Mohon tunggu...
Yuana P
Yuana P Mohon Tunggu... Mahasiswa - 00s

00

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bak 2 Mata Pisau, Ini Dampak dari TIK

20 Juli 2021   09:25 Diperbarui: 20 Juli 2021   09:32 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang hari ini ga kenal dengan internet? Hasil pengembangan inovasi dalam teknologi informasi dan komunikasi ini mampu mempermudah segala hal. Nah, di artikel sebelumnya kita sudah banyak membahas tentang seluk beluk adanya perkembangan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi ini. Namun, sebelumnya apa yang dibenak kalian jika mendengar "media sosial"? 

Apakah tempat mencari ide, ajang mengekspos diri, atau malah tempat cari uang?. Well, itu semua tidak apa orang berpikir seperti itu, karena setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang memandang segala sesuatu hal, termasuk dalam mendefinisikan apa itu media sosial, bisa bermuatan positif maupun negatif.

Di era sekarang apapun sudah terkoneksi dengan internet. Perkembangan teknologi informasi  dan komunikasi yang sangat pesat ini memberikan sejuta manfaat untuk banyak orang. 

Tidak dapat dipungkiri, semua orang bahkan orang yang kita anggap primitif di suatu daerah tertentu, sudah menjangkau dengan internet. Inilah bukti bahwa, internet sudah berkembang pesat sampai pelosok negeri. 

Alhasil, internet tidak bisa lepas dari aspek kehidupan masyarakat. Semua bisa terhubung dengan adanya internet. I

nternet menjadi primadona masyarakat. Segala apapun kebutuhan manusia bisa terbantu dengan adanya teknologi ini, apalagi tanpa terbatas waktu dan ruang. Dengan adanya teknologi ini, semua bisa memotong biaya dan tenaga yang dibutuhkan jika memakai media konvensional.

Jika kita memakai media konvensional kita akan membutuhkan banyak waktu untuk mengirim dan menerima pesan dan itupun terbatas. 

Contohnya dalam mendapatkan sebuah berita. Kita perlu ke loper atau tempat yang berjualan koran, belum ongkos dan tenaga kita untuk mencapai ke tempat tersebut, lalu membayar koran, dan pulang lagi untuk membaca dan merenungkan isi berita tersebut, lalu setelahnya sudah terbaca habis, berita yang disuguhkan hanya hari itu saja yang dimana berita koran yang tiap hari pastinya akan berbeda-beda. 

Kalau kita memakai dengan koneksi internet, kita bisa menerima berita kapan pun dimana pun, bisa membaca sambil "leyeh-leyeh", rebahan, berita yang disuguhkan up to date, informasi penunjang dalam gambar bisa diakses bisa dengan format gambar maupun gambar bergerak atau video. Sangat berbeda sekali bukan? Maka dari itu, kita patut bersyukur dengan adanya bantuan teknologi internet yang memudahkan hidup kita.

Di masa pandemi ini, dengan dibatasinya mobilitas sehari-hari dan pemerintah melakukan tindakan preventif #DiRumahAja demi membantu memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19 yang berasal dari Negeri Tiongkok ini. 

Pembatasan sosial menjadi hal yang harus dilakukan, sehingga dengan adanya bantuan internet kita bisa berkontribusi membantu mencegah penularan virus COVID-19 ini. 

Dengan hal ini, sejalan dengan bertumbuhnya masyarakat Indonesia yang jumlah pengguna internet mencapai 196,7 juta (dilansir dari APJII pada tanggal 9 November 2020). 

Angka ini sudah lebih mencapai 50% masyarakat Indonesia terkoneksi lewat internet. Apalagi ditambahnya dengan provider/perusahaan yang memfasilitasi WiFi, harga kuota internet yang sangat terjangkau, ini berkontribusi membantu meningkatnya pengguna internet di Indonesia. Dari sini kita bisa menyimpulkan hasil dari berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi ini adalah cepat dan mudah. Istilah di zaman sekarang itu "sat set sat set"

Media sosial merupaka tempat baru dalam penyebaran informasi. Bermacam-macam bentuk pengemasan informasi konten media sosial. Media sosial bak 2 mata pisau, yang satu memberikan dampak positif dan sebaliknya, memberikan dampak negatif. Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, disini saya menjelaskann, hal ini sejalan dengan definisi komunikasi yang di utarakan Harold Laswell. " who says what, in which channel, to whom, with what effect", yang mana didefiniskan komunikasi itu juga memberikan efek/dampak. 

Efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum atau sesudah menerima pesan itu sendiri. Selanjutnya pesan itu akan diteruskan dan memberikan umpan balik (feedback) atas pesan itu yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator. Efek komunikasi bisa berupa

  • Kognisi
    Penambahan wawasan, pengetahuan, insight baru
  • Afeksi
    Sikap (empati, simpati, khawatir dan lain sebagainya)
  • Psikomotorik
    Perubahan perilaku, menciptkan perilaku baru

Didefiniskan bahwa media sosial seperti 2 mata pisau. Nah sekarang kita bahas apa saja itu sisi dari media sosial itu. Sisi positif? Banyak sekali, mungkin kalau dijabarkan satu per satu bakal panjang, tapi hal dibawah ini yang paling dominan.

Photo by Roberto Cortese on Unsplash 
Photo by Roberto Cortese on Unsplash 
  • Bentuk baru dalam bersosialisasi
    Bersosialisasi bagi beberapa orang adalah hal yang menakutkan dan bisa mungkin di beberapa orang bahkan menghindarinya. Hal ini bisa dikatakan dengan istilah "ansos". 

  • Tapi dengan adanya internet kita bisa menciptakan dan mengenalkan sisi lain orang di media sosial. Bisa menggunakan anonim atau dengan nama lain. Pernahkah kamu melihat film The Social Dilemma? Dimana media sosial bisa membantu seseorang PDKT dengan orang yang disukai. Hal ini bisa dijadikan cara baru untuk PDKT dengan orang yang disukai :D

  • Beragam jenis media sosial
    Di smartphone anak zaman sekarang atau bahkan orang tua dan lanjut usia ada beberapa aplikasi untuk bersosialisasi di dunia maya. Youtube untuk mengakses video, Instagram untuk foto, video maupun live streaming, Twitter untuk microblog, LinkedIn untuk dunia karir/ dunia professional, Skype untuk media diskusi, Zoom, Google Meet untuk rapat atau kelas online dan masih banyak lagi. Adanya perkembangan zaman dan inovasi bisa saja saat ini muncul media sosial baru yang lebih menarik dan fresh. 

  • Contohnya saja TikTok. Media sosial yang pada saat pandemi ini sangat-sangat hype padahal masih dibilang sebagai pendatang baru dalam media sosial, dimana TikTok mampu menarik banyak pengguna audiens. Yaaa, walaupun diawal kemunculan media sosial baru ini menciptakan persepsi yang buruk akibat yang awalnya hanya untuk berjoget-joget namun sekarang banyak sekali konten kreator yang menciptakan edukasi baru di TikTok.

  • Mendapatkan hiburan
    Siapa sih yang bosan di rumah terus? Dengan adanya internet kita bisa mendapatkan hiburan hanya dengan klik klik klik. Mau nonton film atau serial dari dalam maupun luar negeri? Tenang ada Netflix, Disney+ Hotstar, Mola TV. 

  • Penggemar drama korea? Viu adalah surganya. Pecinta komik bisa merapat lewat Line Webtoon. 

  • Berlangganan dengan sekali transaksi bisa mengakses semua film maupun serial didalamnya. Selain itu kita juga mendapatkan akses yang non-ilegal. Jangan lupa, dengan membayar/ berlangganan kita juga menghargai para pembuat film atau pun serial itu.

  • Mendapatkan insight baru
    Seperti yang dijelaskan di awal, efek dari komunikasi yang dimana media sosial adalah cara baru dalam berkomunikasi adalah Kognisi, yaitu penambahan informasi baru. 

  • Semua yang diterima secara positif pastilah menambah wawasan kita dan bisa melihat dunia dengan cara yang baru. Apalagi sekarang belajar sudah bisa diakses dari rumah. Sekarang banyak sekali start up yang mengembangkan cara belajar yang efisien.

  • Mendapatkan uang
    Seperti poin kedua, beragam jenis media sosial bisa dibilang menciptakan lahan pekerjaan baru untuk mencari sumber penghasilan. Konten kreator adalah pekerjaan baru untuk hasil dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Konten kreator yang menciptakan kreasi inovasi yang edukatif, sehingga banyak perusahaan/ pengiklan yang beriklan pada konten kreator tersebut. Berkembangnya dunia startup e-commerce, juga menciptakan lahan untuk mencari uang. Berjualan sekarang tidak hanya offline, namun bisa untuk dengan cara online yang dimana bisa memanfaatkan koneksi internet, m-banking/ dompet digital seperti Go Pay, ShopeePay, Ovo dan lain sebagainya sebagai komponen dari berjualan online. Lalu paket untuk konsumen bisa disalurkan dengan berbagai macam jasa pengiriman dan dengan service yang bermacam, dan bisa nomor resi bisa dilacak dengan smartphone. Sangat mudah sekali bukan? Hal ini bisa membantu perekonomian masyarakat jika kita mampu memahami sistem dan algoritma yang ada.

