Hari Raya Galungan adalah hari besar yang dirayakan oleh umat hindu setiap enam bulan bali (210 hari) atau pada hari Budha Pasaran Kliwon Wuku Dungulan. Jatuh pada tanggal 2 Agustus 2023. Hari Raya Galungan di ikuti oleh semua umat Hindu, untuk pelaksanaanya di Desa Tanon dilakukan pada hari selasa malam, hal ini dilakukan karena melihat umat hindu di daerah tersebut sebagian besar merupakan seorang pekerja sehingga tidak dilakukan pada hari rabu pagi tanggal 2 Agustus 2023
Hari Raya Galungan merupakan tanda kemenangan Dharma (kebenaran melawan Adharma) dirayakan atas terciptanya bumi beserta isinya. Sebelum melaksanakan Galungan terdapat beberapa prosesi yang dilakukan, diantaranya seperti penyucian diri secara lahir dan batin serta memberikan sajen kepada Sang Hyang Widi untuk keselamatan yakni :
Tumpek Wariga dilakukan 25 hari sebelum galungan yaitu pemujaan kepada Sang Hyang Sang Kara sebagai dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuh tumbuhan dengan sesaji berupa bubuh (bubur) sum sum bewarna,Â
Sugihan Jawa adalah pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada diluar diri (Buana Agung),Â
Sugihan Bali adalah penyucian pembersihan yang dilakukan didalam diri (Buana Alit),Â
Hari Panyekeban bertujuan untuk mengekang diri agar tidak melakukan hal hal yang dilarang oleh agama,Â
Hari Penyaja'an adalah ketika hari ini umatt hindu akan digoda oleh sang Buta Dungulan sebagai ujian tingkat pengendalian untuk mlangkah lebih dekat menuju Galungan,Â
Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan hindu memasang Penjor sebagai simbol rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan Sang Hyang Widi.Â
Hari Raya Galungan
Perayaan Galungan yang dilakukan di Desa Tanon tepatnya di Pura Sri Aji Jayabaya pada hari selasa 1 Agustus 2023 yang dimulai pada pukul 19.00 oleh Rama Mangku melakukan ritual sembahyang, setelah sembahyang selesai dilanjutkan Dharmawacana oleh bapak Radi salah satu pemuka agama Hindu, beliau menyampaikan tentang konsep Teteken tindak kang tumoto, pratandaning dadi manusia kang utomo, yang berisi bahwa ketika manusia berperilaku sopan santun maka hidupnya akan tertata, beliau juga menyampaikan bahwa menurut Bhagavadgita adhidaya 4 sloka 6 yaitu ketika manusia kehilangan dharma maka dunia akan jatuh pada kekacauan, beliau menekankan bahwa berbuat dharma sangatlah penting dan ketika dharma menghilang dari dunia maka kekacauan yang akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H