Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kampret: Bocah Kecil yang Ngambek?

23 Oktober 2015   02:51 Diperbarui: 23 Oktober 2015   02:52 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga suatu hari… tereeeeeeeeeeenggggggggg… sebuah pukulan diterima oleh Kampret. Pukulan telak dan langsung mengKO. Kalau diceritakan utuh bisa panjang. Singkatnya, Kampret bikin acara Bebek alias Belajar Bersama Kampret soal foto kuliner. Rencananya mau ngajak komunitas lain di Kompasiana. Tapi niat anak kecil yang mau bersama-sama belajar biar ramai dan asyik itu tidak tercapai. Kira-kira knapa hayo?

Lalu, dilemparlah SOP di grup kumpulan anak-anak kecil itu dengan harapan ada tanggapan dari anak-anak kecil yang unyu-unyu itu. Ada diskusi juga sih dengan perwakilan orang tua di situ. Titik temunya harus bertemu untuk membicarakan ini dan itu. Padahal kepala suku Kampret itu ada tersebar di berbagai kota. Grup Kampret menjadi ajang untuk berbagi. Lah kalau ga berkenan ngobrol di ruang terbuka alias di rumahnya kampret, gimana coba?

Apakah ada kepentingan? Pasti ada dong. Anak kecil pantang bohong karena bohong itu do…do… sa.. pinter.. Tuh ngerti. Tulisan Kepala Suku Kampret sudah menjabarkannya panjang lebar alasannya.

Hilangnya kata Kompasianer dari Kampret tentu bukan masalah besar bagi Kompasiana. Toh kampretos juga dibebaskan untuk tetap bermain di Kompasiana. Kalau pun ada kampretos yang keluar kost atau pindah kost, itu tak berarti banyak. Saya yakin Kompasiana mampu menghadirkan penulis-penulis handal karena memiliki power untuk itu. Sudah tentu, rating Kompasiana akan makin naik lagi. Amin. Bahkan, terbuka kesempatan untuk membentuk komunitas yang berhubungan dengan fotografi, sejauh tidak menggunakan logo yang sama dengan logo Kampret lama atau pun yang baru. Karena, itu sudah menjadi milik sekelompok anak-anak kecil Kampret.

Ada jejak ketidaknyamanan? Kalau ini rasanya soal sudut pandang saja. Jejak tulisan kepala suku Kampret kan disertai screenshot SOP. Itu semua untuk menunjukkan point-point yang menjadi dasar penghilangan kata Kompasianer dari Kampret. Tidak ada kepentingan apa pun dengan menyertakan bagian-bagian SOP itu. Yang ada adalah ketidaktahuan Kampret kalau dokumen SOP itu bersifat rahasia alias tidak bisa keluar sembarangan. Yakinlah tidak ada niatan untuk menimbulkan kekacauan di rumah sehat Kompasiana ini.

Kalau ada yang tidak nyaman, maafkanlah Kampret. Kalau tulisan itu dianggap berpotensi menjadi sumber pitenah, maafkanlah Kampret. Kalau ada salah kata, maafkanlah. Maafkan... Maafkan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun