Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Semut-Semut Nakal

3 Juni 2012   02:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:27 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_180523" align="aligncenter" width="630" caption="aksi jumpalitan seekor semut (dok.pri)"][/caption]

Dalam berbagai kesempatan hunting atau sekedar mengabadikan sebuah peristiwa, aku melihat begitu banyak remaja atau anak muda yang tampak membawa kamera. Mulai dari kamera pocket sampai kamera yang mahal bandrolnya. Aku percaya, dari sekian banyak anak muda yang memegang kamera itu, ada yang memang serius menekuni seni memotret. Ada pula yang sekedar hobby.

Aku sendiri memiliki kamera sekedar untuk hobby saja. Dan dari hobby itu, aku sering merasa tertantang untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru bagiku. Lepas soal hasilnya seperti apa, tetapi mencoba trik-trik baru adalah sesuatu yang menyenangkan. Rasa puas muncul ketika sampai pada titik optimal yang bisa aku dapatkan. Salah satu trik yang ingin aku bagikan kepada rekan muda yang suka motret adalah trik memotret semut.

Merekam semut dengan segala aktifitasnya adalah kegiatan yang menarik bagiku. Ada banyak hal baru yang bisa aku pelajari darinya. Pada suatu kesempatan aku pernah menuliskan sebuah rekaman semut di SINI. Nah, untuk menghasilkan sebuah foto tentang semut, kita harus memiliki trik untuk menghasilkan foto yang unik. Aku pernah bersama-sama beberapa teman memotret adegan semut. Dan betapa terkaget-kaget saya karena beberapa teman itu membawa pinset untuk mengatur semut-semut itu agar sesuai dengan keinginan si pemotret. Rupanya, ada juga photografer yang menghalalkan aneka cara untuk menghasilkan foto ciamik, salah satunya dengan membunuh atau menyakiti obyek foto. Haruskah demikian?

[caption id="attachment_180525" align="aligncenter" width="432" caption="setetes madu cukup membuat semut-semut itu berdatangan (dok.pri)"]

133869050235132706
133869050235132706
[/caption]

Untuk menghasilkan foto semut, dalam hal ini aku mengambil contoh semut ngangrang, kita harus mempersiapkan segala sarana yang kita butuhkan. Yang jelas kita harus membawa kamera yang siap pakai. Syukur kalau memiliki lensa makro. Jika tidak kita bisa menggunakan lensa converter for macro yang telah banyak beredar mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Jika ituu pun tidak ada, kita bisa membuat lensa tambahan sendiri dengan kaca pembesar. Kalau inipun tetap tidak bisa, masih ada satu cara lagi, yaitu dengan membalik lensa yang kita punyai.

Berikutnya, kita harus menyediakan sarana tambahan yang akan kita pakai untuk kita pakai untuk memancing reaksi semut. Semut adalah binatang yang reaktif. Ketika semut-semut itu kita pancing dengan benda lain, dengan segera semut-semut itu akan menggigit benda yang kita gunakan itu. Nah, dari situlah kita tinggal mengambil angle sesuai dengan keinginan kita. Pada kesempatan ini, saya menggunakan sulur buah markisa, madu, dan daun.

[caption id="attachment_180527" align="aligncenter" width="432" caption="gigitannya demikian kuat. ketika sulur itu aku ambil pun si semut tetap menggigit dengan kuatnya (dok.pri)"]

13386905961770081778
13386905961770081778
[/caption]

Sulur buah markisa aku dekatkan ke seekor semut. Awalnya semut itu tidak bereaksi. Kemudian sulur itu aku gunakan untuk sedikit mengganggu. Ternyata semut itu segera membuat gerakan cepat menyerang balik dan menggigit sulur itu. Setelah aku merasa gigitannya cukup kuat, aku menarik sulur itu. Dan si semut pun tetap menggigit sulur itu dengan kuat.

Setelah mengambil beberapa jepretan, sulur itu aku dekatkan kembali ke batang pohon. Dengan segera si semut menjejakkan kaki-kainya untuk bertahan. Setelah aku merasa pijakan semut kuat, aku menari perlahan-lahan sulur itu. Uniknya, gigitan semut tidak lepas. Demikian juga dengan pijakannya. Tidak lama kemudian, semut-semut lain berdatangan dan mulai ikut mengigit sulur itu. Mula-mula bagian bawah. Makin lama, mereka bergerak ke bagian atas sulur itu.

[caption id="attachment_180528" align="aligncenter" width="432" caption="pijakan dan gigitan semut (dok.pri)"]

1338690692861539992
1338690692861539992
[/caption] [caption id="attachment_180529" align="aligncenter" width="315" caption="semut lain pun mulai berdatangan (dok.pri)"]
1338690793943632891
1338690793943632891
[/caption]

Kalau sudah begitu, kita tinggal mencari angle yang pas untuk mengabadikan semut-semut itu. Karena kondisi aku memotret tidak memungkinkan untuk menghasilkan kecepatan memadai, akhirnya aku menggunakan built in flash yang ada di kameraku. Dengan flash on, gerakan-gerakan kaki semut yang lincah dapat terekam dengan baik. Bahkan muncul bayang-bayang gerakan kaki semut yang menciptakan sensasi tersendiri.

Setelah puas, aku pun tinggal mengambil sulur itu perlahan. Dan semut-semut itu pun kembali lagi ke kehidupan seperti sebelum aku datang. Tanpa perlu membunuh semut-semut itu kan? Jika kita bisa menggunakan kemampuan kita untuk menghasilkan sebuah foto yang bagus, mengapa kita harus menggunakan cara-cara instan (misalnya membunuh binatang demi hasil yang maksimal)?

[caption id="attachment_180530" align="aligncenter" width="330" caption="kerumunan semut (dok.pri)"]

133869089954872500
133869089954872500
[/caption] [caption id="attachment_180532" align="aligncenter" width="310" caption="mulai berdatangan (dok.pri)"]
1338690998545198058
1338690998545198058
[/caption] [caption id="attachment_180533" align="aligncenter" width="540" caption="semut ngangkrang memakan semut hitam (dok.pri)"]
1338691088234652280
1338691088234652280
[/caption]

PINGIN MELIHAT FOTO MACRO LAINNYA, ADA DI SINI!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun