Mohon tunggu...
Yulianus Suhartono
Yulianus Suhartono Mohon Tunggu... Lainnya - Y. Suhartono

Di sinilah saat ada waktu luang, kita sebentar mampir mengunjungi indahnya aneka peristiwa hidup. Duduk di teras ditemani secangkir kopi, duduk santai barang 20 sampai 30 menit, melepas lelah guna merajut ide-ide baru sebagai bekal menata hidup semakin baik di bandingkan hari kemarin. Jangan bosen singgah setiap hari di sini. Terima kasih ( Y. Suhartono, penunggu rumah ).

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Gelisah Menunggu Godot

26 Oktober 2021   17:47 Diperbarui: 26 Oktober 2021   17:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar 1,5 jam pagelaran berlangsung. Tiba-tiba  layar panggung ditutup, lampau ruangan dinyalakan 'byaaar'. Itu semua tanda pertunjukkan telah selesai. 

Satu persatu penonton pun beranjak pulang kembali ke dunia nyata. Dunia yang ada  terbentang ribuan kemungkinan maupun harapan. Siapapun tanpa kecuali diberi kebebasan memilih dan mewujudkannya.

Namun hukum dunia ternyata membutuhkan proses, tidak serta merta 'sim salabin' terjadi sebagaimana yang dilamunkan. Semuanya, membutuhkan aksi bukan berhenti pada mimpi. Menghadapi hal ini, banyak orang menjadi gelisah saat menunggu terwujudnya  mimpi.

Sebab, kepastian akan masa depan tidak otomatis bisa digenggam sempurna.  Akibatnya, bila kita menguasai diri, gelisahlah yang terjadi

Memang, gelisah adalah rasa yang tidak mungkin bisa dipisahkan dengan  kodrat manusia.  Tanpa kecuali, siapa pun pernah mengalami; sebut saja  dari mulai perkara sederhana hingga saat berhadapan dengan pertanyaan rumit, seperti :  seputar asal, makna, arah tujuan hidup ini; kegelisahan pun muncul. 

Tindakan apa yang dilakukan orang guna menjawab atas kegelisahan hidup ini?

Sebuah PR yang patut kita pikirkan. Tunggu saja di tulisan berikutnya. Yang sabar menunggu ya? (*) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun