Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bali dan Pelukan Terakhir Nuraeni pada Hendra Gunawan

2 Agustus 2023   20:20 Diperbarui: 8 Agustus 2023   05:58 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bali dan Pelukan Terakhir Nuraeni pada Hendra Gunawan

Pameran Nuraeni HG dan Hendra Gunawan di Kempinski Bali pada 11 Agustus  sampai 3 Nopember 2023 mendatang, benar-benar sangat menarik. Bagaimana tidak menarik, karena ini berkaitan dengan kenangan masa lalunya pernah tinggal di Bali. Kenangan itu bagi Nuraeni selalu hadir begitu menyebut atau mengunjungi Pulau Bali.

 

Dua pelukis Indonesia yang terkenal dengan lukisannya yang hidup dan ekspresif ini, bagai mengarungi bahtera baru yang ke dua pasca kebebasan sebagai tahanan politik dan harus mendekam di Rumah Tahanan Kebon Waru Bandung. Sebagai seniman, mereka telah menempatkan dirinya sebagai sosok pelukis luar biasa. Karya-karyanya kebanyakan mencerminkan hubungan kuat antara laku hidup, seni, budaya dan sosial politik.

 

Saat itu, tidaklah mudah untuk tetap mempertahankan prinsip dan idealismenya, sementara stigma "eks tapol" masih melekat dalam bayang-bayang kekuasaan Rezim Orde Baru. Dan sesungguhnya bukan sebuah pelarian dari minatnya pada Pulau Bali yang muncul secara terencana, memindahkan studio, sekaligus tinggal bolak-balik antara Bandung dan Bali.

 

Ketika memutuskan untuk tinggal di Bali, muncul keinginan mereka untuk menjajaki apakah dengan meninggalkan Bandung akan mendapatkan kebebasan sepenuhnya. Kebebasan dalam arti suasana dan dukungan produktivitas dalam berkarya. Di samping itu, Bali diakuinya sebagai surga tropis yang terkenal dengan bentang alamnya yang memukau, budaya yang semarak, dan keramahtamahan masyarakatnya yang hangat, serta telah lama menjadi magnet bagi seniman dan pekerja kreatif dari seluruh dunia.

 

Kedatangan Nuraeni HG dan Hendra Gunawan di Bali seolah memang langsung menemukan pusaran "taksu", yakni kekuatan daya pikat yang memiliki ruh magis maupun spiritual. Mereka seketika bagai tersedot dan hanyut dalam pusaran itu. Perjumpaannya dengan masyarakat Bali, kegiatan adat, upacara, serta kisah-kisah dari dongeng hingga mitos mistis yang bertebaran dalam tradisi lisan masyarakat, tak luput semakin membawa mereka pada penemuan barunya yaitu ekspresi kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun