[caption id="" align="alignleft" width="480" caption="Aktivitas Kopwan Karya Perempuan Mandiri (Dokumentasi YSKK) "][/caption] Ketua Koperasi Wanita (Kopwan) Karya Perempuan Mandiri, Ngatemi (48), mengaku kewalahan melayani anggota koperasi pasca uji coba membuka kantor pelayanan koperasi setiap hari Rabu. Menurutnya setelah 2 bulan berjalan, aktivitas pelayanan yang terjadi tidak hanya simpan-pinjam. “Pelayanan ternyata tidak hanya simpan-pinjam, tapi juga menampung uneg-uneg (curahan hati) dari para anggota koperasi terkait masalah ekonomi dan masalah yang lainnya. Sampai-sampai kita kewalahan melayaninya,” terangnya, pada rapat pengurus koperasi, Selasa, 4 Maret 2014, di desa Watusigar kecamatan Ngawen kabupaten Gunungkidul. Meskipun kantor hanya buka mulai pukul 12.00 s/d 16.00 WIB namun hal ini dirasa cukup efektif bagi pengurus koperasi lainnya. Menurut bendahara koperasi, Jumikem (39), “Setelah kantor dibuka setiap hari Rabu, angsuran lebih tertib dan tidak ngantri, Mbak,” ujarnya. Pembukaan kantor yang pada awalnya hanya melayani aktivitas simpan-pinjam tersebut, kini menjadi ruang konsultasi baik bagi anggota koperasi maupun masyarakat umum. Sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan pelayanan terhadap anggota koperasi, pengurus koperasi sepakat menjadikan ruang konsultasi sebagai agenda reguler yang dibuka bersamaan dengan dibukanya kantor pelayanan koperasi. Ruang konsultasi tersebut menjadi ruang yang strategis untuk mengakomodir kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat umum, khususnya anggota koperasi. Melalui “curahan hati” para anggota, koperasi mampu mengetahui seberapa jauh manfaat yang dirasakan oleh anggota serta mengetahui kebutuhan para anggotanya. Tidak hanya bagi anggota, melalui ruang konsultasi tersebut koperasi juga bisa menggunakannya sebagai media sosialisasi keberadaan koperasi. Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berkoperasi, sehingga iklim koperasi akan semakin meningkat. Dan keberadaan koperasi mampu menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi di dalam masyarakat. “Ruang konsultasi inilah yang membedakan Kopwan Karya Perempuan Mandiri dengan koperasi pada umumnya, Mbak,” ujar Ngatemi. *** Penulis : Yuliana Editor : Amy Supadmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H