Kedua, mempersiapkan mental dan fisik/tenaga
Kondisi patah tulang pada lansia bisa membuatnya sama sekali tidak berdaya dan bergantung seratus persen pada bantuan dan perawatan orang lain.
Begitu pula yang terjadi pada Ibu saya. Siang dan malam tergantung sepenuhnya pada perawatan.
Karena saat itu kondisi puncak gelombang dua varian delta yang mencekam dan memang sedang PPKM juga, opsi untuk meng-hire suster untuk merawat ibu saya terlalu berisiko. Sementara, kami sekeluarga besar juga menerapkan aturan ketat untuk tidak saling berkunjung.
Alhasil, perawatan ibu saya tergantung sepenuhnya pada kakak dan keponakan saya, di mana ibu saya tinggal bersama.Â
Mereka berjibaku merawat ibu saya, sambil masih harus bekerja walaupun WFH (Work From Home).
Lelah fisik dan mental yang luar biasa, siang dan malam harus siap siaga.
Jadi, mempersiapkan mental dan fisik sangat penting dalam merawat lansia yang mengalami patah tulang. Tentu tergantung juga pada lokasi dan kondisi patahannya.
Kalau memungkinkan dan aman, sebaiknya memang menggunakan tenaga bantuan seperti suster atau semacamnya.
Perlu diingat bahwa situasi ini sangat tidak nyaman bagi pasien, sehingga yang merawat pun harus punya kesabaran super duper ekstra.
Ketiga, mempersiapkan biaya-biaya tak terduga di luar biaya dokter, obat dan rumah sakit