Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Macro, Lensbong, dan Kamera Handphone

19 Februari 2015   08:29 Diperbarui: 4 April 2017   16:23 21375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_351844" align="aligncenter" width="620" caption="hasil jepretan menggunakan kamera handphone plus lensbong"][/caption]

Apakah Anda pernah mendengar istilah lensbong? Tidak perlu malu kalau memang belum tahu apa artinya.. hehhehhehhe.. Awalnya saya pun tidak mengerti apa itu lensbong. Lama kelamaan setelah belajar memotret dengan menggunakan handphone dan bergaul dengan komunitas handphone barulah saya mengerti soal lensbong ini.

Boleh dikatakan bahwa lensbong adalah kependekan dari lensa bongkaran. Artinya ada sebuah alat yang ada fasilitas kameranya. Alat itu kemudian dibongkar untuk diambil lensanya. Apa saja? Prinsipnya semua alat yang punya fasilitas lensa bisa dibongkar. Nah, masalahnya bisa kepakai tidak kalau digabungkan dengan lensa handphone.

[caption id="attachment_351845" align="aligncenter" width="620" caption="hasil jepretan menggunakan kamera handphone plus lensa analog. muncul vignet yang cukup parah"]

1424279621479628350
1424279621479628350
[/caption]

Kalau menggunakan lensa analog, kamera DSLr jadul, sedikit ribet. Selain lensanya berat, cara memasangkannya sedikit ribet. Karena berukuran panjang, ada vignet yang muncul. Menurutku sih vignetnya parah. Saya sudah mencobanya. Dengan bantuan tangan, kamera analog saya tempelkan di lensa handphone.

Ada yang mengatakan kalau bisa menggunakan bongkaran lensa handphone. Berhubung saya tidak memiliki handphone yang sudah rusak, maka saya beralih ke kamera pocket. Ada teman yang punya kamera pocket yang telah rusak. Saya minta dan saya bongkar. Ternyata lensanya berukuran kecil. Jadi tidak terlalu ribet ketika dipasangkan ke lensa handphone yang saya miliki.

[caption id="attachment_351846" align="aligncenter" width="619" caption="atas: lensa third party wide-macro yang ditempelkan pada lensa handphone. bawah: lensa bongkaran kamera pocket ditempelkan ke lensa handphone. keduanya menggunakan isolasi untuk merekatkan"]

14242797061839750406
14242797061839750406
[/caption]

Cara memasangkannya pun mudah. Kalau mau sedikit ribet, buatlah peralatan yang bisa menopang handphone sehingga lebih stabil ketika digunakan untuk memotret. Jika pengen cara yang simple, cukup menggunakan isolasi bolak-balik. Dengan sedikit hati-hati, isolasi direkatkan ke lensa bongkaran. Setelah rata dan tidak menutupi lensa, direkatkan ke bagian belakang lensa handphone. Atur posisi supaya tidak menimbulkan efek vignet. Kalau sudah pas, kamera handphone siap digunakan untuk hunting.

Selain itu, masih ada lagi lensa yang tinggal pakai. Lensa tambahan ini banyak dijual dengan harga yang murah. Ada yang tele. Ada yang macro. Bahkan ada yang wide juga. Tergantung kebutuhan dan minat Anda saja. Oh iya, tergantung isi dompet juga.

Jika Anda tertarik untuk menggunakan lensbong dan kamera handphone, berdasar pada beberapa kali ujicoba yang saya lakukan, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan pertama adalah getaran. Karena menggunakan lensa tambahan, kamera handphone menjadi lebih peka akan getaran. Sedikit bergetar atau bergeser, titik fokus akan berubah. Untuk menghindarkan adanya getaran atau gerakan beberapa alternatif bisa dicoba. Tangan harus kuat. Misalnya kedua siku bertumpu pada benda lain. Misalnya lantai, tembok, batu, atau yang lainnya. Jika menemukan obyek yang diam, handphone bisa disandarkan ke obyek lain.

[caption id="attachment_351849" align="aligncenter" width="620" caption="bermain-main dengan lensbong dan kamera handphone"]

1424279907309395251
1424279907309395251
[/caption]

Catatan kedua adalah menentukan fokus. Jika ada pengaturannya, pilihlah “infinity”. Dengan pilihan ini, kita tidak akan direpotkan dengan fokus kamera yang hanya di titik tengah atau bahkan berpindah-pindah. Dengan pilihan ini, kita tinggal memajukan atau memundurkan handphone sampai mendapatkan titik tertajamnya.

Catatan ketiga adalah pencahayaan. Usahakan untuk mendapatkan cahaya yang cukup untuk menghasilkan foto yang optimal. Cahaya yang cukup akan menjadikan foto yang kita hasilkan lebih tajam.

[caption id="attachment_351850" align="aligncenter" width="620" caption="dibutuhkan cahaya yang cukup untuk lebih memudahkan dalam memotret"]

1424280524973621894
1424280524973621894
[/caption]

Selamat mencoba!

[caption id="attachment_351852" align="aligncenter" width="619" caption="bermain-main dengan lensbong dan kamera handphone"]

14242837022040957339
14242837022040957339
[/caption]

[caption id="attachment_351853" align="aligncenter" width="620" caption="bermain-main dengan lensbong dan kamera handphone"]

14242838311207905690
14242838311207905690
[/caption]

[caption id="attachment_351854" align="aligncenter" width="620" caption="tanpa lensbong"]

14242840101889032230
14242840101889032230
[/caption]


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun