaannya sukses menaikan nilai jual dan manfaat dari pada jagung yang pada umumnya dikenal dengan ciri khas warna kuning, uniknya jagung dengan berbagai macam warna dari setiap tongkolnya yang apabila harga jual jagung biasanya sebesar Rp. 2.000 setelah persilangan harga jualnya meningkat tajam menjadi Rp. 9.000 presentase kenaikan sebesar 450 % ini dapat dikatakan cukup luar biasa, disamping banyaknya orang yang penasaran dari berbagai macam daerah bahkan wisatwan luar negeri hal ini dirasa mampu menggenjot perekonomian pertanian dan masyarakat sekitar, selain itu juga manfaatnya pun ikut meningkat dengan kenaikan nilai proteinnya yang hampir naik sekitar 10 kali lipat. Selain harga dan kandungan proteinnya hal terpenting pada hasil percobaan ini adalah waktu panen dari pada tanaman jagung warna-warni yang apabila jagung biasa berkisar kurang lebih sama seperti tanaman padi untuk mendapatkan hasil panen selama 3-4 bulan maka dengan adanya persilangan hanya dibutuhkan waktu panen selama 2 bulan saja, dengan ini maka produktivitas dari pada jagung dapat digenjot memenuhi kebutuhan dan permintaan dari pada kebutuhan nasional dan menjaga ketahanan pangan dengan berbagai khasiat yang dimilikinya dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Meningkatnya harga jual berarti menaikan pula perekonomian, dengan keanekaragaman hayati maka didapatkan segudang manfaat seperti untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, menjaga kesehatan serta merta mendorong perekonomian masyarakat. Pemerintah harus mendorong dan menjadi wadah dalam upaya mendukung perkembangan pangan seperti jagung pelangi, yang memiliki banyak manfaatnya karena kenaekaragaman hayati pertanian. Perlunya arahan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan keanekaragaman hayati sangat diperlukan apalagi dengan baru diperingatinya hari keanekaragaman hayati 2019 maka hal-hal seperti ini sangat harus ditingkatkan melalui peran dari setiap lapisan masyarakat dalam rangka mengembangkan berbagai sumber daya alam hayati melalui anugerah tuhan. Tekad dan usaha serta kemauan yang tinggi akan mengembangkan potensi, apabila mampu mengembangkan jenis pangan lainnya maka hal ini bisa menjadi alternatif selain dari pada pemanfaatan dan pengandalan hanya pada satu komoditas, perlunya perhatian tinggi agar komoditas lain yang belum berkembang dapat diperhatikan sehingga dapat berkembang dan menekan laju kebutuhan dengan pemanfaatan alternatif lainnya, menjadikan negara kuat karena keanekaragaman hayati adalah hal yang diperlukan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun