Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hitam Putih Kehidupan Malam

10 April 2015   10:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_360043" align="aligncenter" width="630" caption="salah satu suasana pasar malam ketika mulai sepi. berbagai jenis stand tampak sedikit lengang. di areal tanah kosong yang berada di tengah kompleks perumahan penduduk inilah, roda kehidupan malam digulirkan"][/caption]

Ketika banyak orang beristirahat setelah seharian bekerja, ternyata ada juga yang bekerja keras untuk menyambung hidup. Malam hari adalah saat yang justru dinantikan. Inilah saatnya mereka untuk bekerja dan mengumpulkan rupiah.

Itulah kehidupan pasar malam yang takpernah menetap. Mereka selalu berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Uniknya, lamanya mereka di sebuah lokasi tidak pernah menentu. “Kita ini kan hidup dari penonton, Bang. Jadi berapa lama kami tampil di tempat ini tidak pernah menentu. Bisa cepat dan bisa lama. Kalau penonton yang datang selalu ramai, kami bisa lama berada di sini,” ungkap Anto, salah satu pengelola stand di arena pasar malam. Memang begitulah, mereka menjual jasa hiburan sementara pembelinya adalah masyarakat.

[caption id="attachment_360044" align="aligncenter" width="630" caption="orang tua yang mendampingi anaknya tampak berada di atas kereta kelinci. mereka diajak untuk mengitari kompleks pasar malam. di jauh sana terlihat bianglala dan permainan komedi putar"]

1428636329943920585
1428636329943920585
[/caption]

Ketika malam mulai tiba, hiruk-pikuk kehidupan malam pun dimulai. Lampu-lampu mulai dinyalakan untuk memberikan penerangan yang cukup di lapangan atau area tanah lapang. Kebetulan, pasar malam berada di dekat rumah. Lokasinya berada di areal tanah kosong yang cukup luas. Setiap malam, selalu ramai, baik ramai pengunjung maupun suasananya.

Kehidupan malam dan hiruk-pikuknya sudah terlihat mulai dari luar kompleks arena pasar malam. Para pemuda tampak sigap mengatur parkir kendaraan yang akan mengunjungi pasar malam. Biasanya areal parkir dikelola oleh pemuda setempat. Keberadaan juru parkir dadakan ini tentu sangat berperan besar. Apalagi jika arena pasar malam berada di dekat jalan raya. Keberadaan mereka akan membantu mengatur lalu lintas.

Hilir-mudik para pengunjung masuk dan keluar arena terlihat di keremangan malam. Mulai dari anak-anak hingga orang tua terlihat di sana. Ada yang memang ingin menikmati suasana. Ada yang ingin refreshing dari kepenatan. Ada juga yang sekedar kumpul-kumpul. “Buat happy-happy saja, Bang. Kumpul sama teman-teman di sini. Kan ramai di sini.” kata salah satu pengunjung yang sedang bergerombol dengan teman-temannya. “Eh, wartawan ya, Bang? Nanti dimasukin koran, Bang?” kata yang lainnya. Saya pun hanya tersenyum menahan geli dan segera meninggalkan mereka.

Di arena utama, ada banyak stand. Semakin besar dan kuat komunitasnya, semakin banyak stand yang disediakan untuk memanjakan pengunjung. Ada berbagai stand yang menjajakan aneka makanan. Ada stand yang menjual tanaman hias. Ada stand permainan yang berhadiah aneka kebutuhan rumah tangga. Dengan kemasan permainan yang menarik, mereka berusaha menggaet para pengunjung untuk bermain dan tentunya menggelontorkan duit mereka.

[caption id="attachment_360047" align="aligncenter" width="630" caption="aktifitas yang terekam di stand kolam pemancingan"]

1428636563504768144
1428636563504768144
[/caption]

Nah, dari sekian banyak itu, yang paling menarik ada beberapa stand. Stand kolam pemancingan biasanya ramai dikunjungi keluarga. Anak-anak tentu tidak akan melewatkan stand ini. Sementara orang tua menemani anak-anaknya bermain di sini. Dengan mengeluarkan sejumlah uang, anak-anak mendapatkan satu pancing magnet. Yang dipancing bisa macem-macem. Ada yang berbentuk ikan. Ada yang berbentuk bola. Semakin menarik bentuknya, semakin menarik anak-anak untuk bermain di sini.

Untuk keluarga-keluarga, masih ada satu lagi permainan yang selalu penuh pengunjung, yaitu sepur kelinci yang berputar mengelilingi arena. Sekali bayar, pengunjung diajak mengelilingi arena tiga kali putaran. Umumnya, anak-anak kecil yang didampingi oleh orang tua mereka.

[caption id="attachment_360048" align="aligncenter" width="630" caption="salah satu aksi driver di tong stand"]

14286366201193886056
14286366201193886056
[/caption]

Stand yang laris-manis adalah aneka bentuk permainan yang menguji adrenalin, yaitu komedi putar dengan berbagai variasi, bianglala, dan tong stand. Tong stand yang menyuguhkan permainan sepeda motor lebih menarik perhatian saya. Dengan mengeluarkan Rp 5000,- setiap pengunjung bisa menikmati permainan ini. Arenanya menyerupai tong berukuran besar. Para pengunjung harus naik tangga untuk mencapai bagian atas, tempat para pengunjung bisa menikmati aksi para rider-nya. Dengan ketangkasannya, parra rider akan mengendarai sepeda motor mengelilingi tong itu. Dari bawah hingga naik ke atas. Para rider pun beraksi ketika ada penonton yang menunjukkan lembaran uang. Mereka akan berusaha mengambil uang itu.

[caption id="attachment_360049" align="aligncenter" width="630" caption="terlihat salah satu pengunjung mengulurkan uang untuk diambil driver"]

142863667364129040
142863667364129040
[/caption]

“Bang, bisa minta foto-fotonya?” ujar salah satu rider sesudah permainan usai sembari mengusap keringat yang mengucur dari sekujur tubuhnya. Namanya Anto. Ternyata ia pengelola stand ini. Saya pun menunjukkan beberapa hasil jepretan saya kepadanya. Setelah bercakap-cakap cukup lama, ia pun meminta untuk dibuatkan baliho. Ternyata, stand-nya ini belum memiliki baliho. “Santai sajalah, Bang. Ga usah dipikirlah. Anggap saja pertemanan jadi ga usah bayar,” jelas saya ketika ia menanyakan biaya. “Nanti Bang Anto saja yang mengeluarkan biaya cetaknya.”

[caption id="attachment_360050" align="aligncenter" width="630" caption="aksi di garis terakhir"]

1428636734465846250
1428636734465846250
[/caption]

Sejak saat itu, setiap kali datang ke arena itu, saya bisa langsung naik ke atas. Pertemanan memang mengasyikkan. Perjuangan hidup menjadi terasa ringan karena ada proses berbagi. Dan inilah prinsip dasar kehidupan pasar malam. Di bawah satu kendali “perusahaan”, mereka saling berbagi satu sama lain. Mereka tidak saling mematikan, tetapi mereka saling share. Stand yang satu dan yang lainnya, penghuni satu dengan yang lainnya hidupnya layaknya sebuah keluarga besar yang bantu membantu. Kehidupan pasar malam adalah sebuah cerminan betapa besar makna sebuah “keluarga” yang digerakkan oleh kesadaran bersama: hidup yang harus terus diperjuangkan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun