Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Velangkani, Oase di Kota Medan

7 Agustus 2015   08:47 Diperbarui: 7 Agustus 2015   08:54 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mendengar Velangkani? Ini adalah nama sebuah kompleks peziarahan umat Katolik yang terletak di kompleks perumahan Taman Sakura Indah, Tanjung Selamat, Medan. Namanya sedikit berbau India karena bangunan ini terinspirasi oleh-oleh devosi kepada Bunda Maria yang tumbuh dan berkembang di Velangkanni, Tamil Nadu, India sejak abad XVII. Maklum saja, penggagas Velangkani adalah Pastur James Bharata Putra Sj, seorang imam yang berdarah India.

Jika kita memasuki gerbang, nuansa adat langsung terasa kuat. Gapura masuk merupakan perpaduan budaya Batak. 3 buah miniatur rumah adat Batak dipadukan demikian rupa. Perpaduan ketiganya memancarkan aura kedamaian bagi siapa pun yang memasuki kompleks ziarah ini. Meskipun di gerbang ini terdapat dua tempat penjagaan, siapa pun bebas untuk masuk.

Setelah masuk gapura, kita akan disambut halaman yang cukup luas. Maklum saja, kompleks Velangkani dibangun di atas lahan seluas 600m2. Aura doa yang terpancar dari para pengunjung menjadikan kompleks ini demikian terasa teduh. Kiranya tepat jika dikatakan bahwa Velangkani adalah oase di tengah panasnya Kota Medan. Para pengunjung bisa menimba kekuatan rohani di tempat ini.

Dari halaman, kita seolah disambut oleh tangan yang terentang. Gambaran ini dibentuk oleh jalan dari tengah halaman menuju ke lantai dua gedung utama. Bagian dalam jalan layang ini dihiasi dengan aneka relief. Relief-relief ini mengambil isnpirasi dari Kitab Suci. Misalnya kisah penciptaan. Selain itu, ada juga kutipan-kutipan dari Kitab Suci berbahasa Indonesia dan India.

Lantai dua gedung utama yang berarsitek gaya India ini merupakan tempat untuk berdoa dan merayakan Ekaristi. Boleh dikatakan, lantai dua ini difungsikan sebagai kapel. Ada banyak ornamen yang menyuguhkan kemendalaman refleksi. Inilah yang membuat Anda akan betah berlama-lama di tempat ini. Kesejukannya seolah menyedot energi untuk tetap tinggal dan melakukan olah rohani di sini. Di atas bangunan lantai kedua ini masih ada tujuh tingkat menari dengan tiga kubah.

Sementara di depan lantai dasar ada gambaran percakapan Yesus dengan seorang wanita di sumur Yakub. Lantai satu digunakan sebagai aula atau tempat pertemuan. Aula ini pun sering digunakan untuk aneka pesta, teruma pesta perkawinan.

Perpaduan warna dan corak membentuk kerucut yang indah. Semakin ke atas semakin lancip. Sebuah makna yang demikian dalam hendak diungkap. Kehidupan jasmani dan kehidupan rohani adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Para pengunjung diundang untuk datang membawa kedua dimensi kehidupan itu dan mempersembahkannya kepada Sang Empunya Kehidupan. Kehidupan jasmani dan rohani saling berkaitan. Yang satu meresapi yang lain.

Keteduhan Velangkani mengundang siapa pun untuk datang. Selama berada di sana, saya menemukan ada beberapa motivasi dari para pengunjung. Ada yang datang untuk menimba kekuatan rohani. Para pengunjung ini terlihat dari tujuan yang mereka datangi, yaitu beberapa titik doa yang ada di sana. Sementara itu, ada juga para pengunjung yang datang untuk berfoto. Biasanya para pengunjung ini hanya berada di sekitar halaman. Halaman depan bangunan utama menjadi tempat idaman bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan eksistensi mereka di tempat itu.

Akhir-akhir ini, Velangkani demikian ramai dengan banyak agenda. Tempat ziarah yang diresmikan pada 1 Oktober 2005 ini akan merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Kegiatan-kegiatan lomba seperti lomba vocal grup untuk anak-anak, remaja, dan orang muda diadakan di kompleks Velangkani. Apakah Anda juga ingin menandainya dengan kehadiran Anda? Velangkani siap menyambut kedatangan Anda dengan tangan terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun