Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bali dan Pelukan Terakhir Nuraeni pada Hendra Gunawan

2 Agustus 2023   20:20 Diperbarui: 8 Agustus 2023   05:58 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nuraeni HG -  Foto dok. Penulis
Nuraeni HG -  Foto dok. Penulis

 

Bukan itu saja, Hendra Gunawan dan Nuraeni yang memiliki pengalaman kreatif bagaimana menggambarkan kehidupan budaya nusantara, semakin rebah menikmati Bali. Hampir dipastikan setiap hari mereka menyaksikan perpaduan unik antara budaya Hindu-Bali secara keseluruhan. Dalam benak mereka, Bali telah menciptakan lingkungan yang mendukung, dan memelihara kerja kreatifnya.

Bila kembali ke belakang, sejak sebelum maupun tinggal di dalam Penjara Kebon Waru Bandung sebagai tahanan politik, Hendra Gunawan memang seorang seniman yang tidak hanya menangkap lansekap tanah Jawa dan budaya, serta sosial pada masanya, tetapi juga berfungsi sebagai aktivis pergerakan yang memperjuangkan isu-isu sosial maupun politik. Demikian halnya Nuraeni yang merupakan aktivis pergerakan yang menjadi bagian penting dalam diri Hendra Gunawan, baik sebagai murid dan istri keduanya. Nuraeni memiliki pandangan dan idealisme yang sama. Kenangan visual masa lalu yang terekam pada ruang imajiner disadari telah berhasil menghidupkan tema-tema sosial karyanya. Ketika hidup di dalam penjara, kedua seniman ini mampu melewati masa-masa tersulit, serta semakin diperkaya oleh hasrat untuk terus menghasilkan karya-karya yang istimewa.

Lima tahun bukanlah waktu yang pendek, Nuraeni menjelajahi ruang-ruang imajiner, berkarya disamping Hendra Gunawan, belajar sambil mempraktekkan ilmu yang ia dapatkan, maupun sebagai asisten pribadinya. Kedekatan dengan Hendra Gunawan terlepas dari pelajaran melukis, secara ideologis juga telah memainkan peran utama dalam kelahiran karya-karyanya.

Setelah satu tahun menunggu kebebasan Hendra Gunawan, pada pertengahan tahun 1979 akhirnya mereka berangkat ke Bali. Dengan mencarter satu kendaraan travel yang dipesannya dari Bali, Hendra Gunawan, Nuraeni, putra semata wayangnya Dadang Hendra, dan dua orang yang membantunya menyiapkan bahan melukis juga turut bersamanya. Setibanya di Bali, Nuraeni dan Hendra Gunawan tinggal menyewa rumah di pusat daerah Ubud. Di rumah itu mereka jadikan studio melukis dan tempat tinggal. Selanjutnya hari-hari Nuraeni dan Hendra Gunawan diisi dengan berkarya sambil membesarkan putranya.

Karya-karya Nuraeni dan Hendra Gunawan mengenai Bali bisa dianggap sebagai pembaharuan sekaligus catatan perjalanan hidup yang memperkaya jati dirinya. Selama tinggal di Bali, Nuraeni dan Hendra Gunawan sadar bahwa mereka tetap tidak goyah dari pemikiran-pemikiran sosial sebagai kaca mata melihat berbagai persoalan-persoalan yang ia temui. Menariknya, disamping keindahan Bali yang ia rekam dan tuangkan dalam karya-karya lukisnya, figur-figur yang menggambarkan masyarakat terpinggirkan tetap saja hadir dalam karya-karyanya.

Nelayan Pantai Kusamba, suasana Pasar Ubud, alam Kintamani, panorama Pantai Sanur dengan nelayan dan jukungnya, upacara-upacara adat, kegiatan tradisi dan budaya serta yang lainnya, kesemuanya membangkitkan rasa dan pesona untuk diabadikan dalam beragam tema-tema lukisan. Citraan budaya dalam kehidupan seni, warna-warna gelap dan cerah yang sangat kontras maupun berani, sarana upacara maupun pakaian tradisional tak luput menjadi tangkapan visual menarik yang semakin memperindah lukisan-lukisannya.

Karya Nuraeni HG 
Karya Nuraeni HG 

Salah satu kontribusi penting Nuraeni untuk Hendra Gunawan selama di Bali yakni bersama-sama turut mempersiapkan pameran tunggal suaminya di Taman Budaya Bali Denpasar. Hendra Gunawan sepertinya memang ingin menandai dan memaknai tinggal di Bali bukan hanya sekedar berkarya, namun ia juga ingin memamerkan capaian karyanya kepada masyarakat Bali. Upaya ini tentunya sangat didukung Nuraeni. Dengan menyewa studio yang lebih besar di Desa Batuan Sukawati, Hendra Gunawan lebih leluasa bisa menggarap karya-karyanya dalam ukuran besar. Nuraeni terus menyemangati dan membantu segala keperluan Hendra Gunawan, sementara di lain sisi lain ia harus menjalin hubungan dengan kolektor dan galeri dalam memasarkan karya Hendra Gunawan, baik di Bali maupun di luar Bali.

Maka, bila Bali dijadikan parameter pada periode tertentu kekaryaan Hendra Gunawan, tentu sangat banyak memberikan pengaruh yang signifikan. Pengaruh yang jelas menurut Nuraeni adalah pada gaya artistik, warna-warna yang cerah dan berani, gambaran suasana mistis dan romantisme Bali, maupun tema di luar Bali seperti peperangan melawan penjajah kolonial juga tetap dikerjakan dengan paduan warna kuat yang membuat terlihat semakin membara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun