Mohon tunggu...
Yunita BellaSitorus
Yunita BellaSitorus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keunggulan Bahan Pangan Glukomanan: Beras Analog dan Mie Shirataki

11 Juni 2024   13:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:23 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Glukomanan merupakan serat pangan yang sebagian besar berasal dari umbi-umbian. Di Indonesia Porang merupakan salah satu umbi yang mengandung glukomanan. 

Tingginya serat pangan diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup banyak terutama pada orang yang mengalami obesitas karna dengan jumlah serat yang tinggi dapat membantu seseorang tetap kenyang dalam jangka waktu yang panjang dalam jumlah makanan yang sedikit.

Pada penderita diabetes jumlah serat yang tinggi diperlukan untuk memperlambat proses penyerapan glukosa dalam tubuh dan meningkatkan sensitifitas insulin. Selain itu, serat juga dapat meningkatkan kesehatan mikroba pada usus karena dapat menjadi prebiotik yang dapat difermentasi oleh bakteri yang ada didalam tubuh.

Glukomanan memiliki sifat yang dapat menyerap air dalam jumlah yang besar, membentuk gel, dan tidak memberikan rasa. Hal ini mendukung pembuatan glukomanan menjadi bahan pangan pokok yaitu, nasi dan mie dengan beberapa proses tahapan yang menggunakan teknologi pendukung.

Beras Analog

Beras menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia, pengolahan keberlanjutan pada beras memang diperlukan juga untuk mencapai ketahanan pangan sehingga di inovasikan beras dari glukomanan. 

Beras yang dibuat dari glukomanan dikenal dengan beras analog. Beras analog berbeda dengan beras pada umunya yang berasal dari tanaman padi (Oryza Sativa). 

Keunggulan beras analog memiliki serat yang tinggi, memiliki tekstur yang lebih kenyal, mudah menyerap rasa yang ada pada bumbu masakan dan proses pembuatan beras analog yang sangat singkat.

Kekurangan dari beras analog yaitu, tidak memiliki karbohidrat, protein, dan mikronutrien lainnya yang ada pada beras yang berasal dari padi. Namun kurangnya karbohidrat, protein, mikronutrien lainnya dapat diminimalisir dengan makanan pendamping. Selain itu, beras analog juga memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beras dari tanaman padi.

Adapun cara memasak beras analog yaitu sebagai berikut:

1. Siapkan Beras Analog pada tempat makan

2. Tambahkan air dengan perbandingan 1:1

3. Tutup tempat makan selama 10 menit

4. Nasi Analog siap disajikan

Mie Shirataki

Mie Shirataki;  Sumber: Inagri Asia
Mie Shirataki;  Sumber: Inagri Asia

Mie juga termasuk kedalam makanan yang banyak dikonsumsi karna penyajiannya yang terbilang mudah. Mie pada umumnya dibuat dari tepung terigu (wheat flour) yang tinggi kalori dan gluten. 

Ada beberpa orang yang menghindari makanan tinggi kalori dikarenakan obesitas dan lain halnya, serta tingginya mengkonsumsi gluten dapat memicu adanya penyakit celiac yang menyebabkan peradangan, gangguan penyerapan gizi, dan menggagu imun tubuh. 

Oleh karena itu, belakangan ini dibuat beberapa inovasi mie dari berbagai jenis tepung, salah satunya mie yang dibuat dari tepung glukomanan yang berasal dari hasil ekstraksi pada umbi porang. Mie yang dibuat dari tepung glukomanan dikenal dengan mie shirataki. 

Proses pembuatan mie shirataki hampir sama pada umumnya, namun tidak diberi bahan tambahan lainnya seperti telur untuk mengkaliskan adonan karna kandungan glukomanan yang dapat membentuk gel jika ditambahkan air sehingga adonan akan kalis secara perlahan hanya dengan air.

Adapun keunggulan dari mie shirataki yaitu rendah kalori dan karbohidraat, bebas gluten, tinggi serat, dan dapat membantu mengontrol gula darah. Namun mie shirataki memiliki kekurangan dari segi tekstur dan rasa yang kurang masuk dengan masakan tradisional Indonesia, proses persiapan yang lebih panjang, dan ketersediaan mie yang belum banyak di pasaran.

Bahan pangan seperti beras dan mie yang diolah dari glukomanan memiliki banyak keunggulan dan lebih baik untuk kesehatan dibandingkan beras dan mie pada umumnya sehingga baik untuk beberapa orang yang membutuhkan pangan dengan serat tinggi. Namun pangan yang dibuat dari olahan glukomanan belum banyak dijual dipasaran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun