Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bunga Bermekaran di Kinahrejo

7 Desember 2011   16:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_147159" align="aligncenter" width="630" caption="menatap masa depan"][/caption]

Kinahrejo. Siapa yang tidak mengenal nama dusun kecil di lereng gunung Merapi itu? Saya percaya banyak orang mengenalnya, meskipun hanya sebatas pernah mendengar nama itu. Dusun Kinahrejo menjadi terkenal karena keberadaan Mbah Maridjan [alm], seorang sosok juru kunci Merapi sekaligus salah satu aktor pemeran salah satu iklan minuman suplemen. Selain itu, Kinahrejo juga menjadi pembicaraan terkait erupsi Merapi 2010 yang lalu.

Kinahrejo memang menyimpan misteri nan unik. Pada erupsi 2006, dusun ini selamat dari terjangan wedus gembel. Luncuran wedus gembel yang mengarah ke dusun ini berbelok arah dan menerjang Kaliadem. Dusun ini pun selamat. Berbekal pengalaman dan keyakinan itulah korban melayang di dusun Kinahrejo pada erupsi Merapi 2010. Meskipun sudah diingatkan dan diajak untuk mengungsi, tetapi keyakinan itu demikian kuat. Akhirnya, nyawa melayang. Mbah Maridjan juga menjadi korban keganasan Merapi.

[caption id="attachment_147160" align="aligncenter" width="630" caption="di antara reruntuhan"][/caption]

Dusun Kinahrejo yang tadinya asri menjadi luluh lantak diterjang wedus gembel. Pohon-pohon besar yang rindang tinggal cerita. Erupsi Merapi 2010 meninggalkan kisah yang memilukan. Kini, kisah pilu tinggal kenangan. Bunga kembali bermekaran di dusun Kinahrejo. Roda kehidupan kembali ditata. Di antara pohon besar yang tumbang tanaman perdu tampak menghijau. Asa kembali membuncah, meski rasa pilu tetap menyeruak ketika mengingat masa lalu. Perlahan namun pasti, dusun Kinahrejo kembali berbenah. Luka dan penderitaan mulai dilupakan. Kehidupan baru dijalani.

Di balik bencana, ada makna. Luluh lantaknya dusun Kinahrejo menarik perhatian banyak orang. Kini, ratusan orang hilir mudik ke dusun ini. Ada banyak aktifitas di sana. Mulai dari aksi penanaman pohon, kaderasi, sampai dengan kegiatan wisata alam. Setidaknya, aktifitas pengunjung di sana pun mendatangkan berkah untuk masyarakat.

[caption id="attachment_147162" align="aligncenter" width="630" caption="salah satu sudut keramaian"][/caption]

Untuk masuk ke sana, kita akan menemui 2 buah loket masuk yang dikelola oleh masyarakat. Tidak mengenakkan karena untuk satu tempat kita harus mengeluarkan biaya dua kali. Semoga saja tidak menjadi “aji mumpung”. Banyaknya pengunjung yang datang ke Kinahrejo pun memberi keuntungan lain. Parkir kendaraan menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Tidak mengherankan ada banyak pilihan tempat parkir di dusun ini. Semoga sumber penghasilan ini dikelola dengan kearifan lokal sehingga tidak menjadi persoalan di sana.

Antusiasme masyarakat menjadikan orang kreatif. Berbagai alternatif ditawarkan oleh masyarakat. Untuk naik ke bekas rumah Mbah Maridjan, pengunjung harus berjalan kaki. Kalau tidak mau bersusah payah, ada penyewaan motor dengan biaya Rp. 20.000,- atau dengan menyewa jeep seharga Rp. 50.000 untuk durasi waktu tertentu. Di areal parkiran dan sepanjang jalan menuju rumah Mbah Maridjan terdapat rumah-rumah sederhana yang menjajakan makanan dan minuman serta souvenir. Jadi tidak perlu takut akan kelaparan. Kreatifitas yang mendatangkan keuntungan.

[caption id="attachment_147163" align="aligncenter" width="630" caption="takada lagi penghalang"][/caption]

Kinahrejo dahulu telah berbeda dengan Kinahrejo sekarang. Sejauh mata memandang, tak ada lagi penghalang. Tumbangnya pohon-pohon besar memberikan pesona tersendiri. Alam menampakkan wujud aslinya. Panorama indah berbalut warna hijau menjadi daya tarik luar biasa. Bukit-bukit kecil dengan cekungannya yang curam terlihat jelas. Benar-benar sebuah pemandangan yang kontras. Di sela-sela pemandangan yang menghijau, tampak jelas sisa-sisa pohon yang tumbang atau meranggas terpanggang wedus gembel. Bekas-bekas rumah yang telah luluh lantak pun menjadikan pemandangan semakin kontras. [caption id="attachment_147218" align="aligncenter" width="630" caption="bunga mekar di kinahrejo"][/caption]

Menikmati eksotisme panorama alam berbalut pengalaman traumatis memang selalu dilematis. "Rasanya tidak tega berada di tengah-tengah situasi seperti ini!" demikian kata yang terlintar dari teman saya ketika berada di antara puing-puing bangunan yang hancur. Semua itu tergantung pada sudut pandang masing-masing dalam melihat sebuah obyek yang sama. Tokh, perbedaan itu bermuara pada satu titik yang sama: manusia di hadapan Dia, Sang Empunya kehidupan. Tinggal bagaimana kita yang mencoba menempatkan pada titik yang tepat. Kinahrejo telah berada di titik yang tepatm yaitu kebesaran nama-Nya: ada duka dan ada keindahan. [caption id="attachment_147189" align="aligncenter" width="630" caption="areal bekas rumah alm mbah Maridjan"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun