Dar der dor
Blaaaar
Dar der dor
Jedeeeeeer
Anjingpun menggonggong sepenuh suara
Kaget, tak menduga
Mereka yang tengah sepenuh raga
Lewat layar, mendengarkan gurunya
Tersentak oleh hiruk pikuknya
Buyar semua konsentrasinya
Yang sedang bekerja
Terjeda oleh gegap gempitanya
Tak kuasa melanjutkan apa yang
Tengah dilakukannya
Yang lanjut usia
Terlompat dari nyenyak istirahatnya
Dengan debar jantungnya
Yang berlomba-lomba
Menanti,
Suaranya tak juga henti
Atau menepi
Dar der dor
Blaaaar
Dar der dor
Jedeeeeeer
Bisa dimaklumi,
Kalau terdengar di hari-hari istimewa
Tapi, ini hari biasa
Tengah hari pula
Terkadang malam haripun juga
Pun, di hari biasa
Ketika saatnya orang-orang hendak memulihkan tenaga
Karena esok pagi sekali harus kembali bekerja
Dan mereka yang sekolah,
Juga tiba pada jam tidurnya yang lelah
Dar der dor
Blaaaar
Dar der dor
Jedeeeeeer
Nak,
Aku tahu itulah yang kamu suka
Suaranya membuatmu beria-ria
Bersukacita dalam dentumannya
Tapi ingatkah kamu, nak
Nasihat orang tuamu yang
Berpeluh keringat bekerja
Supaya kamu bisa sekolah
Dan mampu mencerna...
Tentang tata krama.
Hidup ini ada aturannya.
Tak hanya bisa
Melakukan yang kita suka
Tak juga
Melakukan semau yang kita mau
Meskipun mampu
Nak,
Dengarlah nasehat orangtuamu
Pun Bapak Ibu Guru
Yang susah payah menjadikanmu
Manusia yang berilmu.
Yang mengharapkanmu
Setidaknya, paham akan waktu.
Catatan penulis :
Puisi ini adalah bagian dari project berbagi buat negri, untuk  mengedukasi anak negeri lewat karya fiksi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H