Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Gerabah Kasongan

7 Februari 2014   10:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_294239" align="aligncenter" width="620" caption="seorang pengrajin gerabah sedang asyik bekerja"][/caption]

Siapa tak kenal nama Kasongan? Kiranya nama kasongan tidak lagi asing di telinga kita. Mendengar kata Kasongan, ingatan kita segera terbawa pada sebuah kerajinan gerabah. Kerajinan gerabah memang menjadi andalan utama di desa wisata Kasongan yang terletak di pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Teramat mudah untuk menemukan desa wisata Kasongan. Melewati jalan Bantul, kita akan melihat sebuah gapura besar dengan rwarna merah khas tanah liat dan patung kuda di kanan kirinya. Gapura ini seolah-olah ingin menyambut para pelancong untuk ‘bertamu’ ke Desa Kasongan. Memasuki gapura itu kita akan dibawa pada sebuah pemandangan unik. Hampir semua penduduk Kasongan menjadi perajin gerabah, baik tradisional maupun modern.

Yang tampak dan bisa kita nikmati adalah aneka bentuk gerabah yang indah. Pernahkah terbayang bagaimana gerabah-gerabah itu dibuat? Sebuah kesempatan menarik ketika saya berkunjung ke sana. Kesempatan yang harus saya gunakan untukmencoba merasakan bagaimana membuat sebuah gerabah.

Ternyata proses membuat gerabah tidaklah sederhana. Ada dua jenis pembuatan gerabah. Pertama, gerabah dibuat dengan cara dicetak menggunakan mal  atau cetakan yang telah ada. Kedua, gerabah dibuat langsung dengan tangan, tanpa menggunakan cetakan.

[caption id="attachment_294240" align="aligncenter" width="620" caption="beginilah tahap awalnya"]

13917432681993850497
13917432681993850497
[/caption]

Saya pun mencoba cara kedua. Di atas tumpukan kayu berbentuk lingkaran yang bagian atasnya bisa diputar diletakkan adonan tanah liat. Bagian awal inilah yang akan menentukan pola gerabah yang ingin dibuat. Selanjutnya. Dengan kecekatan jari jemari, gumpalan tanah liat dibentuk sesuai dengan imaginasi pembuatnya. Betapa tidak mudah melakukan hal ini. Tangan kiri berfungsi menahan bentuk luar sembari memutar kayu. Sementara tangan kanan berfungsi membentuk pola. Semakin lama semakin tinggi dan sesuai dengan pola yang diinginkan.

Sebentar mencoba, kepala saya pusing. Hal ini disebabkan oleh efek gerakan berputarnya kayu yang menjadi alas cetakan. Menyerahlah saya untuk melanjutkan uji coba. Dan betapa kagetnya saya sesudah berhenti. Ternyata pakaian saya pun belepotan dengan kotoran tanah liat. Sementara sang ibu yang setia mengajari saya terlihat bersih. “Mboten napa-napa, Mas. Sinau!” ujar ibu menyemangati saya.

[caption id="attachment_294246" align="aligncenter" width="620" caption="dengan cekatan tangan-tangan keriput itu membentuk gerabah tanpa cetakan"]

1391743494153875006
1391743494153875006
[/caption]

Ternyata, setelah cetakan selesai, masih ada proses panjang yang harus dilakukan. Setelah cetakan selesai, dilakukan pengeringan. Pengeringan ini harus berhati-hati supaya gerabah tidak mengalami keretakan. Langkah pertama adalah pengeringan dengan diangin-anginkan. Setelah dirasa cukup, barulah gerabah-gerabah ini dijemur di bawah terik matahari.Langkah pengeringan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung di dalamnya.

[caption id="attachment_294242" align="aligncenter" width="620" caption="gerabah-gerabah yang dijemur untuk menghilangkan kandungan airnya"]

13917433361699200169
13917433361699200169
[/caption]

Setelah keramik melewati tahap pengeringan, langkah selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran ini dimaksudkan supaya gerabah menjadi padat, keras, dan kuat. ada berbagai cara pembakaran. Umumnya, pembakaran dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan menggunakan jerami dan dengan menggunakan tungku. Aneka jenis paralatan rumah tangga biasanya dibakar dengan menggunakan jerami. Pembakaran dengan tungku lebih banyak digunakan. Meski membutuhkan biaya yang lebih mahal, namun hasil pembakaran dengan tungku lebih baik dan merata.

Tahapan terakhir dalam pembuatan gerabah adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai upaya untuk mempercantik gerabah yang dihasilkan. Seiring perkembangan zaman, aneka kreasi dan inovasi semakin berkembang. Kreasi-kreasi ini dimaksudkan supaya gerabah-gerabah ini bisa bersaing dan memiliki nilai ekonomis yang lebih.

[caption id="attachment_294245" align="aligncenter" width="583" caption="seorang pengrajin sedang mengerjakan tahap finishing: pengecatan"]

13917433972006963157
13917433972006963157
[/caption]

Gerabah Kasongan telah terkenal. Dibutuhkan sentuhan-sentuhan modern sehingga gerabah-gerabah yang dihasilkan semakin berdaya jual. Di sisi lain, kekhasan Kasongan sebagai desa wisata yang natural perlu terus-menerus diupayakan. Naturalitas desa Kasongan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.

[caption id="attachment_294248" align="aligncenter" width="620" caption="luar biasa kerja keras perajin gerabah yang telah berumur ini"]

13917435951569138400
13917435951569138400
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun