Mohon tunggu...
Yuda Almuzaddi
Yuda Almuzaddi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang berusaha mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis. di sisi lain, seorang seniman/pelukis. Blog ini berisi mengenai pendidikan bagi anak bangsa, informasi, beberapa tulisan yang bermanfaat, dan dakwah islam agar masyarakat bisa memahami hukum islam dan yang lainnya. Thanks for reading

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konflik Gajah dan Manusia (Jambi)

17 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disisi lain, masyarakat memang memiliki izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan yang merupakan salah satu dari program perhutanan sosial. Namun pada praktiknya, area hutan produksi justru ditanami sawit. Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sawit bukan termasuk tanaman hutan. Direktur perkumpulan hijau, Feri Irawan mengatakan hilangnya koridor gajah akibat alih fungsi lahan merupakan akibat dari buruknya tata kelola hutan. Itu menggambarkan bagaimana hutan produksi pada kenyataannya telah berubah menjadi kebun sawit.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 dan 9 tahun 2021, kawasan hutan yang terlanjur dan ditanami sawit wajib dikembalikan kepada Negara setelah satu daur atau 25 tahun.

  • Analisis Data

Dari pemaparan konflik di atas dapat kita temukan cara apa yang paling terbaik untuk menyelesaikan konflik itu.

BKSDA melakukan negosiasi bersama masyarakat khususnya  pada pemilik kebun sawit agar menyisihkan sekitar 10 hektare atau lebih dari kebunnya untuk ditanami tanaman yang tidak disukai oleh gajah. Seperti, petai, durian, kopi, vanili yang diyakini dapat mengurangi kerusakan tanaman oleh gajah. Selain itu tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sebab jika tidak seperti itu, akan lebih banyak kejadian yang sama dan mungkin lebih banyak lagi gajah yang masuk atau merusak kebun sawit dan mungkin bisa merusak area perdesaan karena mereka merasa wilayah jelajah mereka sudah terjepit.

Karena apapun alasannya, tindakan yang diambil masyarakat dari awal pun sudah salah, peraturan yang tertera sudah jelas bahwa tanaman yang ditanam memang merupakan tanaman hutan, dan sawit bukan salah satu tanaman hutan. Yang akhirnya sawit yang merupakan salah satu tanaman yang disukai oleh gajah harus menjadi korban. Yang jadi masalah adalah, sudah barang diketahui bahwa sawit bukan tanaman hutan, tapi masih saja menanam sawit. Dan ditambah lagi menanam nya di lokasi yang memang area wilayah gajah. Itu sudah salah satu kesalahan yang besar. Namun anehnya masyarakat tidak introspeksi apa kesalahan mereka.

  • Sumber 

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cv2y4rv4n45o

https://regional.kompas.com/read/2024/02/29/072836578/mengungkap-fakta-konflik-gajah-dan-manusia-di-jambi-berujung-amuk-massa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun