Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jembatan Putus Ancam Masyarakat Magelang

18 Januari 2011   14:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_85551" align="aligncenter" width="630" caption="jembatan tlatar runtuh diterjang lahar dingin pada hari Sabtu, 15 Januari 2011"][/caption]

Satu per satu jembatan yang semula berdiri kokoh di atas sungai yang berhulu di Gunung Merapi mengalami kerusakan hingga ambrol. Putusnya jembatan-jembatan ini tentu meresahkan masyarakat. Selama ini jembatan menjadi akses menuju ke desa lain. Tanpa keberadaan jembatan antar desa itu, masyarakat harus memutar lebih jauh.

Jembatan yang pertama kali ambrol adalah jembatan di Srowol. Jembatan ini merupakan jembatan vital karena menjadi jalur menuju obyek wisata Candi Mendut dan Borobudur. Runtuhnya jembatan Srowol ini menjadikan masyarakat yang mengambil jalan Kalibawang menuju Mendut atau Borobudur harus memutar lebih jauh dengan melewati Muntilan. Runtuhnya jembatan Srowol ini semakin meresahkan ketika sungai Putih di daerah Jumoyo meluap. Kendaraan yang tertahan baik dari arah Muntilan maupun dari arah Jogjakarta tidak bisa mengakses jembatan ini. Akibatnya, masyarakat harus memutar lebih jauh lagi dengan kondisi jalan yang lebih sempit. Jembatan ini pernah diganti dengan jembatan buatan. Namun, jembatan buatan ini pun tidak kuasa menahan derasnya banjir lahar dingin hingga mengalami kerusakan dan tidak bisa digunakan lagi.

[caption id="attachment_85554" align="aligncenter" width="630" caption="jembatan srowol tidak berbekas lagi setelah diterjang lahar dingin pada 9 Januari 2011"]

12953588371693459964
12953588371693459964
[/caption]

Setelah jembatan Srowol, disusul jembatan-jembatan kecil lainnya. Jembatan besar yang terakhir ambrol adalah jembatan Tlatar. Putusnya jembatan Tlatar ini menjadikan warga masyarakat di lima desa di Kecamatan Dukun, Magelang, was-was. Jembatan Tlatar runtuh pada Sabtu, 15 Januari 2011, lalu. Runtuhnya jembatan Tlatar ini telah melumpuhkan akses Sawangan-Dukun dan sebaliknya. Bahkan, transaksi antara pedagang dan petani dari kawasan utara Merapi dan barat Merbabu menjadi terganggu. Mereka harus menumpang di areal parkir obyek wisata Ketep. Semula, Sub Terminal Agribisnis ini berada di desa Sewukan. Akibat putusnya jembatan Tlatar, ongkos menjadi mahal karena mereka harus berputar belasan kilometer melalui Muntilan.

Setelah jembatan Tlatar ini runtuh, masyarakat di Dukun dan sekitarnya tinggal memiliki satu jembatan yang bisa menghubungkan ke lima desa itu, yaitu jembatan Talun. Ke lima desa itu adalah Desa Sewukan, Desa Mangunsongo, Desa Krinjing, Desa Paten, dan Desa Sengi. Apabila jembatan Talun ini ikut runtuh, maka sudah bisa dipastikan ke lima desa ini akan terisolir. Akses untuk masuk dan kular menjadi sangat sulit. Hal ini disebabkan ke lima desa tersebut diapit oleh sungai Senowo, Pabelan, dan Tlingsing. Keberadaan jembatan Talun ini sangat vital bagi masyarakat.

[caption id="attachment_85555" align="aligncenter" width="630" caption="jembatan tlatar putus menjadi dua"]

1295358589721958656
1295358589721958656
[/caption]

Harapan tinggal bertumpu pada jembatan Talun. Bahkan, tidak hanya penting untuk ke lima desa tersebut. Jembatan Talun juga penting bagi masyarakat di Boyolali. Sejumlah desa di Kecamatan Selo, terutama desa Tlogolele, akan terisolir mengingat dam Klakah yang berada di sungai Apu juga sudah jebol diterjang lahar dingin. Jembatan Talun kini menjadi demikian penting bagi masyarakat Dukun dan sekitarnya. Kondisi ini harus diantisipasi sejak dini. Jembatan Talun harus diselamatkan untuk menjamin akses jalan bagi masyarakat.

Penyelamatan akses jembatan tidak hanya untuk jembatan Talun saja. Jembatan Kali Putih di Jumoyo dan jembatan Pabelan pun harus diselamatkan. Volume lahar dingin yang melewati Kali Putih melebihi ambang batas dari yang seharusnya melewati alur sungai. Akibatnya lahar dingin meluap dan menimbulkan kerugian yang luar biasa. Kondisi jembatan yang kecil tidak mampu menampung volume lahar dingin yang besar. Benturan batu-batu besar dengan konstruksi jembatan akan menggerus pondasi jembatan. Lama-kelamaan, jembatan bisa ambrol. Apalagi, jembatan ini juga dilewati oleh kendaraan besar dengan tonase yang besar pula, mengingat jembatan Kali Putih merupakan akses utama Jogja-Magelang dan sebaliknya.

[caption id="attachment_85556" align="aligncenter" width="630" caption="jembatan kali putih yang kecil diterjang batu-batu besar"]

1295358672106638624
1295358672106638624
[/caption]

Masih ada satu lagi jembatan yang kondisnya telah mengkhawatirkan, yaitu jembatan Pabelan. Jembatan ini pun memiliki arti penting karena menjadi jalan utama Magelang-Jogja atau sebaliknya. Jembatan ini kondisinya masih bagus, tetapi tebing-tebing di sekitar jembatan telah longsor sedikit demi sedikit. Gerusan banjir lahar dingin harus diwaspadai karena gerusan ini pun bisa menggerogoti pondasi jembatan Pabelan. Jika jembatan ini putus, Muntilan terisolir. Akses menuju Magelang/ Semarang dan menuju Jogja menjadi sulit. Pilihannya tinggal melalui Boyolali atau Purworejo. Jika ini terjadi, bisa dipastikan kehidupan masyarakat Muntilan akan lumpuh.

[caption id="attachment_85557" align="aligncenter" width="525" caption="gerusan lahar dingin bisa membahayakan jembatan pabelan ini"]

1295358774165461539
1295358774165461539
[/caption] Pemerintah harus tanggap dengan situasi ini. Kondisi jembatan-jembatan utama yang ada di Magelang harus diperhatikan. Jembatan sebagai akses vital masyarakat harus diselamatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun