Menurut ahli neurosains, Sinestesia terjadi karena adanya gangguan pada fungsi syaraf di otak yang berkaitan dengan sensori dan persepsi. Kondisi tersebut disebabkan oleh kuatnya koneksi antar bagian otak sehingga disaat salah satu sensori bekerja, merangsang sensori lainnya bekerja dalam waktu bersamaan sehingga menimbulkan sensasi persepsi yang unik.
Adalah Francis Galton (1822--1911) sepupu Charles Darwin yg tertarik meneliti fenomena Sinestesia, namun sayang penelitiannya baru dilanjutkan pada akhir tahun 1970 oleh Richard Cytowic seorang pakar neurosains, lalu diikuti oleh para ahli lainnya di berbagai negara.
Fenomena Sinestesia juga menggugah didirikannya assosiasi di berbagai negara yang aktif melakukan sosialisasi melalui beragam kegiatan diantaranya seminar di kampus-kampus ternama.
Jika ingin mengetahui bagaimana keseharian seorang penyandang Sinestesia, bisa kita lihat pada salah satu tokoh dalam film Korea berjudul 'A Girl Who Sees Smells.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H