Mohon tunggu...
Yuda Muhamad Hardiansyah
Yuda Muhamad Hardiansyah Mohon Tunggu... Buruh - Penulis ugal-ugalan

Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menilik PLTB Terbesar di Indonesia

28 September 2017   19:04 Diperbarui: 8 Oktober 2017   13:44 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi ditandai dengan derasnya arus komunikasi yang mampu melintasi dinding pemisah yang berupa jarak. Implikasi dari perkembangan era globalisasi melahirkan energi-energi yang sepatutnya terbarukan dan juga ramah dengan lingkungan sekitar. Hal ini terbentuk karena kekhawatiran berbagai negara dengan kondisi bumi yang semakin memburuk.

Mendapatkan energi terbarukan dan juga ramah lingkungan tentu saja tidak dapat dilakukan dengan mudah, bukti yang terdapat antara lain dengan masih adanya energi yang masih menggunakan energi fosil untuk menunjang aktivitas manusia sehari-hari. Indonesia harus bangga kali ini mengingat dengan akan hadirnya PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) yang terletak di kecamatan watang pulu, kabupaten sidrap, Sulawesi selatan. Merupakan pertama dan terbesar di negeri ini.

Energi yang memanfaatkan angin sebagai sumber daya penggerak turbin ini, dijadwalkan rampung pada akhir tahun 2017 nanti. Proyek PLTB dikerjakan 70 persen oleh tenaga lokal dan bahkan towernya tersebut merupakan buatan Indonesia. Rencananya energi yang akan dihasilkan dengan kapasitas sebesar 70 megawatt (mw). Hal ini merupakan terobosan yang baik dalam menghadapi energi terbarukan dan juga ramah dengan lingkungan. Hal yang dirasa cocok untuk mendukung tujuan dari beberapa konfersi banyak negara belakangan ini diantaranya energi suistanable and clean energy.

makassar.tribunnews.com
makassar.tribunnews.com
Tiang yang dipasang sebanyak 30 buah yang didalamnya berisi turbin mampu menghasilkan energi listrik yang menunjang perekonomian warga sekitar sehingga dapat menggeliat, bahkan energi listriknya pun memiliki cadangan yang cukup besar diiringi dengan sudah hadirnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang letaknya sama di daerah sulawesi selatan (sulsel). PLTB yang dibangun pada lahan sebesar 100 hektar merupakan pendongkrak perekonomian yang dianggap signifikan, mengingat listrik sebagai kebutuhan primer pada era globalisasi belakangan ini. Jumlah investasi pada daerah sulsel juga dianggap cerah karena potensinya dianggap berdampak berkepanjangan dengan hadirnya PLTB ini.

Selain pada fungsi utamanya menghasilkan listrik, PLTB juga dapat menghasilkan destinasi wisata yang berbeda di Indonesia. Energi terbarukan yang juga ramah lingkungan ini tentu memiliki dampak yang sangat besar untuk membantu perekonomian pada warga di sekitar. Proyek ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit dan juga bantuan dari pada tenaga kerja asing pada pembangunan awalnya, akan tetapi pada perawatannya yang selanjutnya dapat memanfaatkan SDM (Sumber Daya Manusia) pada negeri sendiri sehingga menghasilkan lapangan kerja.

SDM Indonesia yang terpakai dengan hadirnya PLTB diharapkan dapat membantu perekonomian negara Indonesia kearah lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya sehingga terserapnya lapangan juga memiliki kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan. Kesuksesan proyek PLTB ini merupakan contoh kelak pada daerah-daerah lain yang memiliki potensi sama di Indonesia, Proyek ini sendiri memiliki kemampuan ramah lingkungan sehingga patut dan layak untuk ditiru di beberapa daerah di indonesia.

Untuk mendapatkan energi ramah lingkungan dan terbarukan ini juga terdapat beberapa kendala yang besar mengenai biaya yang cukup besar untuk pembangunannya. Akan tetapi dengan menilik kesuksesan dari pada PLTB sulsel ini diharapkan para investor kelak tidak akan takut dalam menanamkan modalnya pada PLTB lain yang akan dibangun.

Peralihan dari energi fosil yang memiliki dampak terhadap lingkungan yang cukup memprihatinkan memang harus di aplikasikan secara nyata. Global warming merupakan sesuatu hal yang dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh setiap manusia sehingga timbulnya bencana yang seharusnya tidak terjadi, naiknya air laut dan hilangnya pulau-pulau kecil merupakan dampak nyata dari pada global warming.

Alasan lain diperlukannya perubahan energi dari fosil ke energi terbaru yang berkepanjangan dan ramah lingkungan antara lain dikarenakan jumlah dari pada energi yang berasal dari fosil suatu saat nanti dapat habis apabila tidak mendapati alternatif dari energi lain yang sama-sama menunjang aktivitas manusia di era globalisasi ini.

www.youtube.com
www.youtube.com
Tujuan pembangunan berkelanjutan merupakan agenda PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam rangka untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi. Energi yang ramah lingkungan merupakan salah satu tujuan berkelanjutan yang diharapkan dapa digunakan kelak. Untuk pembuatan PLTB sendiri terdapat syarat yang diharuskan untuk sumber energi yang digunakan yaitu angin, karena tidak semua jenis angin digunakan untuk memutar turbin, dengan batas minimal kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik yaitu 12,0-19,5 km/jam dan maksimal adalah 61.6-74.5 km/jam.

Secara umum kincir angin dibagi menjadi 2 bentuk yaitu kincir angin yang berputar dengan sumbu horizontal dan berputar dengan sumbu vertical. Keduanya berfungsi sama untuk mendapatkan angin sehingga dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik. Keuntungan utama yang dihasilkan dari penggunaan PLTB yaitu karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti exploitasi dari pada penggunaannya tidak akan membuat sumber energi ini bekurang atau habis seperti bahan bakar fosil yang bersifat sebaliknya dan malah menghasilkan pencemaran udara yang mengancam kesehatan.

Namun dengan semua kelebihan yang dimiliki PLTB disbanding energi fosil bukan tanpa masalah, pencemaran lain yang dihasilkan seperti derau suara, beberapa masalah ekologi, keindahan dan dampak visual. Walaupun beberapa dapat diatasi, dampak visual biasanya menjadi hal yang paling serius dikritik.

Pembangunan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan lahan yang tidak sedikit dan sangat tidak mungkin disembunyikan. Penempatan ladang angin dapat digunakan untuk keperluan yang lain menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Penggunaan tiang yang tinggi juga dapat mengganggu cahaya sinar matahari dan perputaran yang dihasilkan menyebabkan cahaya berkelip-kelip dan dapat mengganggu pemandangan penduduk. Meskipun begitu solusi dari pada permasalahan yang ada masih dapat diatasi di antaranya ialah pembangunan dengan tempat yang masih luas dan agak berjauhan dengan penduduk setempat.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun