Mohon tunggu...
Ruang BacaKomunitas
Ruang BacaKomunitas Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Literasi

Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

DisKo di Ruang Baca Komunitas

28 April 2019   12:40 Diperbarui: 2 Mei 2019   15:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu masih banyak cerita seputar kegiatan DisKo yang telah kami selenggarakan dari waktu ke waktu, terutama dengan memanfaatkan hari-hari besar untuk kegiatan diskusi tematik yang relevan. Namun yang terutama tentu kaitannya dengan bagaimana mempromosikan pentingnya budaya literasi di kalangan anak muda, baik pelajar maupun mahasiswa. Budaya literasi tentu saja tidak terbatas pada kegemaran membaca, tapi juga membiasakan diri untuk menulis.

Membaca dan menulis ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama. Keduanya sama pentingnya untuk didorong dalam rangka menumbuhkan budaya literasi secara terintegrasi. Karena itu, DisKo berikutnya kami proyeksikan bukan saja sekadar diskusi biasa yang menyemangati kita untuk rajin membaca, namun sekaligus juga harus memacu dan memicu agar para pegiat literasi lebih tertarik dan tertantang untuk berkarya dalam bentuk tulisan. Mulai awal 2018 lalu kami mencoba memulai, misalnya dengan mengundang orang-orang yang sudah memiliki karya untuk mempresentasikan karyanya, termasuk bagaimana proses kreatif dalam melahirkan karya buku tersebut.

Pada 17 Mei 2018, bertepatan dengan Hari Buku Nasional (Harbuknas), misalnya, kami mengundang Saeful Hadi, guru sekaligus Kepala Perpustakaan SMAN 2 Banjar. Ini contoh prototype guru kreatif dan produktif. Dari tangannya sudah terlahir belasan buku, baik novel, kumpulan puisi, maupun buku pelajaran Sosiologi yang diampunya. Hebatnya lagi, semangat dan kreatifitasnya itu dia tularkan kepada para siswanya sehingga ada banyak siswa bimbingannya yang juga berhasil melahirkan karya buku.

Pengalaman dan proses kreatif seperti ini yang kami bagikan dalam DisKo Harbuknas di YRBK. Dengan begitu, semangat Harbuknas tidak hanya diperingati sebatas seremonial belaka, tapi diwujudkan dengan contoh-contoh konkret dan inspiratif. Inilah sekelumit cerita tentang DisKo yang kami harapkan dapat menjadi wadah dan media alternatif sesuai motto kami: reading, sharing, networking. DisKo diharapkan dapat menjadi salah satu model pembelajaran sekaligus variasi kegiatan agar giat literasi tidak menjemukan. Forum DisKo juga sekaligus ingin menawarkan kesetaraan, karena siapapun memiliki kesempatan untuk saling memberi, saling menerima, saling berbagi, saling menyemangati dan saling menginspirasi satu sama lain.*

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun