Mohon tunggu...
Yuanisa Putri Pramestya
Yuanisa Putri Pramestya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa keperawatan semester 3 di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tingginya Angka Stunting di Indonesia

10 Mei 2023   16:00 Diperbarui: 10 Mei 2023   15:57 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TINGGINYA ANGKA STUNTING DI INDONESIA

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Berdasarkan studi terhadap berbagai latar belakang negara di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO), stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Terdapat dua faktor utama, yaitu faktor eksternal dari lingkungan masyarakat maupun negara dan faktor internal, meliputi keadaan di dalam lingkungan rumah anak. Suatu negara dan masyarakat di dalamnya berperan dalam menimbulkan kondisi stunting pada anak-anak di negara tersebut.

Stunting di Indonesia masih terbilang tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia. Oleh karena itu, pada kesempatan ini membahas tentang masalah stunting di Indonesia.

Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010). Selain itu stunting bisa diartikan sebagai masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Sebaran Data Stunting 2022 di Indonesia

NO

 

PROVINSI

 

JUMLAH BALITA (ANAK)

 

STUNTING

PREVALI (%)

PENDEK (ANAK)

SANGAT PENDEK (ANAK)

1

ACEH

415,663

24,998

8,252

8.0

2

SUMATERA UTARA

885,985

32,089

16,733

5.5

3

SUMATERA BARAT

348,522

27,846

8,112

10.3

4

RIAU

416,247

13,194

4,130

4.2

5

JAMBI

239,147

6,836

2,878

4.1

6

SUMATERA SELATAN

590,592

13,661

4,689

3.1

7

BENGKULU

116,001

4,656

946

4.8

8

LAMPUNG

520,923

18,609

4,941

4.5

9

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

104,378

3,214

863

3.9

10

KEPULAUAN RIAU

111,244

4,073

1,200

4.7

11

DKI JAKARTA

415,345

3,751

1,409

1.2

12

JAWA BARAT

3,219,522

166,920

54,145

6.9

13

JAWA TENGAH

1,964,537

144,013

40,351

9.4

14

DI YOGYAKARTA

168,523

12,240

3,212

9.2

15

JAWA TIMUR

2,008,487

142,674

47,511

9.5

16

BANTEN

781,607

32,675

20,679

6.8

17

BALI

156,831

5,503

1,480

4.5

18

NUSA TENGGARA BARAT

416,523

51,197

26,019

18.5

19

NUSA TENGGARA TIMUR

401,020

65,912

23,786

22.4

20

KALIMANTAN BARAT

273,461

31,931

12,526

16.3

21

KALIMANTAN TENGAH

150,991

10,961

4,339

10.1

22

KALIMANTAN SELATAN

255,436

18,218

5,611

9.3

23

KALIMANTAN TIMUR

119,419

11,935

4,206

13.5

24

KALIMANTAN UTARA

29,056

3,578

1,189

16.4

25

SULAWESI UTARA

133,139

2,443

637

2.3

26

SULAWESI TENGAH

164,470

16,474

5,141

13.1

27

SULAWESI SELATAN

584,481

40.582

12,241

9.0

28

SULAWESI TENGGARA

177,821

14,503

5,113

11.0

29

GORONTALO

81,871

4,581

1,551

7.5

30

SULAWESI BARAT

99,033

17,247

5,656

23.1

31

MALUKU

103,784

7,678

2,573

9.9

32

MALUKU UTARA

59,085

5,578

1,667

12.3

33

PAPUA BARAT

86,635

7,474

3,509

12.7

34

PAPUA

134,966

9,338

6,254

11.6

TOTAL

15,734,745

976,582

343,559

8.4

Sumber: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev/DashPrev

Melihat sebaran data stunting 2022 di Indonesia di atas diketahui bahwa angka stunting di Indonesia masih terbilang banyak. Ada berbagai faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia belum menurun. Kemungkinan masyarakat di Indonesia masih belum mengetahui tentang faktor penyebab stunting.

Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, kebanyakan faktor yang mempengaruhi seorang anak mengalami stunting adalah pada saat di dalam kandungan sang ibu kurang memperhatikan makanan dan asupan yang diberikan kepada bayi. Selain itu juga ada penyebab tidak langsungnya yaitu akses dan ketersediaan bahan makanan serta sanitasi dan kesehatan lingkungan. Faktor yang menyebabkan stunting belum menurun antara lain ketidaktahuan masyarakat pada status gizi anaknya, masalah infrastruktur, terutama di desa yang belum memadai, dan angka kemiskinan yang tinggi.

Cara mencegah stunting di Indonesia adalah pemerintah memberikan pendidikan dan pengetahuan kesehatan tentang stunting terhadap masyarakat Indonesia melalui promosi kesehatan, membangun infrastruktur yang memadai, terutama di desa, dan mengatasi masalah kemiskinan yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, masyarakat harus memahami konsep gizi, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, menjaga kebersihan, dan lain sebagainya yang dapat mencegah stunting. Dengan diterapkannya pencegahan stunting diharapkan angka stunting di Indonesia turun dan menghasikan generasi muda yang unggul.

REFERENSI

Ni'mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. Media Gizi Indonesia, 13.

Nirmalasari, N. O. (2020). STUNTING PADA ANAK: PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI INDONESIA. QAWWAM: JOURNAL FOR GENDER MAINSTREAMING, 20.

Ruswati, & dkk. (2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 34.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun