Mohon tunggu...
Yuanita Zaskiawan
Yuanita Zaskiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Siswa Smpn 7 Depok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mindset yang Salah adalah Menganggap Tingkat Persaingan adalah Kecerdasan

30 November 2023   20:30 Diperbarui: 30 November 2023   21:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo kompasianers 

Dunia dahulu sangat lokal. Sekitar 100 tahun lalu 75% orang Amerika tak punya telepon dan tak dilayani pengiriman. surat reguler, menurut ahli sejarah Robert Gordon. Itu membuat persaingan jadi sangat lokal. Pekerja dengan kecerdasan rata- rata bisa saja menjadi yang terbaik di kotanya, dan diperlakukan sebagal yang terbaik karena tak harus bersaing dengan pekerja lebih cerdas di kota lain.

Sekarang keadaan berubah. Dunia yang sangat terhubung menyebabkan jumlah pesaing Anda naik dari seratus ribu warga sekota ke jutaan sampai miliaran orang di seluruh dunia. Apalagi untuk pekerjaan yang mengandalkan kepala, bukan otot: mengajar, memasarkan, analisis konsukasi, akuntansi, pemrograman, Jurnalisme, bahkan kedokterar makin banyak bersaing di tingkat dunia. Makin banyak bidang akan masuk kategori itu selagi digitisasi menghapus batas-batas dunia-selagi "perangkat lunak memakan dunia, kata pemodal ventura Marc Andreesen.

Pertanyaan yang Anda harus ajukan selagi jumlah pesaing bertambah adalah, "Bagaimana agar saya menonjol?" "Saya cerdas" makin lama makin menjadi jawaban buruk bagi pertanyaan itu, karena ada banyak orang cerdas di dunia. Hampir 600 orang mendapat nilai tertinggi SAT tiap tahun. Tujuh ribu lainnya di tingkat kedua tertinggi. Di dunia terglobalisasi di mana pemenang mengambil semuanya, jenis orang macam itulah yang makin banyak menjadi pesaing langsung Anda.

Kecerdasan bukan keunggulan andal di dunia yang telah menjadi sangat terhubung.

Keluwesan bisa jadi keunggulan.

Di dunia di mana kecerdasan menjadi mahakompetitif dan banyak keahlian teknis terotomatisasi, keunggulan daya saing bergeser ke keahlian lunak yang bernuansa-seperti komunikasi, empati, dan barangkali paling penting, keluwesan.

Jika Anda punya keluwesan, Anda bisa menunggu kesempatan bagus, dalam karier maupun investasi. Anda akan puriya peluang lebih besar belajar keahlian baru bila perlu. Anda akan merasa tak buru-buru harus mengejar pesaing yang bisa melakukan hal- hal yang Anda tak bisa lakukan, dan punya ruang gerak untuk mencari apa yang Anda suka dan bisa lakukan dengan tak tergesa- gesa. Anda bisa menemukan rutinitas baru, laju yang lebih lambat, dan berpikir mengenai kehidupan dengan kumpulan asumsi yang berbeda. Kemampuan melakukan hal-hal itu ketika sebagian besar orang lain tak bisa adalah satu di antara beberapa hal yang akan membuat Anda menonjol di dunia di mana kecerdasan tak lagi merupakan keunggulan andal.

Lebih banyak kendali atas waktu dan pilihan makin menjadi salah satu hal paling berharga di dunia.

Makanya lebih banyak orang bisa dan harus menabung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun