Jadi waktu putri saya baru kelas 1 SD, kami melarangnya belajar, bahkan saat ulangan sekalipun. Kenapa ? Karena kami orang tua yang aneh hehehe. Ada alasan tertentu, yang akan saya bahas di artikel terpisah.
Nha, karena di larang belajar, waktu akan ulangan matematika, dia yang membuat soal matematika dan saya berdua bapaknya lah yang harus mengerjakannya.
Kamipun mengerjakan, soal penjumlahan dan pengurangan.Â
Begitu selesai, putri kami mengkoreksi. Dan hasilnya, nilai kami NOL. Salah semua.
"Ternyata papa sama mama gak ada yang bisa matematika!" Serunya kecewa.
Hah ? Kok bisa mendadak kami berdua bego bersama ?
"Caranya salah semua. Tidak seperti yang miss ajari di sekolah!"
Kami berusaha menjelaskan, kalau caranya bisa saja berbeda, yang penting hasilnya sama.
Tapi sia-sia saja. Putri saya tetap pendiriannya. Selama tidak seperti yang diajarkan gurunya, berarti salah. Kesimpulannya tetap sama, saya dan bapaknya tidak ada yang bisa matematika.
Kami sering ngakak berdua kalau mengingat cerita ini.
Tapi itu justru menyadarkan saya, betapa sangat berartinya seorang guru bagi seorang anak didik. Terutama di level dini, seperti TK atau SD.