[caption id="attachment_179956" align="aligncenter" width="432" caption="senja di langit kuwaru (dok.pri)"]
Sembari menikmati aneka fasilitas yang disediakan, aku menunggu senja. Aku ingin menikmati panorama di sore hari. Sayangnya cuaca agak mendung sehingga aku tidak bisa menikmati sunset dari tepi pantai ini. Meski demikian, semburat-semburat keemasan telah mengobati dan menyingkirkan rasa capek setelah seharian menikmati pantai ini.
Sayangnya, keindahan pantai Kuwaru sedikit ternoda. Mbah Kohar telah memberi contoh bagaimana menjaga aset pantai ini dengan menanam pohon perindang di sepanjang pantai. Rupanya, usaha Mbah Kohar itu belum membuka mata. Di balik keindahan dan keteduhan pantai Kuwaru, ada noda kekumuhan yang terlihat hampir di sepanjang bibir pantai. Sampah-sampah organik atau pun an-organik bertebaran. Tumpukan kayu-kayu kering juga ada di beberapa titik. Situasi ini jelas tidak menguntungkan karena akan menggangu pandangan para pengunjung.
[caption id="attachment_179958" align="aligncenter" width="432" caption="dibutuhkan kesadaran untuk menjaga kebersihan di pantai Kuwaru ini (dok.pri)"]
Aset Pantai Kuwaru nan indah ini harus diselamatkan dari perilaku manusia yang katanya beradab tetapi sejatinya jauh dari keadaban. Jika tidak, bagaimana mungkin pantai ini akan mengundang para pengunjung?
[caption id="attachment_179959" align="aligncenter" width="432" caption="(dok.pri)"]
*****
Anggota Kampret yang mau kopdaran, sayang kalau pantai ini terlewatkan...
DI LARANG KERAS NGINTIP DI SINI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H