Mohon tunggu...
Yuda Prasetia
Yuda Prasetia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Salah satu guru dari SMK swasta di Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

5 Juni 2023   00:15 Diperbarui: 5 Juni 2023   00:26 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CGP Angkatan 7_Kelas 135A_Kab. Trenggalek

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 

Oleh :   Yuda Prasetia, S.Pd

CGP Angkatan 7 Kelas 135A

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Perasaan saya sangat puas dan bangga menjadi CGP dimana saya mendapat kesempatan untuk mempelajari modul pamungkas yaitu modul 3.3 ini "Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid". Saya merasa bertambah wawasan dalam mewujudkan kepemimpinan murid (student agency) dan membangun lingkungan yang menumbuhkan kepemimpinan murid serta peran keterlibatan komunitas dalam membangun student agency. 

Saya juga semakin paham menyusun program/kegiatan sekolah yang berpihak pada murid dan tentunya membangun student agency. Pada dasarnya murid memiliki potensi yang dapat kita gali dengan menampung ide dan gagasan yang keluar dari suara mereka, walaupun suara itu berupa gagasan yang mungkin dianggap remeh tetapi dibalik hal tersebut dapat menjadikan kekuatan yang mengubah sesuatu menjadi lebih baik. 

Sebelum mempelajari modul ini saya merasa bahwa dalam menyusun program/kegiatan sekolah tidak perlu melibatkan murid, namun setelah mempelajari modul 3.3 ini peran murid sebagai student agency justru menjadikan suara, pilhan dan kepemilikan murid tumbuh dengan baik sehingga murid lebih bertanggung jawab dengan program sekolah.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Filosofi Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. 

Merdeka belajar merupakan tujuannya, menjadikan murid sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai obyek pembelajaran, karena sejatinya murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. 

Guru seyogyannya menumbuhkan kepemimpinan murid, sehingga murid memiliki suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembeajarannya sendiri. 

Kita sebagai guru harus menfasilitasi murid dengan membangun lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Melalui student agency ini, maka akan mewujudkan profil pelajar Pancasila. Peran keterlibatan komunitas juga harus dibangun agar dapat  menumbuh-kembangkan kepemimpinan murid di sekolah.

Guru dalam merencanakan suatu program/kegiatan sekolah yang berpihak pada murid hendaknya memenuhi tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi) sehingga program yang terwujud akan lebih tearah dan tertata. Konsep BAGJA hadir sebagai model manajemen perubahan yang membantu mewujudkan murid merdeka belajar di sekolah. Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D yaitu Define, Discovery, Dream, Design and Destiny. Define diartikan pentingnya menentukan suatu arah dan tujuan dari program yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan utama yang dibuat untuk mengarahkan kepada penelusuran hal-hal yang akan dilakukan. Discovery diartikan sebagai cara untuk menemukan potensi terbaik yang dimiliki atau dikenal dengan tahap pencarian jati diri. Dapat dilakukan dengan mengambil pelajaran pada peristiwa yang terjadi sebelumnya. 

Dream diartikan dengan harapan, mimpi dan segala hal yang mungkin menjadi cita-cita bersama melalui program yang direncanakan. Tentunya mimpi ini dapat dicapai jika ada kolaborasi dan dukungan dari seluruh warga sekolah serta stakeholder yang ada. Design merupakan rancangan langkah strategi untuk melaksanakan program. Strategi yang efektif diperlukan untuk mencapai visi misi. Hal ini dapat dikembangkan ke hal-hal positif yang menjadikan murid merasa aman, nyaman dan bahagia. Sehingga, diperlukan Destiny atau cara membangun budaya melalui inovasi pembelajaran dan kreativitas yang tinggi dalam model pembelajaran.

 Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Pengelolaan program sekolah tentunya harus berdampak pada murid dengan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah berupa merancang dan mengelola program sekolah secara cermat dan tepat. Keterkaitan modul ini dengan modul-modul sebelumnya saling mendukung dan melengkapi dalam proses pembelajaran berpihak pada murid.

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara

Guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak

Nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid.

Modul 1.3 Visi guru penggerak

Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Modul 1.4. Budaya Positif

Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid

Guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.

 Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial

Guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

 Modul 2.3 Coaching untuk supervisi akademik

Coaching sebagai teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

 Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid

Pengembangan sekolah dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki sekolah. Yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah.

  Jelaskan perspektif program yang berdampak positif pada murid dan bagaimana program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program dapat berdampak positif pada murid?

Program yang berdampak positif pada murid adalah inisiasi dan dan pengelolaan sekolah yang melibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan. Akhirnya terwujudkan rasa bahagia dan sejahtera (well-being) dan budaya positif di sekolah. Kodrat anak yang memiliki ragam potensi dan bakat dapat tergali dan dituntun menuju kepada kebahagian yang setinggi-tingginya. Mengenali program atau kegiatan sekolah dengan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi evaluasi dilakukan secara kolaboratif dan memberdayakan aset/kekuatan sumber daya yang dimiliki sekolah. Akhirnya dampak positif pada murid sebagaimana yang diharapkan terpenuhi secara menyeluruh.

Perencanaan program dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan murid dengan mewujudkan lingkungan karakteristik yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid didukung sumber daya, aset, modal, potensi, kekuatan yang dimiliki sekolah melalui prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA, memberikan ruang murid pada suara, pilihan dan kepemilikan. Pelaksanaan program atau kegiatan ini memberdayakan murid untuk menjadi pemimpin dalam proses belajarnya sendiri. Murid mampu mempromosikan suara, pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid mampu menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan menuntun dan memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan belajar murid.

Evaluasi terhadap program atau kegiatan ini maka guru dan murid berkolaboratif melakukan penilaian, refleksi evaluasi secara menyeluruh, sistematis, berkala dan berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan muncul. Kegiatan reflektif evaluasi untuk mengetahui apakah program atau kegiatan sudah efektif memenuhi tujuan yang diharapkan dan apakah program atau kegiatan telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpian murid (suara, pilihan, kepemilikan).

Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Penyusunan program sekolah tidak terlepas dari pemetaan asset manusianya, terutama murid. Oleh karena itu, dalam proses pemetaan dilakukan suatu pendekatan yang berbasis asset. Selain memetakan kompetensi, kekuatan atau asset yang ada di sekolah, diperlukan pula kebutuhan murid dan seluruh warga sekolah. Maka untuk dapat melakukan pemetaan kebutuhan dengan terarah dan terstruktur, maka diperlukan pendekatan yang dapat merangkul semua aspek melalui pendekatan IA dengan alur BAGJA. Program yang dikelola dengan tujuan memberi dampak positif pada murid akan tercapai pula visi sekolah yang berpihak pada murid.

Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Saya merasa mudah mengimplemantasikan setiap modul dalam CGP ini dikarenakan penyajian materi disajikan secara komprehensif. Saya menuliskan dalam tahap elaborasi pemahaman pertanyaan kritis dan menggali lebih jauh materi yang masih menimbulkan pertanyaan. Saya juga selalu mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan baru di setiap modul. Dalam penyusunan program sekolah saya selalu menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP. Jika muncul tantangan saya juga memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi. Selain itu, saya juga melibatkan pemangku kepentingan dalam menghadirkan solusi akan tantangan tersebut.

Membuat keterhubungan

Pengalaman masa lalu yang membuat saya belum menjadi sosok guru sepenuhnya, membuat saya terus belajar. Yang tadinya saya menyajikan pembelajaran konvensional sekarang setelah menjadi CGP, saya semakin banyak wawasan baru untuk menjadi agen perubahan. Tentunya keterkaitan seluruh modul akan saya implementasikan di masa kini dan yang akan datang. Melalui penyusunan program yang berpihak dan berdampak bagi murid, maka saya akan membentuk student agency yang akan tumbuh sesuai kodratnya. 

Segala konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah saya pelajari akan saya terapkan di sekolah secara konsisten dan amanah, segala aksi nyata yang saya lakukan ini juga masih berjalan dan semoga membawa kemajuan sekolah tentunya. Saya juga selalu mengupgrade diri untuk selalu menggali informasi yang didapat dari orang atau sosok inspiratif dan sumber lain di luar bahan ajar PGP setiap mempelajari modul di CGP ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun