Sebaliknya, ketika anak diajarkan tentang konsep kemewahan yang lebih mendalam, mereka juga bisa memaknai hidup dengan lebih mendalam.
Anak-anak ini juga akan lebih tahan banting di tengah paham hedonisme yang melanda sekarang ini. Tidak dengan gampang mendefinisikan diri mereka dengan materi yang mereka miliki atau tidak mereka miliki. Tidak jatuh pada godaan menjadi angkuh atau malah rendah diri.
Kemewahan, karakter dan rasa syukur
Suatu kali saya sedang memotong rumput di halaman depan, yang entah bagaimana kok cepat sekali meninggi. Jari lecet-lecet karena tergesek gagang gunting rumput, lengan menghitam terpanggang mentari pagi menjelang siang yang terik. Rambut pun menghangat berbau matahari. Tapi itu adalah kemewahan.
Waktu merantau dulu dan tinggal di negara empat musim yang sepanjang tahunnya cenderung dingin dan gloomy  tanpa matahari, bahkan kadang-kadang di hari-hari musim panas sekalipun, saya masih ingat betapa saya merindukan sinar matahari di negeri ini yang melimpah ruah.Â
Bermandi matahari adalah juga salah satu bentuk kemewahan. Vitamin D gratis, anugerah Ilahi.
Kita seringkali lupa kemewahan yang kita miliki, karena terlalu terbiasa, dan tersilaukan dengan gemerlapnya kemewahan di luar sana.
Memahami konsep kemewahan yang benar akan membuat kita tidak lupa bersyukur dan tidak mudah mengeluh ini itu.
Ketika kita mengajarkan tentang konsep kemewahan yang sebenarnya pada anak-anak kita, sebenarnya tanpa kita sadari kita juga sedang membentuk karakter mereka. Karakter yang tangguh nan kokoh atau lembek , yang terlarut dalam hiruk pikuk massa tanpa punya pegangan.
Karakter yang hanya peduli apa yang tampak diluar, atau karakter yang lebih menghargai apa yang ada di dalam diri.
Luxury to me is not about buying expensive things; it's about living in a way where you appreciate things. -- Oscar de la Renta