Mohon tunggu...
32 Yuanita dewi
32 Yuanita dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskusi Budaya, Menggali Kekayaan dan Evolusi Tradisi Sayang-Sayang Mandar Sulawesi Barat

16 Juli 2024   23:47 Diperbarui: 16 Juli 2024   23:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 28 Juni 2024, mahasiswa Sastra Indonesia dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Sulawesi Barat (IKAMA) mengadakan diskusi budaya yang bertemakan "Tradisi Sayang-Sayang Mandar: Hibriditas dan Evolusinya". 

Diskusi ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Irwan Syamsir, seorang akademisi seni dan sastra, serta M. Ridwan Amiluddin, seorang penulis dan peneliti budaya Mandar. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Barat kepada masyarakat luas dan memperlihatkan bagaimana mahasiswa Sulawesi Barat yang tinggal di Yogyakarta menjaga dan melestarikan budaya mereka.

Diskusi yang bertemakan "Tradisi Sayang-Sayang Mandar: Hibriditas dan Evolusinya" dimulai dengan pemaparan dari salah satu pemateri yaitu Irwan Syamsir, yang menjelaskan asal-usul dan perkembangan tradisi Sayang-Sayang Mandar. Pemateri memaparkan materi tersebut dengan menggunakan presentasi visual yang menarik, lengkap dengan contoh video dan audio dari pertunjukan Sayang-Sayang. Lalu dilanjutkan pemateri kedua M. Ridwan Amiluddin dengan membahas hibriditas dan evolusi tradisi ini dalam konteks modern. 

Diskusi ini menarik karena adanya sesi tanya jawab interaktif, dimana para pendengar termasuk mahasiswa dan masyarakat umum, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan kedua pemateri.

Kegiatan yang diadakan dari kolaborasi antara mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Sulawesi Barat (IKAMA) terorganisir dengan baik, hal ini menciptakan suasana yang nyaman bagi semua peserta. Diskusi ini banyak menimbulkan hal-hal positif seperti, pemaparan dari kedua pemateri yang sangat mendalam dan komprehensif, membuat orang-orang yang mengikuti diskusi mendapat pemahaman baru mengenai tradisi Sayang-Sayang Mandar dan menambah perspektif menarik tentang hibriditas budaya. 

Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat yang mengikuti diskusi ini tentang pentingnya pelestarian budaya lokal seperti Sayang-Sayang Mandar Sulawesi Barat. Maka dari itu diskusi budaya "Tradisi Sayang-Sayang Mandar: Hibriditas dan Evolusinya" sukses memperkenalkan dan melestarikan budaya Sulawesi Barat. Dengan pemaparan mendalam dari Irwan Syamsir dan M. Ridwan Amiluddin serta kegiatan tanya jawab yang interaktif, kegiatan ini memberikan wawasan baru dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi lokal.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun