Mohon tunggu...
Yulie Kusuma
Yulie Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - writer - blogger

Penulis dan blogger yang menjadikan tulisan sebagai cara untuk berbagi ide dan inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Warisan Tradisi Perempuan dalam Transisi Energi Lokal

20 Juni 2024   07:55 Diperbarui: 20 Juni 2024   08:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aku tidak terlalu memperhatikan lingkungan sekitar sampai akhirnya berumah tangga. Bagaimana pemakaian listrik bila tidak kendalikan akan berimbas pada tagihan yang cukup membengkak. Atau pentingnya ada ruang hijau di rumah karena akan membuat tempat tinggal jadi lebih nyaman. Kepada siapa aku akan bertanya kalau bukan pada ibu?

Tentu bukan hanya aku saja yang merasa begitu? Bahkan kalau seorang anak pergi kos atau mengontrak rumah karena alasan kuliah atau kerja, baru kita merasakan nyamannya rumah. Dengan semua kesibukan ibu, aku kembali terheran-heran bagaimana beliau memiliki energi untuk membuat rumah yang nyaman dan juga hemat. 

Rahasia Rumah Nyaman Ditangan Perempuan Kreatif dan Berwawasan 

Isu keberlanjutan dan perlindungan lingkungan semakin marak. Oleh karena itu, transisi energi lokal menjadi salah satu hal krusial saat ini. Kita bisa melakukannya bahkan dari kenyamanan rumah sendiri. Sebenarnya ini bukan suatu hal baru dan bahkan sudah dibicarakan untuk beberapa waktu. 

Kita juga sebenarnya mungkin pernah dan sedang melakukan transisi energi lokal. Hanya saja kita tidak menyadarinya. Mungkin sesuatu aturan yang ibu kita terapkan di rumah tanpa berceramah panjang lebar tentang energi terbarukan dan praktik berkelanjutan. Apa saja warisan tradisi yang terkait dengan hal ini? Ini adalah beberapa hal yang terjadi di rumah kami. 

  • Membuka Tirai dan Matikan Lampu : Ibuku selalu melakukan hal ini di pagi hari, bahkan di kamarku. Memang sepertinya beliau melakukannya untuk membangunkan seisi rumah. Tapi, kita jadi terbiasa mendambakan sinar matahari alami dari pagi-pagi sekali. Lalu, dilanjutkan dengan mematikan lampu dan menikmati cahaya natural yang masuk. Aku rasa itulah hal paling penting untuk rumah yang nyaman, penerangan cukup khususnya secara alami. 

  • Memakai Sepeda : Ibu masih memiliki sepeda yang dipakainya untuk berbagai hal. Mulai dari belanja sampai ke tempat kerja yang tidak terlalu jauh dari rumah. Aku pernah menawarkan sepeda listrik dan bahkan motor, tapi ditolaknya dengan tegas. Selain berpolusi, motor atau sepeda listrik tidak membantunya untuk berolah raga. Aku yang tadinya berpikir2 untuk membeli sepeda listrik, jadi mengurungkan niat. 

  • Kebiasaan Mematikan Lampu: Siapa yang memiliki kebiasaan mematikan lampu? di keluargaku ada nenek. Beliau akan bercerita panjang lebar bagaimana rumah di kampung bisa terang hanya dengan petromak. Dengan sering mematikan lampu, beliau percaya kita akan bisa memakai lampu untuk hal penting saja. Untungnya kini ada banyak lampu hemat energi yang bisa aku pakai agar tidak selalu harus mati dan menyalakan lampu secara terus-menerus. Selain lebih praktis, adanya jenis lampu ini memakai energi lebih sedikit untuk terang yang sama dengan lampu lain. 

  • Mencabut Elektronik: Kalau ibuku memiliki kebiasaan yang agak berbeda. Dia tidak tahan melihat colokan yang menempel dengan sekelar. Jadi, kalau datang kerumahku, bisa dipastikan tentu semua elektronik akan mati dan perlu dicolokkan ulang. Merepotkan? tidak terlalu tapi aku juga paham dengan kekhawatirannya. Koslet dan hal lain bisa membahayakan diri. Tapi setelah ada sekelar stand by, hal ini bisa teratasi dengan sendirinya. 

  • Bercocok Tanam: Apakah Ibumu bercocok tanam? ibuku iya, mertuaku juga. Sulit sekali mencari waktu untuk bisa melakukannya. Hanya hal ini yang paling tidak aku ikuti dari kebiasaan ibu yang menurutku patut ditiru. Kemudian, ibu belikan pot pot kecil di dapur dan menanam dari akar daun seledri di kulkas yang sudah mulai layu dan mengajarkan beberapa trik sederhana untuk berkebun di dapur. Jadi deh rumah yang lebih hijau dan taman kecil-kecilan di rumah. Walau sebenarnya, untuk mengurusnya sehari-hari aku masih perlu bantuannya.  

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun