Untuk itu kami pernah meminta bantuan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan untuk memberikan solusi, tapi hingga saat ini belum ada tawaran alternatif solusinya.Â
Kedua, keterbatasan pustaka terutama buku-buku muatan lokal berbahasa Sunda. Untuk buku-buku lain, sementara ini boleh dibilang ketersediaannya cukup memadai karena kami sering mendapatkan donasi buku dari berbagai pihak.Â
Donasi buku terbanyak kami dapatkan dari Toko Buku Lumpurmas dan Asep Mulyana, Alumni Fisipol UGM Yogyakarta. Namun dari berbagai sumbangan buku yang kami terima hingga saat ini hampir tidak ada donasi buku berbahasa Sunda.Â
Padahal banyak sekali siswa dan guru yang mencari buku, terutama novel bernuansa muatan lokal yakni buku-buku berbahasa Sunda sehingga berulang kali kami terpaksa mengecewakan mereka.Â
Tiga tahun lalu, pada peresmian YRBK, Ibu Walikota Banjar sebenarnya sudah menjanjikan akan memberi donasi khusus untuk pengadaan buku berbahasa Sunda di RBK. Namun hingga saat ini, janji itu belum terrealisasi.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H