Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Dari Penjara Hati Nuraeni HG ke Karya-karya Hendra Gunawan

18 Juni 2023   22:17 Diperbarui: 19 Juni 2023   15:35 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melasti, 1982. 130cm x 105 cm. Oil on Canvas. Dok. Zen-1 Gallery

"Untuk itulah forum seperti artist talk ini akan turut menjaga sehingga masalah-masalah yang sebetulnya tidak perlu dipersoalkan memang tidak perlu dipersoalkan, tetapi yang penting adalah bagaimana pelukis menjadi dirinya sendiri. Berdasarkan rumusan yang dia ingin letakkan dalam peta seni lukisnya", kata Risa.

Nuraeni di akhir hidupnya hanya ingin melukis dan melukis

Setelah mengetahui banyak hal tentang Nuraeni melalui karya dan kisah hidupnya, dan mungkin karena saya terlalu sensitif. Saat mengulang kembali menikmati karya-karya Nuraeni yang dipamerkan dan dilanjutkan dengan melihat karya Hendra Gunawan, seolah karya-karya itu bergerak ingin menarik saya masuk pada nostalgia masa lalu menyaksikan proses karya-karya itu dilahirkan.

Nuraeni di rumah yang juga menjadi studio seninya di Bandung. Dok. Pribadi
Nuraeni di rumah yang juga menjadi studio seninya di Bandung. Dok. Pribadi
Saat Saya tanyakan apa yang akan dilakukan dalam mengisi masa senjanya?, Nuraeni menjawab kumpul dengan keluarga, melukis dan melukis yang baik. Tidak ingin terlibat banyak hal, apalagi sangat menyita pikirannya.

Melalui pameran Nuraeni HG Penjara Hati, saya sangat menaruh perhatian khusus padanya. Betapa sangat penting sosoknya dalam dunia pergerakan, serta pegabdianya terhadap maestro seni lukis Indonesia Hendra Gunawan. Pengabdian bukan hanya pada ketertindasan jiwa-jiwa pada masa pergerakan, namun lebih dari itu pada bangsa dan seni rupa Indonesia dengan nama besar Hendra Gunawan. 

Mungkin tanpa misteri dari pengalaman dari Nuraeni sebagai tahanan politik, maka kisahnya akan menjadi lain. Kebon Waru adalah bukti anugerah atas ke"ridha"an-Nya untuk mempertemukan dirinya dengan Hendra Gunawan. "Keprihatinan yang memenjarakan badan, juga memenjarakan hatinya yang selama ini telah ia anggap sebagai jalan hidup, bukan sebuah pilihan apalagi keterpaksaan", kata  Nyi Rd. Siti Nuraeni yang lebih akrab dipanggil Ibu Nur.

Melukislah terus Ibu Nur sampai tanganmu tak lagi mampu mengangkat kuas. Lewat karya-karyamu sejatinya engkau telah turut menjaga marwah Hendra Gunawan yang pernah menuntun dan mengajarimu. [Yudha Bantono. Bali, 18.06.2023]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun