Dan tidaklah berlebihan bila The Evolution of animals adalah salah satu bentuk karya yang hadir dari kekuatan proses dan juga berperan sebagai penyampai. Ia berusaha mengangkat sisi binatang dalam keindahan, berhasil menghadirkan image binatang yang multi tafsir, bebas dimaknai oleh siapapun. Inilah sejatinya kekuatan karya itu. Gus Sutama tidak melakukan analisis atas perhatiannya pada detail, ia melarutkan komposisi ruang hanya pada imaji. Dan pada akhirnya kekuatan artistiklah yang benar-benar diuji, apakah memiliki efek yang sangat menggugah bagi siapa saja yang menikmatinya.
****
Gus Sutama ingin tetap memahat, dan berguru pada kesunyian kayu-kayu. Karena kesunyian itulah yang memberinya kekuatan, agar ia tabah mengolah rasa yang menjelma menjadi bentuk kreativitasnya. Kesunyian itu sekaligus mengajarinya bahwa keindahan itu ada dimana-mana, bahkan di dalam lekukan kayu yang terlihat seperti tidak berguna.
Patung kayu evolusi binatang itu seolah menggerakkan wajahnya menjadi sepuluh rupa. Siapakah yang dapat menaklukkan wajah-wajah binatang itu, karena saya yakin delapan penjuru mata anginpun tidak akan dapat membantunya. Ini hebatnya proses berkarya Gus Sutama, melampaui penerjemahan kata-kata.
Â
Yudha Bantono, Art writer, tinggal di Denpasar Bali.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H