Mohon tunggu...
Yuda Surbakti
Yuda Surbakti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan

Nama Yuda Surbakti Umur 20 Pekerjaan : Karyawan Hobi : Minum kopi Riwayat penyakit : gastroesophageal reflux disease (asam lambung)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Showcase Minuman Minimarket

21 Februari 2024   11:01 Diperbarui: 21 Februari 2024   13:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, kita telah sedikit menganalisis mengapa kebanyakan teman kita stuck di depan showcase minuman minimarket.

Setelah mengetahui masalah-masalah di atas maka diperlukan solusi dari masing-masing masalah tersebut.

1. Masalah ini bisa kita selesaikan dengan cara memikirkan sedari awal apa yang ingin kita beli dan apa yang kita butuh

2. Problem ini biasanya muncul ketika akhir bulan, di penghujung bulan memang biasanya mood sedang hancur-hancurnya ya, masalah ini cuma bisa diatasi dengan cara jangan ke minimarket.

3. Takut gaenak, gampang cara mengcounter masalah ini yaitu dengan tidak ber praduga berlebihan (premeditatio evil) atas minuman yang akan kamu beli, Turunkan ekspektasimu.

Setelah membaca narasi tentang  peristiwa "Dilema"  Saat berada di depan showcase minuman minimarket, ternyata peristiwa itu dapat berkorelasi dengan bagaimana cara kita mengambil keputusan di hidup kita. Analogikan saja banyak nya minuman-minuman itu sebagai pilihan-pilihan di hidup kita, karena hidup selalu banyak pilihan bagaimana cara bijak kita untuk selektif memilih pilihan yang cocok untuk kita.

Banyak nya pilihan di hidup ini mungkin membuat kita bingung apalagi bagi kaum seperti saya (Gen z). Bagaikan kapal Blackpearl yang terombang-ambing di lautan, kita Gen Z susah sekali menentukan pilihan yang bijak dalam kehidupan sehari-hari hal ini didorong akses informasi yang begitu cepat dan masif. Belum lagi informasi-informasi yang didapat masih bersifat rancu sehingga susah bagi gen z untuk bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan.

Seperti solusi pertama, ketika kita dihadapkan banyak pilihan kita harus bijaksana, salah satu langkah untuk mengambil keputusan secara bijak yaitu dengan Metode yang saya temukan di buku "Filosofi teras" Yaitu metode STAR (Stop, Think, Asess, Respond).

Stop, Ketika dihadapkan oleh banyak pilihan beri waktu untuk otak menjeda sejenak, karena manusia mengalami interpretasi otomatis yang cenderung mengarah ke arah yang relatif negatif, Setelah "Stop" Kita lalu Think and asses that choice. Sesudah menghentikan otak sejenak maka kita akan bisa berfikir secara rasional akan pilihan yang akan kita pilih dan kita butuhkan, kemudian Asess (nilai) apakah pilihan yang saya pilih ini berdampak baik atau tidak bagi orang lain. lalu "Respond" Setelah memikirkan secara baik-baik pilihan kita diharapkan merespon pilihan kita sebaik-baiknya dengan prinsip bijak, adil, dan berani atas pilihan kita sendiri.

Setelah mempelajari metode tersebut diharapkan kita bisa memilih pilihan untuk hidup kita secara bijaksana dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak eksternal. Lebih baik kita fokus ke internal diri kita sendiri karena kita lebih tau apa yang kita butuhkan.

"Sudah saatnya kamu menyadari bahwa kamu memiliki sesuatu dalam dirimu yang lebih kuat dan ajaib daripada hal-hal yang memengaruhimu layaknya sebuah boneka"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun