Menurut Teja Astawa lukisan-lukisannya yang menghadirkan pesawat sebetulnya telah ia lakukan sejak lama, namun sempat ia tinggalkan karena ia gemar dengan cerita kehidupan dengan tokoh-tokoh dalam lakon wayang, kalaupun ada pesawat itu hanya melengkapi ruang. Namun, akhir-akhir ini ia mengakui bahwa dirinya memang ingin membawa pemirsa karyanya untuk manuruh perhatian pada lukisan pesawatnya.
Pada lukisan-lukisan terbaru yang ada gambar pesawat, Teja  tampaknya ingin menghadirkan suasana ketenangan. Hal ini terlihat bagaimana pesawat itu hadir semakin memperkaya narasi, bukan menimbulkan ketegangan dari obyek-obyek lain yang dihadirkan. Ketenangan ini nampak pula pada pilot dari figur-figur khasnya dan kera terlihat serius. "Pilot itu memang harus serius, kalau main-main maka pesawatnya akan jatuh", katanya sambil tertawa.
Teja Astawa seperti yang telah dilakukan sebelumnya, lukisan-lukisannya selalu menghadirkan unsur jenaka. Bahkan ketika ia ingin mengisahkan kehidupan yang sangat serius sekalipun, secara sengaja ia halau dengan sentuhan kisah parodi. Teja sangat mudah memparodikan ruang konflik, karena di situ ia bisa bertutur dengan baik. Maka tak heran bila dirinya sangat piawai meletakkan beragam permainan dari figur-figur mahluk wayang, maupun keranya untuk membuat orang tertawa.
Untuk saat ini, rangkaian jalinan kerja kreatif yang menghadirkan pesawat saya kira masih dilakukan dengan penuh kehati-hatian, artinya ia tidak ingin merusak harmonisasi narasi di lukisannya. Â Menurut Teja, ada saatnya nanti ia akan memainkan dominasi cerita khusus tentang pesawat secara tersendiri. Baginya yang terpenting saat ini kehadiran pesawat dapat mengkonstruksi ruang semakin artistik dulu.
Memang sepertinya, ada kecenderungan bahwa Teja sedang menggunakan komunikasi emosi secara langsung dan halus. Bagi para penafsir karyanya tentu ini akan memberi sumber yang terang dalam upaya pencarian makna sebagai pengalaman baru bersama seri pesawat terbangnya.
Pada karya yang berjudul Independent Day dengan ukuran 200 x 200 cm berbahan acrylic di atas kanvas misalnya. Bagaimana Teja memberi pemaknaan kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus dengan pengibaran bendera Merah Putih. Di setiap atraksi udara bendera Merah Putih biasanya memang dibentangkan oleh para penerjun payung prajurit TNI.Â
Namun kali ini karena benderanya sangat besar ia harus menarik dengan pesawat terbang. Tampak dalam karya ini hadirnya bendera dan pesawat memang sangat tidak jamak. Bila difikir secara logis sangat tidak mungkin pesawat akan menarik bentangan bendera, dengan faktor kecepatan dan keselamatan sangat berbahaya. Namun begitulah Teja, baginya apa yang tidak mungkin dengan dunia hayalannya untuk disodorkan agar membuat orang tertawa.
Begitu halnya pada karya yang dipamerkan di ArtJog 2023 berjudul "Pantauan Udara" berukuran 200 x 200 Cm berbahan acrylic di atas kanvas. Â Karya ini menurut Teja mengisahkan penjaga hutan yang sedang bekerja sama dengan seluruh penghuni hutan untuk memantau kehidupan di dalam hutan apakah aman atau ada masalah.Â
Pesawat helicopter dengan pilot hampir tidak nampak di kursi depan sedang mengudara di atas hutan belantara. Kera-kera sebagai penghuni hutan menyampaikan laporan pada crew helicopter dengan melompat di atas, bawah dan depan pesawat helicopter.Â