Jadi, karena (1) post-power syndrome Megawati, (2) tak ada fifur trah Bung Karno yang layak nyapres, (3) ketakutan pengaruh PDIP keluar dari trah Soekarno jika Jokowi jadi presiden, (4) adanya faksi musuh dalam selimut dalam internal PDIP yang melakukan, (5) skenario jahat mengebiri PDIP dengan tidak mencalonkan Jokowi sebagai bunuh diri politik partai, (6) absurditas atas nama melindungi Jokowi dari serangan musuh politik, (7) langkah berpijak di dua tempat dengan scenario Mega-Jokowi dan Jokowi-Mega adalah kebijakan salah karena jelas Mega sudah tak laku dan hanya menguntungkan lawan politik di luar dan dalam PDIP.
Begitulah kemenangan faksi rusuh di PDIP yang menjerumuskan Bu Mega dan membuang Jokowi ke tong sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H