  • Berbelanja
    Dengan banyak e-commerce atau penyedia aplikasi untuk berjualan, pastilah juga makin banyak orang yang berbelanja lewat internet. Banyak sekali barang yang bisa dibeli di internet, bisa membeli sayur mayur, baju, lampu, peralatan dapur, handphone, laptop, meja, kursi, tv, lemari, masker dan masih banyak lagi yang berjualan macam-macam di internet. Namun, dengan adanya kemudahan ini, kita juga harus berhati-hati dalam bertransaksi. Nah, dengan adanya e-commerce, bisa membantu meminimalisir jualan bodong alias palsu di internet.

Dengan banyak hal positif yang bisa didapatkan lewat media sosial, kita patut berterimakasih dengan adanya inovasi teknologi informasi dan komunikasi ini. Jika tidak ada inovasi ini, mungkin kita masih berkomunikasi dengan telepon kaleng :D. Semua yang positif pasti ada yang negatif. Dibawah ini adalah berbagai macam hal negatif yang bisa didapatkan dari media sosial.

Photo by Markus Winkler on Unsplash 
Photo by Markus Winkler on Unsplash 
  • Hoax
    Ini adalah penyakit dari internet yang mungkin tidak bisa hilang. Karena hoax akan terus merajalela bahkan bisa dalam bentuk baru. Hoax ini bisa memicu efek yang buruk untuk perilaku kita. Hoax bisa dimanfaatkan untuk orang yang tak bertanggung jawab/ buzzer untuk menciptakan kekisruhan. Hal yang hoax bisa menyebarkan kebencian dan kebohongan yang bisa menipu orang-orang. Ini menjadi tugas kita untuk memfilter berita/ narasi di internet untuk menciptakan iklim media sosial di Indonesia yang lebih baik lagi.

  • Konspirasi
    Pernahkah mendengar bahwa COVID-19 diciptakan orang untuk kepentingan sendiri?, COVID-19 dan vaksin diciptakan untuk bisnis?, atau bahkan pernah mendengar bahwa COVID-19 itu aslinya tidak ada? Hmm, mengerikan sekali berita seperti itu. Konspirasi yang diciptakan mungkin bisa menggiring opini dan menciptakan hoax. Mungkin kalian pernah melihat film The Social Dilemma, yang dimana sebenarnya kita dikendalikan oleh orang yang ingin kepentingannya terwujud dengan memanfaatkan orang lain. Konspirasi ini sudah banyak muncul bukan hanya di masa pandemi ini seperti menciptakan teori baru, contohnya yang paling banyak adalah bahwa bumi itu datar.

  • Penipuan
    Pernahkah kalian tiba-tiba menerima sms memenangkan undian ratusan juta yang mengatasnamakan perusahaan terkenal atau mama minta pulsa? Sudah dipastikan hal itu sebagai penipuan. Kita harus berhati-hati dengan hal itu, karena jika tidak data kita akan diambil dan penipu bisa mendaptkan uang dari hasil menipu kita. Serem banget yaa L

  • Tidak baik untuk kesehatan kita
    Menatap layar berjam-jam pastilah akan membuat mata kita lelah, seperti saya menulis artikel ini. Hal yang dirasakan akibat terlalu lama surfing dunia maya seperti makin membungkuk, mata minus, dan leher sakit. Duduk berjam-jam di kursi dan bermain smartphone membuat kita menjadi tidak produktif dan membuat kita menjadi "klemar-klemer". Hal ini tak baik untuk kesehatan kita, tubuh kita yang seharusnya produktif untuk kegiatan sehari-hari, malah jadi lemas dan tak bertenaga akibat dari bermain media sosial yang terus-terusan. Jadi, mensiasati hal ini, kita harus memanajemen waktu yang baik, ada waktunya kita bermain media sosial ada waktunya juga untuk memikirkan kesehatan kita dengan cara berolahraga dan juga bisa mengistirahatkan mata dan tubuh kita.

Hal yang positif, pasti ada yang negatif juga. Kita harus bisa memilah milih, memfilter apa yang sebaiknya kita konsumsi di dunia maya ini. Sebagai warga negara yang baik, kia harus menciptakan iklim yang baik dalam media sosial. Kalau kita pintar dan kita mengedukasi masyarakat, masyarakat akan menjadi bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk, jangan sampai terbalik!

Jadi pesan penulis disini, kita harus bisa menciptakan iklim bermedia sosial yang baik untuk masyarakat kedepannya. Siapa sih yang tidak mau masyarakat menjadi lebih pintar?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun