TINGGINYA ANGKA STUNTING DI INDONESIA
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Berdasarkan studi terhadap berbagai latar belakang negara di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO), stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Terdapat dua faktor utama, yaitu faktor eksternal dari lingkungan masyarakat maupun negara dan faktor internal, meliputi keadaan di dalam lingkungan rumah anak. Suatu negara dan masyarakat di dalamnya berperan dalam menimbulkan kondisi stunting pada anak-anak di negara tersebut.
Stunting di Indonesia masih terbilang tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia. Oleh karena itu, pada kesempatan ini membahas tentang masalah stunting di Indonesia.
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010). Selain itu stunting bisa diartikan sebagai masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Sebaran Data Stunting 2022 di Indonesia
NO
Â
PROVINSI
Â
JUMLAH BALITA (ANAK)
Â
STUNTING
PREVALI (%)
PENDEK (ANAK)
SANGAT PENDEK (ANAK)
1
ACEH
415,663
24,998
8,252
8.0
2
SUMATERA UTARA
885,985
32,089
16,733
5.5
3
SUMATERA BARAT
348,522
27,846
8,112
10.3
4
RIAU
416,247
13,194
4,130
4.2
5
JAMBI
239,147
6,836
2,878
4.1
6
SUMATERA SELATAN
590,592
13,661
4,689
3.1
7
BENGKULU
116,001
4,656
946
4.8
8
LAMPUNG
520,923
18,609
4,941
4.5
9
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
104,378
3,214
863
3.9
10
KEPULAUAN RIAU
111,244
4,073
1,200
4.7
11
DKI JAKARTA
415,345
3,751
1,409
1.2
12
JAWA BARAT
3,219,522
166,920
54,145
6.9
13
JAWA TENGAH
1,964,537
144,013
40,351
9.4
14
DI YOGYAKARTA
168,523
12,240
3,212
9.2
15
JAWA TIMUR
2,008,487
142,674
47,511
9.5
16
BANTEN
781,607
32,675
20,679
6.8
17
BALI
156,831
5,503
1,480
4.5
18
NUSA TENGGARA BARAT
416,523
51,197
26,019
18.5
19
NUSA TENGGARA TIMUR
401,020
65,912
23,786
22.4
20
KALIMANTAN BARAT
273,461
31,931
12,526
16.3
21
KALIMANTAN TENGAH
150,991
10,961
4,339
10.1
22
KALIMANTAN SELATAN
255,436
18,218
5,611
9.3
23
KALIMANTAN TIMUR
119,419
11,935
4,206
13.5
24
KALIMANTAN UTARA
29,056
3,578
1,189
16.4
25
SULAWESI UTARA
133,139
2,443
637
2.3
26
SULAWESI TENGAH
164,470
16,474
5,141
13.1
27
SULAWESI SELATAN
584,481
40.582
12,241
9.0
28
SULAWESI TENGGARA
177,821
14,503
5,113
11.0
29
GORONTALO
81,871
4,581
1,551
7.5
30
SULAWESI BARAT
99,033
17,247
5,656
23.1
31
MALUKU
103,784
7,678
2,573
9.9
32
MALUKU UTARA
59,085
5,578
1,667
12.3
33
PAPUA BARAT
86,635
7,474
3,509
12.7
34
PAPUA
134,966
9,338
6,254
11.6
TOTAL
15,734,745
976,582
343,559
8.4
Sumber: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev/DashPrev
Melihat sebaran data stunting 2022 di Indonesia di atas diketahui bahwa angka stunting di Indonesia masih terbilang banyak. Ada berbagai faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia belum menurun. Kemungkinan masyarakat di Indonesia masih belum mengetahui tentang faktor penyebab stunting.
Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, kebanyakan faktor yang mempengaruhi seorang anak mengalami stunting adalah pada saat di dalam kandungan sang ibu kurang memperhatikan makanan dan asupan yang diberikan kepada bayi. Selain itu juga ada penyebab tidak langsungnya yaitu akses dan ketersediaan bahan makanan serta sanitasi dan kesehatan lingkungan. Faktor yang menyebabkan stunting belum menurun antara lain ketidaktahuan masyarakat pada status gizi anaknya, masalah infrastruktur, terutama di desa yang belum memadai, dan angka kemiskinan yang tinggi.
Cara mencegah stunting di Indonesia adalah pemerintah memberikan pendidikan dan pengetahuan kesehatan tentang stunting terhadap masyarakat Indonesia melalui promosi kesehatan, membangun infrastruktur yang memadai, terutama di desa, dan mengatasi masalah kemiskinan yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, masyarakat harus memahami konsep gizi, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, menjaga kebersihan, dan lain sebagainya yang dapat mencegah stunting. Dengan diterapkannya pencegahan stunting diharapkan angka stunting di Indonesia turun dan menghasikan generasi muda yang unggul.
REFERENSI
Ni'mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. Media Gizi Indonesia, 13.
Nirmalasari, N. O. (2020). STUNTING PADA ANAK: PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI INDONESIA. QAWWAM: JOURNAL FOR GENDER MAINSTREAMING, 20.
Ruswati, & dkk. (2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 34.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H