Bila berkunjung ke Ubud Bali, singgahlah ke Bidadari Mandala Art Gallery, tepatnya di Desa Mas. Bidadari Mandala sedang memamerkan karya-karya seni rupa kolaborasi antara Jepang dan Indonesia. Tiga seniman Jepang Kazunobu Yanagi, Yasu Suzuka, dan Minako Hiromi berkolaborasi dengan seniman wanita Indonesia Trie Utami.
Semangat akar budaya asia, penghargaan terhadap alam, kontemplatif, spiritual, dan penuh kedamaian, demikian kesan kesadaran artistik yang diusung seniman yang berpameran, syarat dengan pesan filosofi bagi kebaikan di muka bumi.Â
Kepiawaian tiga seniman Jepang yang membawa persepsi kebudayaannya terlihat menyatu sebagai rangkaian jalinan dialog dalam mencipta karya yang universal.
Judul pameran "Teratai Salju", dari namanya dapat dipahami sebagai simbol kuat akan hadirnya upaya penyucian alam jagad raya demi kebaikan dan kedamaian. Teratai Salju sendiri tumbuh di pegunungan Jepang yang bersalju dan mekar di air suci, serta dipercaya sebagai air suci surgawi.
Pada pembukaan pameran (4/8) Kazunobu Yanagi membuat performing art yang di respons Trie Utami. Kazunobu mengungkap sisi kehadiran dirinya yang merupakan bagian dari alam dengan simbolisme elemen-elemen seperti air, tanah, api, udara dan ruang angkasa, dihadirkan dalam rupa gerak, suara, dan warna.Â
Kazunobu menuangkan kelima unsur elemen itu kedalam kanvas yang dibentangkan di atas tanah. Proses penciptaan karya yang diawali dengan membubuhkan lem, menabur arang bambu halus, melukis dengan kuas bambu dengan beragam warna. Ruang yang direspons oleh Kazunobu sebagai kesadaran terlihat kuat sebagai simbol perlakuan bahwa dirinya bagian dari alam itu sendiri.
Memahami konsep kebudayaan dan alam, termasuk Gunung Agung sebagai pusat kekuatan energi spiritualitas. Ia memadukan apa yang diamati dengan kedekatan pembacaan panjang yang menggiring dirinya menciptakan karya melalui proses kreatif.Â
Kazunobu menuturkan  bukan sebuah kebetulan bila menaruh hormat pada konsep dan filosofi Hindu Bali tentang proses penciptaan alam jagad raya dan manusia yang dikenal dengan Panca Mahabhuta. Â
Dan ini sangat universal, karena kepercayaan di Jepang juga sama. Selanjutnya, Kazunobu memberikan judul karyanya "Ki" yang artinya energi. Melalui energi menurutnya akan membawa ingatan pada proses penciptaan serta perjalanan kehidupan sampai mencapai keharmonisan atau keseimbangan hidup.