Berbekal semangat kreatif, salah satu klub otomotif di Bali ini mampu membangun branding Pariwisata dan Budaya melalui Volkswagen.
Selalu ada yang menarik ketika membicarakan kendaraan klasik langsiran Jerman pada tataran pariwisata dan budaya di Bali. Volkswagen hadir sudah sejak lama sebagai kendaraan pariwisata. Tak terhitung sudah, wisatawan mancanegara  menikmati perjalanannya mengelilingi Bali dengan kendaraan kap terbuka (VW Safari). Ya itulah salah satu bagian Volkswagen yang masih eksis hingga kini, menjadi bagian mata rantai pariwisata Bali.
Sinergi dengan kegiatan itu, BVD yang didaulat sebagai tuan rumah pelaksanaan Jamnas ke 49 Volkswagen Indonesia menggabungkan dua even ini menjadi satu kemasan.
Menyame Braye diangkat BVD sebagai tema utama pelaksanaan VLIP IV-2018. Menyame Braye menurut Rai Jony sapaan akrab Ketut Krisna Rai Mahajony yang juga Wakil Ketua BVD adalah sebuah bentuk refleksi dalam melihat diri kedalam, memaknai dan memberikan vibrasi kuat bagi setiap laku menuju kehidupan yang lebih baik.Â
Laku kehidupan yang berakar pada  filosofi universal ini setidaknya akan mengajarkan empati yang sangat tinggi menyetarakan seluruh insan dalam suatu tataran. Masing-masing individu dituntut merasakan betapa pentingnya toleransi atau teposliro, khususnya dalam menghadapi situasi dan kondisi kekinian yang masih banyak diliputi adanya gesekan, distorsi dan perbedaan pandangan.
Spirit inilah yang ingin digemakan melalui kegiatan Jamnas VoIkswagen Indonesia ke 49 dan VLIP ke 4 sehingga seluruh anggota Volkswagen Indonesia bersama-sama masyarakat luas dapat mewujudkan rasa saling memiliki, menghargai, dan menjaga.Â
Seperti halnya suasana keluarga besar ideal yang saling hidup rukun meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik pandangan, pemikiran maupun asal muasal. Suasana ini tentu akan mendorong terciptanya keguyuban antar sesama anggota Volkswagen Indonesia yang melahirkan inovasi dan kreativitas tanpa henti.
Tentu dalam pelaksanaan Jamnas dan VLIP Â kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang ada di Buleleng. Seperti yang telah dirancang dalam VLIP yang pertama, bahwa program ini dirancang bukan sekadar promosi pariwisata yang berdampak terhadap terdorongnya perekonomian setempat, tetapi juga menjadi ajang pengayaan keberagaman seni dan budaya, memperluas ruang kreatif, sekaligus perayaan Bali Volkswagen Division dengan segala kreativitas dan keramahtamahannya.Â